Pemilu 2019
Bermula Ketemu Ulama Kharismatik saat Umrah, Mahasiswa ini Malah Lolos 'Jadi' DPRD Pamekasan Termuda
Bermula Ketemu Ulama Kharismatik saat Umrah, Mahasiswa ini Malah Akan Menjadi Anggota DPRD Pamekasan Termuda.
Penulis: Muchsin Rasjid | Editor: Mujib Anwar
Dikatakan, karena saat itu dirinya masih kuliah dan akan menghadapi ujian skripsi, sementara skripsinya baru mengajukan judul kepada dosen pembimbingnya.
Maka dirinya harus pandai mengatur waktu, antar persiapan membuat skripsi dengan menemui masyarakat kampanye untuk dirinya.
Namun menjelang hari H, waktunya banyak tersita untuk caleg, sehingga skripsinya belum sempat dilanjutkan.
• HASIL AKHIR PILPRES di Jatim, Prabowo Raih 8,4 Juta & Menangi 6 Daerah, Tapi Kalah Telak Dari Jokowi
• Hasil REAL COUNT KPU Pilpres di MADURA - Skor Akhir 3:1 Duel Prabowo Vs Jokowi, Ini Hasil Lengkapnya
• Sebut People Power Premasnisme Politik, PWNU Jatim Minta Warga Tak Terpancing Gagasan Amien Rais ini
Ia berjanji akan menyelesaikan pembuatan skripsinya itu setelah pemilu selesai atau sebelum pelantikan dirinya sebagai anggota DPRD Pamekasan.
Diakui Moh Khomarul Wahyudi, semula dirinya tidak punya cita-cita untuk menjadi wakil rakyat.
Tetapi ketika ia umrah pada 2018 lalu, di Madinah bertemu dengan KH Mohammad Rofii Baidawi, pengasuh Ponpes Al Hamidy, Palengaan, Pamekasan, yang merupakan salah satu kiai kharismatik yang disegani di Pamekasan.
Saat itu, kata Wahyu, KH Mohammad Rofii Baidawi menanyakan padanya kenapa tidak mencalonkan diri sebagai caleg, sebagai penerus almarhum ayahnya.
Mendapat pertanyaan itu, Wahyu kaget dan tidak menjawab ia atau tidak. Ia hanya berfikir, kenapa dirinya diminta untuk jadi caleg.
Merasa mendapat dukungan ulama, walaupun bukan dari dapilnya, kemudian Wahyu menemui ibunya memberitahu keinginan dirinya untuk jadi caleg.
• Tokoh Ulama dan Agama di Bangkalan Ramai-ramai Tolak People Power, Begini Warning yang Disampaikan
• Motor Adu Moncong Dengan Pikap di Pamekasan, Tiga Orang Tewas Mengenaskan, 2 Korban Adalah Siswa SMA
• Kawanan Begal di Bangkalan Kembali Beraksi, Mahasiswa UTM Madura Terkapar dan Motornya Digondol
Kala itu ibunya menolak dan tidak mengizinkan dirinya jadi caleg. Ibunya masih trauma dengan almarhum ayahnya dan meminta dirinya mencari pekerjaan lain saja, tidak usah beniat jadi caleg.
Selanjutnya ia salat istikharah meminta petunjuk kepada Allah. Setelah dirinya yakin, ia kembali menemui ibunya minta doa restu sambil mengatakan, jika rezeki, jodoh dan maut itu semua kehendak Allah SWT.
Tapi kala itu, ibunya masih belum mengiyakan. Barulah beberapa hari kemudian, ibunya memberi restu padanya.
Setelah mendapat restu ibunya, Moh Khomarul Wahyudi mendatangi beberapa guru sekolahnya, paman dan bibinya serta sejumlah familinya pamit untuk minta dukungan dirinya menjadi caleg.
Begitu mendapat dukungan, ia menemui dosen di kampusnya minta izin menjadi caleg.
Ditanya di Dewan itu banyak politisi senior, sedang dirinya masih muda dan pemula, ia mengaku tidak merasa canggung.