Berita Blitar
Kisah Antok, Pegawai Honorer yang Berpenghasilan Rp 15 Juta Per Bulan Berkat Usaha Ternak Kelinci
Kisah Antok, Pegawai Honorer yang Berpenghasilan Rp 15 Juta Per Bulan Berkat Usaha Ternak Kelinci.
Penulis: Imam Taufiq | Editor: Mujib Anwar
Karena itu, usaha beternak kelinci saat ini salah satu pilihan usaha yang menjanjikan. Selain, bisa ditinggal kerja lainnya, juga perawatan tak rewel.
Pasalnya, tak mudah terkena penyakit. Hanya saja, peternak harus tahu karakter kelinci. Misalnya, rumput yang masih segar itu jangan langsung dimakankan atau menunggu layu, supaya tak kembung.
Kapan memulai usaha, Antok mengaku tahun 2017 lalu. Itu diinspirasi dari kesukaannya pada kelinci. Ditambah, hewan itu merupakan kesukaan anak kecil sehingga mudah dipasarkan. Apalagi, itu juga bisa dikonsumsi. Malah, saat ini lagi ngetrend masakan rica-rica kelinci dan sate kelinci.
Termasuk, juga banyak perusahaan yang membeli daging kelinci buat campuran snack tertentu karena dagingnya empuk.
Karena itu, ia nekat mengawali usahanya itu pertama kali, dengan membeli 10 ekor kelinci betina. Itu buat indukan. Saat itu, ia belum beli pejantannya namun masih pinjam ke temannya, yakni satu ekor pejantan buat dikawinkan dengan 10 ekor indukannya.
"Saat itu, kandangnya buat sendiri dan tak beli karena memanfaatkan bambu bekas. Bahkan, kawatnya pun, juga bekas dari kandang ayam. Biayanya, hanya beli 10 indukan seharga Rp 1,5 juta saat itu (2017)," paparnya.
Tak disangkanya, dalam waktu sebulan, 10 indukan yang diperlihara itu jadi anak pinak, hingga mencapai 60 ekor. Sebab, per indukan rata-rata melahirkan 6 sampai 8 ekor.
"Awalnya, itu dibeli teman-teman saya sendiri sehingga kami belum sempat memasarkan ke orang lain," ujarnya.
Namun, lama kelamaan, usahanya itu kian didengar orang sehingga banyak orang yang memesannya. Bahkan, saat ini dia mengaku kewalahan untuk memasok pasar karena pembelinya justru dari luar kota.
Misalnya, Pasuruan, dan Jakarta. Rata-rata mereka pesan 30 kg daging kelinci atau tanpa tulang. Harganya sama dengan harga per ekor kelinci yakni Rp 150 ribu per kg-nya.
"Saat ini kami ya kewalahan. Namun, yang kami utamakan pasar lokal dulu," tegasnya.
Untuk mendapatkan 20 liter itu, kencingnya kelinci itu dimasukkan ke jurigen yang disiapkan di bawah gandang.
"Di bawah ram-raman kawat itu, kami siapkan plat seng, agar bisa menampung kencing. Di seng, kami buatkan selang atau paralon, yang masuk ke jurigen yang ada di bawah kandang," paparnya.
Tak hanya mencari keuntungan, Antok juga siap membagikan ilmunya, jika ada orang yang mau belajar beternak kelinci. Caranya, datang ke rumahnya, dan akan dibimbing bagaimana jadi peternak kelinci sukses.
"Kuncinya di antaranya, selain serius juga harus telaten karena yang dirawat itu hewan kecil, bukan seperti kambing, yang bisa dibiarkan begitu saja," pungkasnya.