Pejabat Korea Utara Kagumi Sistem Pengolahan Air Limbah Menggunakan Ikan Lele di Surabaya

Pejabat Korea Utara Kagumi Sistem Pengolahan Air Limbah Menggunakan Ikan Lele di Surabaya

Penulis: Delya Oktovie | Editor: Aqwamit Torik
TRIBUNMADURA.COM/DELYA OKTAVIE
Tiga pejabat dari Korea Utara, yakni Ri Song dari Korea Cities Federation, Park Chang Hun Wakil Ketua Komite Masyarakat Kota Pyongsong, Pyongan Utara, dan Kim Jong Ho Direktur Departemen Luar Negeri dan Komite Masyarakat Pyongan Utara, mengunjungi RT 02 RW 08 Genteng Candirejo yang dikenal sebagai kampung olahan herbal, Sabtu (4/5/2019). 

TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Wilayah RT 02 RW 08 Genteng Candirejo yang dikenal sebagai kampung olahan herbal ini kembali mendapat lima tamu istimewa.

Di antaranya, terdapat tiga pejabat dari Korea Utara, yakni Ri Song dari Korea Cities Federation, Park Chang Hun Wakil Ketua Komite Masyarakat Kota Pyongsong, Pyongan Utara, dan Kim Jong Ho Direktur Departemen Luar Negeri dan Komite Masyarakat Pyongan Utara.

Mereka tak sendirian, melainkan ditemani oleh kedua anggota UCLG ASPAC, yakni Sekretaris Jenderal Bernadia Irawati Tjandradewi dan David A. Sagita.

Syahri, Fasilitator Lingkungan dan Ketua RT 02 RW 08 Genteng Candirejo, mengatakan tujuan awal kunjungan para pejabat Korea Utara ini adalah untuk mempelajari UKM digital serta olahan herbal.

Sempat Banjir Ucapan Selamat, Ahmad Dhani & Istri Gagal Jadi DPR, Mulan Makan Bakso di Pinggir Jalan

Pria yang Sebut Habib Rizieq Cucu Anjing di WhatsApp (WA) Grup, Minta Maaf di Hadapan FPI dan Polisi

Meski Meraih 35 Ribu Suara, Ahmad Dhani Tetap Tidak Lolos ke Senayan, Juga Tiga Artis Ternama ini

Namun, begitu sampai di kampung, Syahri menyebut ketiga pejabat justru tertarik dengan seluruh program utamanya pengolahan air limbah yang dilakukan di bawah tanah, tepat di dekat pintu masuk kampung.

"IPAL kami ini air bakunya berasal dari 50 rumah, lalu kami tambahkan lele sebagai fermentasi. Lele ini sebagai penanda manakala air limbah masyarakat kandungan kimianya terlalu tinggi, mereka mati," tuturnya, Sabtu (4/5/2019).

Hasil air tersebut nantinya akan dibuat untuk menyiram tanaman, dijadikan air kolam lele, mencuci motor, dan lain-lain.

Park Chang Hun pun memberikan pujiannya langsung kepada Syahri.

Ia mengatakan, sebagai seorang pemimpin, Syahri telah melakukan pekerjaan yang baik.

"You did a really good job," pujinya.

Menurut Mahardika F. Rois, Ketua Karang Taruna Genteng Candirejo yang juga dosen Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), menyebut selama kunjungan, para pejabat menyatakan keinginannya untuk mengadaptasi apa yang sudah dikerjakan oleh warga Genteng Candirejo.

Sistem pemberdayaan masyarakat Korea Utara yang menganut top-down, alias seluruh perencanaan berawal dari pemerintah, sangat berbeda dengan di Surabaya yang bottom-up.

Sehingga, bila pemerintah lepas tangan, program seringkali terhenti.

Sedangkan program yang berawal dari masyarakat seperti di Surabaya, disebut-sebut bisa memiliki umur yang lebih panjang.

Laga Uji Coba Arema FC Vs PSIS Semarang Sepi Peminat, Milomir Seslija Beri Tanggapan Begini

Mobil Avanza Terbakar di Tol Jombang-Mojokerto, Jadi Kerangka dalam 15 Menit Akibat Mesin Korslet

Manajemen Lion Air Pastikan Nonaktifkan Izin Terbang Oknum Pilot Memukul Pegawai Hotel di Surabaya

"Maka dari itu, mereka ingin mengadopsi, bahkan menduplikasi teknik-teknik seperti aquaponik dan hidroponik," ujarnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved