Berita Lumajang
Nasib Ratusan Warga Terdampak Erupsi Semeru Lumajang, Pilih Mengungsi di Rumah Kerabat
Pemerintah Kabupaten Lumajang turut menyoroti fenomena para warga terdampak erupsi Semeru yang memilih mengungsi di rumah kerabat
Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Januar
Ringkasan Berita:
- Banyak warga terdampak erupsi Semeru memilih mengungsi di rumah kerabat, terutama di wilayah Candipuro, sementara yang tidak memiliki kerabat ditampung di Kantor Kecamatan Candipuro.
- Pemkab Lumajang melarang pengungsian liar dan posko bantuan tidak resmi, karena tidak memenuhi standar layanan dasar dan berpotensi menimbulkan risiko kesehatan, keamanan, serta mengacaukan distribusi bantuan; seluruh pengungsian harus berada di bawah SKPDB.
Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Erwin Wicaksono
TRIBUNMADURA.COM, LUMAJANG - Pemerintah Kabupaten Lumajang turut menyoroti fenomena para warga terdampak erupsi Semeru yang memilih mengungsi di rumah kerabat daripada di pengungsian, Minggu (20/11/2025).
Bupati Lumajang, Indah Amperawati Masdar menjelaskan warga terdampak erupsi Semeru kebanyakan memiliki kerabat di wilayah Candipuro sehingga tinggal sementara di wilayah tersebut.
"Pengungsian ada di beberapa titik, tapi yang terbanyak kalau di (Kecamatan Candipuro) itu berada di keluarganya masing-masing. Keluarga yang berada dalam zona aman. Dan sebagian yang tidak memiliki keluarga di sana ditampung di Kantor Kecamatan Candipuro," ujar Indah ketika dikonfirmasi.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Lumajang melarang adanya pengungsian liar dan posko bantuan tidak resmi selama masa darurat erupsi Gunung Semeru.
Baca juga: Pembersihan Sisa Erupsi Semeru Terkendala Sumber Air, Warga Diminta Hindari Jalur Gladak Perak
Sekretaris Daerah Kabupaten Lumajang, Agus Triyono menjelaskan seluruh layanan pengungsian harus berada di bawah kendali satu komando resmi, yakni Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana (SKPDB).
Menurut Agus penataan tersebut agar pelayanan dapat berjalan optimal, aman, dan terukur
Kata Agus, pengungsian liar umumnya tidak memiliki standar pelayanan minimal seperti listrik, air bersih, fasilitas kesehatan, dan keamanan.
Hal ini berpotensi menimbulkan risiko kesehatan, kebakaran, atau gangguan keamanan bagi pengungsi.
Adanya pengungsian liar dikatakan Agus membuat distribusi bantuan menjadi tidak terukur, sulit dipertanggungjawabkan serta berisiko tumpang tindih
“Pengendalian di bawah satu komando resmi memastikan setiap warga terdampak dapat dipantau kondisinya secara menyeluruh. Kebutuhan medis, pangan, dan keamanan bisa terpenuhi secara terencana,” beber Agus.
Perkembangan jumlah pengungsi
Di sisi lain, perkembangan jumlah pengungsi sebagaimana data Pusdalops BPBD Lumajang per Sabtu (22/11/2025) malam disebutkan bahwa jumlah pengungsi saat ini berjumlah 646 jiwa dari jumlah awal yang mencapai 1.187 jiwa.
Di wilayah Pronojiwo yang paling parah terdampak pengungsi terdampak ada di SDN 4 Supiturang sebanyak 214 jiwa kemudian disusul di posko pengungsian SMPN 2 Pronojiwo sebanyak 192 pengungsi.
Warga yang mengungsi di rumah-rumah kerabat sebanyak 239 jiwa.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com
| Seusai Ngaji, Santri Diberi Minum Cairan HCL oleh Senior, Seketika Muntah dan Lambung Luka |
|
|---|
| Fenomena Misteri Para Siswa SD di Lumajang yang Sering Bawa Pulang Menu MBG: Perlu Dikomunikasikan |
|
|---|
| Lumajang Geger, Suami Habisi Nyawa Pria yang Diduga Pernah Goyang Istrinya |
|
|---|
| Aktivitas Gunung Semeru Meningkat, Ada 2 Kali Erupsi, Keluarkan Material Vulkanik hingga 1 Kilometer |
|
|---|
| Ibu Rumah Tangga Meninggal Dunia saat Lihat Karnaval Sound Horeg, Dokter: Mengalami Henti Jantung |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/madura/foto/bank/originals/Suasana-pengungsian-di-posko-SMPN-2-Pronojiwo-Lumajang-tampak-warga-sedang.jpg)