Berita Viral

Menag Nasaruddin Umar Anggap Guru ‘Nabi Kecil’: Memintarkan Anak Orang, Bukan Cari Uang

Menurut Menteri Agama Nasaruddin Umar, guru bertugas memintarkan anak orang alih-alih mencari uang.

Editor: Mardianita Olga
Tribunnews.com/Jeprima
PROFESI GURU - Menteri Agama Nasaruddin Umar saat menyampaikan hasil sidang isbat penetatpan 1 Dzulhijjah 1446 H di Kantor Kemenag Jakarta pada 27 Mei 2025. Dia kini menyampaikan sepatah kata tentang profesi guru dalam acara Pembukaan Pembelajaran Pendidikan Profesi Guru (PPG) Batch 3, Rabu (3/9/2025). 

TRIBUNMADURA.COM - Profesi guru disinggung Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar saat Pembukaan Pembelajaran Pendidikan Profesi Guru (PPG) Batch 3, Rabu (3/9/2025).

Sang menteri memuji profesi guru yang begitu mulia di hadapan para pengajar di UIN Jakarta, Tangerang Selatan.

Saking mulianya, dia menganggap guru adalah nabi kecil yang perlu menjaga sikap.

"Guru itu mestinya Nabi kecil ya, harus menjauhi dosa, bukanlah seorang guru kalau langganan dosa, kumpul kebo melakukan perzinahan, itu enggak guru itu," ucap Nasaruddin, melansir dari Kompas.com.

Khususnya guru agama, pria yang juga Imam Besar Masjid Istiqlal itu mengingatkan agar materi yang diajarkan ke murid juga diterapkan ke kehidupan sehari-hari.

"Seorang guru itu harus suci di langit suci di bumi. Kalian tidak gampang menjadi seorang guru, kalau enggak sanggup lebih baik serahkan mandatnya," imbuhnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Google News TribunMadura.com

Baca juga: Ikut Gerak Jalan, Bu Guru Mendadak Lemas Lalu Ambruk, Suasana Seketika Panik dan Kini Penuh Tangisan

Niat tulus sangat diperlukan bagi guru karena ganjarannya sangat besar.

"Insya Allah pekerjaan yang paling mulia itu adalah memintarkan orang yang bodoh itu amal jariyah, lebih buat amal jariyahnya," ucap dia.

Amalan jariyah tersebut merupakan imbalan pahala dari sebuah amalan yang terus mengalir tanpa putus meski pelakunya sudah meninggal dunia.

Sebab itu, guru hendaknya fokus mengajar alih-alih mencari uang.

Jika niat sudah melenceng, Nasaruddin menyarankan para pengajar beralih profesi menjadi pedagang.

"Guru itu tujuannya mulia, bagaimana memintarkan anak orang itu tujuannya, bukan cari uang. Kalau mau cari uang jangan jadi guru, jadi pedagang lah," tuturnya.

Lebih lanjut, Nasaruddin menyebut bahwa guru yang profesional harus memiliki empat kriteria, pertama adalah learning how to learn. 

"Kemudian learning how to teach, bagaimana guru harus mampu mendidik muridnya belajar. Ketiga adalah teach how to learn, mengajarkan bagaimana belajar. Terakhir teaching how to teach, mengajarkan bagaimana seharusnya mengajar yang baik," ucapnya.

Baca juga: Ngaku Gaji tak Cukup Padahal Belum Terima Gaji, Guru Honorer di Jember Gadaikan Laptop Sekolah

HIKMAH RAMADAN - Menteri Agama Republik Indonesia, Prof Dr KH Nasaruddin Umar menulis artikel berjudul
HIKMAH RAMADAN - Menteri Agama Republik Indonesia, Prof Dr KH Nasaruddin Umar menulis artikel berjudul "Merawat Kemabruran Puasa, Memahami Peringkat Doa" yang ditayangkan pada Selasa (11/3/2025). (Dok via Tribun Network)

Sosok Nasaruddin sudah tak asing di bangku pemerintahan.

Dia sudah tergabung di Kementerian Agama (Kemenag) di era Presiden ke-7 Joko Widodo sebagai wakil menteri periode 2011 sampai 2014.

Pada Kabinet Merah Putih di pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, dia dipercaya sebagai Menteri Agama.

Pria kelahiran Bone, Sulawesi Selatan, 23 Juni 1959 ini juga merupakan Imam Besar Masjid Istiqlal.

Dia menghabiskan masa sekolah hingga universitas di Kabupaten Wajo dan Kota Makassar, Sulsel

Barulah dia mengenyam pendidikan S2 sampai S3 di Jakarta.

Baca juga: Sosok Chandra Kirana, Guru MAN 2 Pamekasan 31 Tahun Setia Mengabdi Terima Satyalancana dari Presiden

Nasaruddin juga aktif berpartisipasi sebagai mahasiswa tamu di sejumlah universitas seperti di Mc Gill University, Leiden University, dan Paris University.

Hal senada juga diungkap oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tuban, Jawa Timur, usai kasus kekerasan seksual terhadap siswa SMP di wilayahnya.

Dia mengingatkan agar sekolah menjadi tempat pendidikan yang aman bagi anak, Selasa (19/8/2025).

Plt Kepala Dinas Pendidikan Tuban, Fien Roemini Koesnawangsih, menjelaskan bahwa terkait kasus tersebut pihaknya belum melakukan pemanggilan pihak sekolah, sebab Dinas baru menerima informasi ini.

“Kita belum panggil, baru kemarin dapat info. Kejadian ini sendiri ternyata sudah sejak 2024,” ujarnya.

Fien menilai, sekolah seharusnya mampu memberikan rasa aman bagi siswa agar kasus serupa tidak terulang kembali.

Selain itu, untuk penindakan hukum, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan aparat penegak hukum agar oknum guru tersebut mendapat hukuman setimpal.

Baca juga: Guru SDIT Al Hidayah Sumenep Wajib Setor Dana Sertifikasi, Yayasan: Kalau Tak Setuju Silakan Mundur

“Seharusnya pihak sekolah memberikan rasa aman bagi semua siswa agar tidak terulang. Nanti akan kita koordinasikan dengan Polres,” imbuhnya.

Ia menegaskan, seorang guru wajib menjadi panutan bagi muridnya. Jika tidak memiliki akhlak baik, maka seseorang tersebut tidak pantas disebut sebagai guru.

“Guru itu harus menjadi contoh, memiliki akhlak baik, dan menjadi panutan murid. Oknum guru yang berbuat seperti ini tidak layak dipertahankan,” bebernya.

Tindakan tegas dirasa perlu di berikan sebab dampak dari perbuatan pelaku yang dengan tega mencabuli muridnya sendiri. Dapat menimbulkan dampak psikologis yang berat bagi korban.

“Tindakan ini bisa merusak psikologis anak secara berat. Karena itu kasus ini harus menjadi perhatian bersama,” pungkasnya.

----- 

Berita viral dan berita seleb lainnya.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved