Berita Terkini Pamekasan

Tradisi Karapan Sapi Madura Tetap Pertahankan Pakem tapi Sistem Perlombaan Kini Lebih Modern

Budaya karapan sapi di Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur terlestarikan dengan baik. 

Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Taufiq Rochman
Istimewa
LESTARIKAN KARAPAN SAPI - Perlombaan karapan sapi di Lapangan Bhurunan, Desa Murtajih, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan, Madura yang digelar Sabtu (20/9/2025) kemarin.  

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian

TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Budaya karapan sapi di Kabupaten Pamekasan, Madura terlestarikan dengan baik. 

Para pengerap sapi, masih berpegang teguh pada budaya lama yakni mengadu sapi menggunakan paku yang digosokkan ke bagian bokong sapi. 

Tujuannya, agar sapi berlari kencang saat penjoki mengendalikan sepasang sapi penarik kereta kayu dalam acara Karapan Sapi. 

Ketua Pakar Sakera (Sapi Kerapan) Pamekasan, H. Muhammad Fahrur Rozi mengamati mulai dulu masyarakat Madura khususnya Pamekasan sangat antusias sekali dengan adanya karapan sapi

Kata dia, karapan sapi adalah budaya warga Madura yang tidak boleh ditinggalkan. 

Bahkan dia meminta para generasi muda terus meningkatkan budaya karapan sapi ini agar tidak tergerus kemajuan zaman. 

Baca juga: Daftar Juara Lomba Karapan Sapi Pamekasan 2025, Siap Berlaga di Piala Presiden

“Kalau bentuk karapan sapinya tidak ada perubahan, tetap pakai kekerasan, pakai pakem,” kata H. Muhammad Fahrur Rozi, Senin (22/9/2025). 

Menurut H. Rozi, dahulu pernah diterapkan karapan sapi dengan dua versi, pertama memakai pakopak, dan kedua memakai paku. 

Namun para pengerap sapi di Madura memilih mempertahankan budaya lama yakni mengerap sapi memakai paku. 

“Itulah yang diikuti oleh semua pemilik sapi sampai sekarang,” jelas H. Rozi. 

Saat ini, lanjut H. Rozi, gelaran lomba karapan sapi tidak sampai berhari-hari, berbeda dengan zaman dahulu yang sekali perlombaan memakan waktu sampai tiga hari. 

Untuk saat ini, lomba karapan sapi di Madura, dalam waktu sehari selesai karena ada penghitungan waktu. 

“Sudah diberi waktu 3 menit, nomor urut sapi yang akan dilepas dari nomor 1, 2 dan 3 sudah sudah antre di belakangnya, jadi sekarang sudah berubah,” syukurnya. 

H.Rozi merinci, pengerap sapi di Pamekasan yang masih aktif lebih dari 60 pasang sapi. 
  
Saat ini, lanjut dia, meski banyak pasang sapi yang akan tampil di ajang perlombaan karapan sapi tidak membuat panitia khawatir memakan waktu lama. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved