Banjir Sampang
Diterjang Banjir, Pagar SMPN 2 Sampang Ambruk dan Porak-porakda Sepanjang 13 Meter, Dinas Tak Peduli
Diterjang Banjir, Pagar SMPN 2 Sampang Ambruk dan Porak-porakda Sepanjang 13 Meter, setelah banjir bandang menerjang Kota Sampang. Dinas Tak Peduli.
Penulis: Hanggara Pratama | Editor: Mujib Anwar
Laporan wartawan TribunMadura.com, Hanggara Pratama
TRIBUNMADURA.COM, SAMPANG - Pagar sekolah SMPN 2 Sampang sepanjang 13 meter ambruk dan hancur setelah diterjang air banjir yang melanda Kota Sampang.
Pantaun Tribunmadura.com, di lokasi, tampak bongkahan sisa material pagar berserakan di area barat SMPN 2 Sampang, yang berada di pinggir sungai.
Ambruk dan hancurnya pagar SMPN 2 Sampang bisa dilihat jelas dari kejauhan, tepatnya dari atas jembatan di Jalan Bahagia Sampang.
Saat di konfirmasi oleh TribunMadura.com, Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Sampang Nurhayati mengatakan pagar ambruk di akibatkan oleh banjir yang melanda sekolahan, Kamis (31/1/2019) hari ini.
Air banjir cukup deras dengan ketinggian hingga mencapai setinggi lutut orang dewasa.
"Kalau kita lihat bukan karena kondisi pagar yang tua, tapi karena tak kuat menahan air banjir yang setiap tahunnya melanda. Sehingga secara perlahan banjir mengikis tembok pagar," ujarnya.
• Air Banjir Tak Kunjung Surut, Sudah Dua Hari Proses Belajar Siswa di Kota Sampang Diliburkan
• Banjir Lebih Cepat Terjang Kota Sampang Dibanding Prediksi BPBD, Warga Panik Untuk Amankan Barang
Menurut Nurhayati, dengan ambruknya pagar sekolah sepanjang 13 meter akibat banjir tersebut membuat dirinya khawatir. Terutama jika dipakai para siswa keluar alias membolos dari sekolah saat jam pelajaran.
Untuk itu, pihaknya menghimbau kepada semua guru agar selalu memantau ruangan kelas sektor barat untuk menjaga siswa tidak bolos.
"Saya juga memgintruksikan kepada sejumlah guru laki-laki untuk membuat pagar sementara dari bambu," jelasnya.
Robohnya pagar tidak hanya kali saja dialami oleh SMPN 2 Sampang. Sebelumnya hal yang juga sudah pernah terjadi.
"Kejadian pertama tahun 2013, banjir yang menerjang juga membuat pagar di area belakang sekolah ambruk. Lalu yang kedua tahun 2019 ini," ucapnya.
• Dua Hari Diguyur Hujan, 16 Dusun di Dua Kecamatan di Bangkalan Tergenang Banjir Hingga 1 Meter
• Banjir Terjang Kota Sampang, Pedagang Pasar Rakyat Rongtengah Jualan di Trotoar Meski Merugi
Setelah mendapat musibah tersebut, pihak sekolah sebenarnya pada tahun 2013 sudah melaporkan kejadian itu ke Dinas terkait, tapi hingga saat belum pernah ada respon.
"Begitupun dengan kejadian kali ini, juga saya sudah laporkan secara tertulis kepada Kasi di Dinas terkait," tegas Nurhayati.
"Kami berharap tahun ini sekolah mendapat respon terkait ambruknya dan rusaknya pagar sekolah akibat banjir," imbuhnya.
Sebelumnya, akibat banjir yang menerjang Kota Sampang, sejumlah sekolah meliburkan proses belajar mengajar, Selasa (29/1/2019). Salah satunya, Yayasan Sosial dan Pondok Pendidikan Islam Nurul Hidayat.
TK Nurul Hidayat yang berada di Jalan Bahagia Kecamatan/Kabupaten Sampang, tampak digenangi banjir hingga setinggi lutut orang dewasa.
Akibatnya, ruangan kelas dan kantor sekolah semuanya tergenang air Banjir Sampang.
Demikian juga dengan tempat permainan anak-anak, juga tak lupuk dari tergenang air yang penuh lumpur.
• Lompat Jendela Berbuat Mesum dengan Janda, Pasangan Selingkuh di Sumenep Dikepung Warga Lalu Dikeler
• Mau Pulang ke Rumah Merayakan Hari Ultah Istri, David Malah Dapati Istrinya Tewas Dengan Selingkuhan
• Gara-gara Kaki Terkilir, Bapak 6 Anak ini Enam Kali Cabuli Siswi SMP di Magetan Hingga Hamil 8 Bulan
Kepala Sekolah TK Nurul Hidayat Dewi Trisna mengatakan, sudah dua hari lembaga yang dipimpinnya meliburkan proses belajar mengajar bagi para siswa taman kanak-kanak.
"Itu kami lakukan, karena air banjir sudah masuk ke dalam kelas," ujarnya, kepada Tribunmadura.com.
Rabu (30/1/2019) besok, Dewi Trisna juga berencana kembali meliburkan para siswanya. Karena kondisi masih belum memungkinkan.
"Dengan kondisi berlumpur dan licin, pastinya belum kondusif buat anak-anak dan bisa mengganggu kesehatan," jelasnya.
Selain itu, banjir di Kota Sampang juga membuat sejumlah pedagang di Pasar Rakyat Rongtengah berpindah tempat di bibir Jalan Raya Trunojoyo Sampang, tepatnya sebelah utara dari Polsek Kota Sampang, Selasa (29/1/2019).
Tampak sekitar pukul 06.00 WIB, para pedagang mulai berdatangan dari arah selatan.
Namun perjalanan mereka terhenti oleh air banjir setinggi betis orang dewasa yang menggenangi Jalan Raya Trunojoyo Sampang.
Begitupun dengan Pasar Rakyat Rongtengah yang tergenang oleh luapan air sungai tersebut.
• Mau Ledakkan Batu di Perbukitan Gunung Kenek Pamekasan, Muhebbi Malah Tewas Mengenaskan
• Langsung Tokcer, Andik Vermansyah dan Aleksandar Rakic Bawa Madura United Kalahkan Cilegon United
• Andalkan Rasa, Begini Proses Mendebarkan Yon Taifib Angkat 3 Korban Avanza Tercebur Sungai Brantas
Sehingga para pedagang memilih tetap berjualan. Namun lokasi jualan berpindah ke ke pinggir jalan alias di trotoar.
Salah satu penjual ikan laut, Masruroh (34) mengatakan dirinya akan tetap berjualan meski dalam kondisi banjir, agar bisa memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya.
Meski demikian, banjir yang menerjang Kota Sampang membuat dirinya mengalami kerugian hingga 50 persen, karena dagangannya menjadi tidak laku.
"Pembeli di sini sekarang sepi Mas karena banjir. Yang beli paling sebagian orang yang kebetulan lewat saja," ujarnya.
Para pelanggannya yang rumahnya terkena banjir lebih disibukkan mengurus dan mengungsikan perabotan rumah agar tidak tergenang air banjir.
Keluhan senada disampaikan Romlah (52), pedagang lainnya. Menurutnya, dia sudah berjualan di Pasar Rakyat Rongtengah selama 20 tahun.
Pedagang tahu dan sayur itu sering berjualan di bibir jalan jika Pasar Rakyat Rongtengah mengalami banjir. Sehingga ia merasa sudah terbiasa mengalami kondisi seperti ini.
• BREAKING NEWS - Khawatir Lari dan Hilangkan Barang Bukti, Vanessa Angel Resmi Ditahan Polda Jatim
• Setelah Lebih Setahun, Tengkorak Pertapa yang Hilang di Gunung Budheg Tulungagung Akhirnya Ditemukan
• Setelah Lebih 40 Tahun Mati, Jalur Kereta Api di Madura Mau Diaktifkan Lagi, 2030 Diprediksi Operasi
Namun, dirinya mengaku barang dagangannya lebih laku berjualan di dalam pasar dari pada di pinggiran jalan.
"Makanya banyak barang dagangan saya yang masih tersisa," ucapnya, kepada TribunMadura.com.
Untuk itu, para pedagang pun berharap pemerintah mampu menanggulangi bencana rutinan ini, agar mereka bisa lebih stabil menopang perekonomian keluarganya.