Pilpres 2019

Nasib Prabowo Bak Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Kalah Suara di Pilpres Hingga Koalisi Setengah Hati

Tercatat, Prabowo meraih simpati suara sebanyak 68.650.239, sedangkan petahana Jokowi lebih unggul mendapatkan 85.607.362 suara.

Editor: Aqwamit Torik
Kolase TribunMadura.com (Sumber: Tribunnews dan Instagram)
Jokowi - Maruf dan Prabowo - Sandi di Pilpres 2019 

Nasib Prabowo Bak Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Kalah Suara di Pilpres Hingga Koalisi Setengah Hati

TRIBUNMADURA.COM - KPU RI resmi mengumumkan hasil Pemilu 2019 yang menyatakan bahwa pasangan calon nomor urut 01, Jokowi-Maruf memenangkan Pilpres 2019 dengan raihan suara 55,50% sedangkan pasangan nomor uirut 02 Prabowo-Sandi hanya mampu meraih suara sebanyak 44,50%.

Hasil tersebut resmi dikeluarkan KPU sebelum masa tenggat pengumuman berakhir pada 22 Mei 2019.

Tercatat, Prabowo meraih simpati suara sebanyak 68.650.239, sedangkan petahana Jokowi lebih unggul mendapatkan 85.607.362 suara.

BPN Prabowo - Sandiaga Uno menolak hasil Pilpres 2019 pada sidang pleno KPU.

Fakta Terbaru MUTILASI di Pasar Besar Malang, Korban Tak Bisa Penuhi Nafsunya Sugeng Resmi Tersangka

Puluhan Bus Massa Aksi 22 Mei dari Jawa Timur Menuju Jakarta Sudah Berangkat, FUI: ini Aksi Damai

Sugeng Resmi Tersangka Mutilasi di Pasar Besar Malang, Tapi Korbannya Hingga Kini Masih Misterius

Pihaknya tak menandatangani berita acara hasil rekapitulasi suara Pilpres 2019.

"Kami, saya Azis Subekti dan Pak Didik Haryanto sebagai saksi dari BPN 02 menyatakan menolak hasil Pilpres 2019 yang telah diumumkan," kata saksi BPN, Azis dikutip dari Kompas.com.

Saksi BPN Prabowo - Sandi saat menolak menandatangani hasil Pemilu 2019 dari KPU
Saksi BPN Prabowo - Sandi saat menolak menandatangani hasil Pemilu 2019 dari KPU (Kompas)

Laporan kecurangan ditolak Bawaslu

Selain perolehan suara ditekuk paslon 01, laporan dugaan kecurangan yang diajukan ke Bawaslu RI pun ditolak.

Alasan Bawaslu menolak karena BPN hanya membawa print out berita online.

Bukti print out berita online itu disebut belum memenuhi syarat dalam ketentuan perundangan-undangan.

Mestinya, bisa didukung juga dengan bukti lain, seperti dokumen, surat, dan video bukti adanya kecurangan.

"Print out berita online tidak bisa berdiri sendiri, melainkan didukung dengan alat bukti berupa dokumen, surat, maupun video yang menunjukkan adanya perbuatan masif yang dilakukan oleh terlapor yang terjadi paling sedikit di 50 persen dari jumlah daerah provinsi di Indonesia," kata Ratna Dewi Pettalolo dalam siaran Kompas TV.

Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto saat memberikan pernyataan politik didepan masa pendukungnya pada acara mengungkap fakta-fakta kecurangan Pilpres 2019 yang diselenggarakan oleh BPN di Hotel Grand Sahid Jaya, Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (14/5/2019). Pada pernyataannya, Prabowo Subianto menyatakan akan menolak hasil penghitungan suara Pemilu 2019 yang dilakukan oleh KPU RI.
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto saat memberikan pernyataan politik didepan masa pendukungnya pada acara mengungkap fakta-fakta kecurangan Pilpres 2019 yang diselenggarakan oleh BPN di Hotel Grand Sahid Jaya, Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (14/5/2019). Pada pernyataannya, Prabowo Subianto menyatakan akan menolak hasil penghitungan suara Pemilu 2019 yang dilakukan oleh KPU RI. (Tribunnews/Jeprima)

Penolakan tersebut membuat BPN 02 buka suara.

Pihaknya mengaku tengah mencari formulasi yang tepat terkait laporan dugaan kecurangan Pilpres 2019.

"Kami sedang mencari formulasi yang cocok dan tepat karena memang tak mudah mengkaitkan antara peristiwa, bukti dan realita di lapangan, tapi kami berusaha keras untuk beberapa laporan," ujar Direktur Advokasi dan Hukum BPN, Sufmi Dasco Ahmad.

Selanjutnya, BPN akan menggabungkan laporan yang ditolak Bawaslu dengan bukti-bukti lain yang ditemukan.

"Laporan yang tadi belum dapat diterima akan digabungkan dengan laporan-laporan berikut yang akan kami sampaikan," ujarnya.

BREAKING NEWS - Diduga Mau ke Jakarta Bawa 4 Bom Molotov, 54 Orang Pamekasan Diamankan di Suramadu

Aksi People Power 22 Mei, Polres Sumenep Temukan 60 Orang Warga Sumenep Hendak Berangkat ke Jakarta

Aktivitas Bekas Lokalisasi di Blitar, Siang Hari Bulan Puasa Tetap Layani Tamu Berbuat Tak Senonoh

Sebelumnya, dugaan kecurangan yang ditemukan kubu 02 dibongkar Sandiaga Uno.

Ia menyebut, satu di antara orang penting pendukung Jokowi - Maruf Amin, ada yang tertangkap basah terkait politik uang.

Pendukung paslon 01 itu tertangkap akibat ratusan amplop berisi uang yang dibawanya.

"Kita juga mencium politik uang yang sangat tajam, salah satu orang penting 01 tertangkap," kata Sandiaga Uno dalam video siaran langsung di akun Facebook Prabowo Subianto, Selasa (14/5/2019).

Praktik politik uang ini disebut Sandiaga Uno tak hanya terjadi di satu tempat, di tempat lain pun banyak ditemukan.

"Praktik kotor ini terjadi bukan hanya di satu tempat tapi di banyak tempat," katanya.

Ia pun mencontohkan, temuan politik uang itu banyak dialami masyarakat di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

"Dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, masyarakat cerita bagaimana gelombang politik uang," kata Sandiaga Uno.

Tak hanya itu, ia pun menyebut banyak di antara aparat desa dan kepala pemerintahan yang dipaksa untuk memilih paslon tertentu saat perhelatan Pilpres 2019.

Selain itu, ada pula temuan lain berkaitan hak memilih yang tak terpenuhi.

Sandiaga Uno menyebut, masih banyak masyarakat yang tak diundang untuk menggunakan hak pilihnya.

KPU Umumkan Lebih Cepat Inilah Hasil Pilpres 2019, Suara Prabowo 68,6 Juta Jokowi Tetap Menang Tebal

Koalisi setengah hati

Tak hanya itu, sikap koalisi Prabowo pun kini kerap mengundang pertanyaan juga kehebohan di antara para pendukungnya di media sosial.

Dua di antaranya adalah Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY.

Keduanya secara terbuka bertatap muka memenuhi undangan Jokowi dan elite politik lain pendukung 01.

Pertemuan mereka pun menimbulkan berbagai spekulasi dan tuduhan tertentu yang dikaitkan dengan Pilpres 2019.

Zulkilfi Hasan Ucapkan Selamat ke 01

Zulkifli Hasan terekam kamera menjabat tangan Maruf Amin sambil mengucapkan selamat terkait Pilpres 2019.

Kemudian, ketum PAN itu langsung memeluk Maruf Amin.

"Selamat Pak Kiai, selamat. Sudah saya bilang tadi, walaupun nanti tanggal 22, saya sudah ucapkan selamat tadi," kata Zulkifli Hasan dalam video berita Kompas TV.

Jokowi bersama ketua umum PAN, Zulkifli Hasan
Jokowi bersama ketua umum PAN, Zulkifli Hasan (istimewa)

Momen ini terjadi saat keduanya bertemu di acara buka bersama, Minggu (19/5/2019).

Kepada awak media, Zulkifli Hasan mengaku, akan menanti hasil resmi pengumuman dari KPU pada 22 Mei mendatang terkait Pilpres 2019.

"Ya nanti kita tunggu tanggal 22. Siapa pun nanti setelah hasil manual. Yang belum ada hak, bisa ke Mahkamah Konstitusi," ujarnya.

 Ia mengaku, siapa pun yang terpilih menjadi pemimpin negara, bisa kembali mempersatukan bangsa Indonesia.

"Yang penting yang menang itu siapa buat saya, yang bisa menjalin kembali merah putih, yang bisa menjadi bapak bangsa mempersatukan kita," kata Zulkifli Hasan.

Promo KFC Hari Kebangkitan Nasional, Dapatkan Cashback hingga 70 Persen Hari Ini, Simak Caranya

Selain itu, ia pun mencuri perhatian karena duduk di tengah-tengah pihak pendukun paslon 01.

Hal ini terlihat dari postingan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

Pada postingan foto tersebut Zulkilfi Hasan tampak tersenyum lebar menghadap kamera.

Zulkifli Hasan bersama politisi lainnya mengenakan kompak mengenakan pakaian muslim dan peci.

"PKB, PAN, PDIP, Nasdem, Perindo...

Malam ini semua tidak puasa! @zul.hasan," tulis Cak Imin pada keterangan fotonya, Minggu (19/5/2019).

Ponakan Mahfud MD, Hairul Anas Suaidi Dikenal Cerdas Sejak Kecil, Impiannya Ingin Seperti BJ Habibie

Sikap AHY Pun Menjadi Sorotan

Pertemuan AHY di antara tokoh yang kebanyakan merupakan pendukung Jokowi - Maruf Amin pun menjadi perbincangan.

Hal ini berawal dari kehadirannya di Bogor, pada Rabu (15/5/2019).

Komandan Komando Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat ini duduk di antara sejumlah tokoh politik sekaligus kepala daerah

Mulai dari Ridwan Kamil, Emil Dardak, Airin Rachmi, Bima Arya, dan Yenny Wahid.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur NTB Zulkilfimansyah, Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak,Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute Agus Harimurti Yudhoyono, Bupati Banyuwangi Azwar Anas, Wali Kota Tanggerang Selatan Airin Rachmi Diany, dan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur NTB Zulkilfimansyah, Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak,Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute Agus Harimurti Yudhoyono, Bupati Banyuwangi Azwar Anas, Wali Kota Tanggerang Selatan Airin Rachmi Diany, dan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto. (Kompas.com)

Keberadaan AHY di sana pun kembali dikaitkan pada Pilpres 2019.

Sebelumnya, AHY pun sempat memenuhi undangan Jokowi yang merupakan capres nomor urut 01 di Istana Negara, Jakarta.

Pertemuan mereka pun sempat menjadi sorotan dan menimbulkan berbagai spekulasi terkait merapatnya AHY ke Jokowi.

Padahal, AHY disebut bertemu dengan Jokowi untuk silaturahmi dan meredam ketegangan pasca Pilpres 2019.

"Silaturahmi, menyamakan persepsi, komunikasi, meredam ketegangan, kan baik-baik aja," kata Pramono Anung.

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Pukulan Keras Bagi Prabowo: Hasil Pilpres Ditekuk 01, Ditolak Bawaslu, Sikap Koalisi Dipertanyakan

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved