Kesenian Ludruk di Pamekasan Tak Dapatkan Job, Harapkan Ada Perhatian dari Pemerintah Setempat
Nasib kesenian ludruk di Pamekasan kian terpuruk karena sepi job, berharap ada perhatian dari pemerintah setempat.
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Aqwamit Torik
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian
TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Nasib kesenian Ludruk di Pamekasan sudah beberapa tahun terakhir ini kian terpuruk.
Bahkan pernah terjadi satu group Ludruk dalam setahun tidak pernah mendapatkan job untuk tampil.
Kosala Mahinda, salah seorang pemillik grup ludruk Panti Budoyo di Pamekasan juga menyayangkan minimnya perhatian pemerintah terhadap kesenian asli Jawa Timur ini.
• BREAKING NEWS: Vanessa Angel Pakai Baju Tahanan Jalani Pemeriksaan Kasus Prostitusi Online
• Gelar Aksi Demo di Depan DPRD Sumenep, Massa Desak Dibukanya Jalur Independen Usung Capres 2019
"Kalau dulu biasanya kita ditampilkan dalam acara hari jadi Pamekasan dan Agustusan. Sudah beberapa tahun terakhir ini, sudah tidak ada lagi undangan tampil. Kita juga punya grup wayang dan keleningan," kata Kosala Mahinda kepada TribunMadura.com, Kamis (7/2/2019).
Sementara dalam grup ludruk yang dipimpinnya ada sekitar 20 orang anggota pemain ludruk.
Mereka ini, kata Kosala Mahinda, bukan ingin mendapatkan penghasilan dari kesenian Ludruk, namun lebih kepada keinginan untuk melestarikan kesenian ludruk tersebut.
"Kalau ingin hidup dari Ludruk sudah tidak mungkin, tapi para pemain Ludruk ini hanya bertujuan untuk melestarikan budaya bangsa sendiri," ujarnya.
• Ahmad Dhani Tempati Sel Mapenaling Selama Ditahan di Rutan Klas I Surabaya
Disisi lain kata Kosala Mahinda, pemerintah melalui Dewan Kesenian Pamekasan (DKP) harus mencetak seniman-seniman muda Ludruk, agar kesenian Ludruk di Pamekasan tidak punah.
"Kalau ini dibiarkan, maka pemain Ludruk itu akan habis, dengan begitu kesenian ludruk akan punah dengan sendirinya. Karenanya saya berharap kepada pemerintah untuk menyikapi semakin berkurangnya seniman Ludruk di Pamekasan," harap Kosala.