Berita Sampang
Dinkes Sampang Optimis Kasus Kusta di Sampang Akan Nihil, Peran Kiai dan Tokoh Dibutuhkan, Kenapa?
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sampang prediksi pada tahun 2019 kasus kusta menurun di Kabupaten Sampang.
Penulis: Hanggara Pratama | Editor: Aqwamit Torik
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Hanggara Pratama
TRIBUNMADURA.COM, SAMPANG- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sampang prediksi pada tahun 2019 kasus kusta menurun di Kabupaten Sampang.
Penurunan kasus kusta di yakini oleh Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Hanian Maria, karena di tahun sebelum-sebelumnya kasus kusta di Kabupaten Sampang selalu mengalami penurunan secara drastis.
"Pada tahun sebelumnya pernah mencapai 900 lalu turun 500 kemudian turun lagi sekitar 400, dan hingga di tahun 2018 mencapai 322 kasus," ujar Hanian Maria saat ditemui, Sabtu (2/2/2019).
• Kasus Kusta di Kabupaten Sampang Capai 322 Kasus pada 2018, Mayoritas Kawasan Utara
• Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim Ajak Pemain Timnas Makan Nasi Bungkus di Grahadi, Ternyata Isinya?
• Gubernur Jatim Khofifah Akui Akan Bangun Sport Center di Jatim Sekelas GBK, Lokasinya?
"Alhamdulilah setiap tahunnya Kabupaten Sampang selalu mengalami penurunan angka kasus Kusta," tambahnya.
Ia pun menjelaskan secara umum kasus kusta di Provinsi Jawa Timur yang selama ini sudah banyak mengalami penurunan, karena dalam 5-10 tahun yang lalu penanganan kasus kusta di lakukan secara besar-besaran dengan langsung mencari orang yang terkena Kusta.
"Sehingga di Provinsi Jawa Timur saat ini dalam status eliminasi kusta, dalam arti Jatim mampu meminimaslir angka Kasus Kusta," jelasnya.
Selain itu, Dinkes Sampang juga optimis di tahun 2025 kasus kusta di Kabupaten Sampang dalam status nihil.
Adapun usaha yang di tekankan kedepan yang dilakukan oleh Dinkes dalam penanganan Kasus tersebut, yaitu menghilangkan stigma para penyandang kusta dan masyarakat.
Karena menurut pihaknya masyarakat menilai penyakit kusta terlalu berlebihan sehingga penyandang kusta malu untuk berobat.
"Cara kita menghilangkan stigma tersebut lewat tokoh masyarakat yaitu Kiai dan ulama untuk melakukan pencerahan kepada masyarakat sekitar," tutupnya.