Berita Pamekasan

Menilik Makna Pakaian Adat Madura, Motif Loreng Merah Putih Ternyata Punya Arti Tersendiri

Pakaian adat Madura berwarna loreng merah putih ternyata punya makna, apa saja ya?

Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM/KUSWANTO FERDIAN
Nurul Maulidi memakai pakaian adat Madura di Aula Pendopo Ronggosukowati Pamekasan, Sabtu (27/7/2019). 

Pakaian adat Madura berwarna loreng merah putih ternyata punya makna, apa saja ya?

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian

TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Orang Madura memang identik dengan pakaian loreng merah putih.

Pakaian adat Madura ini paling banyak ditemukan pada tukang penjual sate.

Pakaian adat Madura ini biasanya dilengkapi dengan kaus dan celana hitam longgar.

NCT Datang ke Konser EXO Planet #5 - EXplOration, Pakaian Serba Putih Taeyong Jadi Sorotan Penggemar

Hanbin eks iKON Terjerat Skandal Narkoba, Han Seo Hee Dituduh Jadi Biang Keladi B.I Hengkang Grup

Biasanya, pakaian ini digunakan laki-laki Madura saat perayaan adat atau kegiatan tertentu.

Pakaian adat Madura ini dikenal dengan nama Pesaan.

Orang Madura melengkapi pakaian Pesaan dengan penutup kepala berbahan dasar kain yang disebut dengan Odheng.

Lalu, mereka juga melengkapinya dengan sabuk Katemang dan sarung kotak-kotak.

"Pakaian adat ini memiliki arti filosofis," kata staf Disparbud Pamekasan, Nurul Maulidi kepada TribunMadura.com, Sabtu (27/7/2019).

Kill This Love BLACKPINK Pecahkan Rekor MV Paling Cepat yang Raih 500 Juta View, Kurang dari 3 Bulan

BLACKPINK Dinobatkan Jadi Artis K-Pop dengan MV Tercepat Raih 500 Juta Views Lewat Kill This Love

"Baju longgar berwarna hitam menandakan bahwa masyarakat Madura menghargai sebuah kebebasan," sambung dia.

Kaus berwarna belang merah putih menandakan bahwa masyarakat Madura memiliki sifat pemberani, tegas, dan mental pejuang.

Sedangkan Odheng menunjukan tingkat kebangsawanan seseorang.

"Jadi kalau orang itu memakai Odheng, semakin tegak kelopak Odheng yang dipakai, artinya semakin tinggi derajat kebangsawanannya," ujar Nurul Maulidi.

Lebih lanjut, Nurul Maulidi menjelaskan, Odheng memiliki beberapa ukuran dan motif.

Jika dilihat berdasarkan bentuknya, Odheng dibagi menjadi dua, yaitu Odheng Peredhan dan Odheng Tongkosan.

"Sementara berdasarkan motifnya Odheng dibagi menjadi motif toh biru, dul-cendul, modang, strojan dan garik," ungkapnya.

"Selain ukuran dan motifnya, ikatan Odheng juga memiliki arti filisofis," tambah dia.

Nurul Maulidi melanjutkan, pada Odheng Peredhan, ujung simpul bagian atas di pelintir ke atas membentuk huruf Alif dalam bahasa Arab.

Sedangkan pada Odheng Tongkosan, ujung simpul bagian atas dibentuk huruf Alif Lam, sebagai penanda keesaan Tuhan.

Hal ini menunjukkan ketaatan masyarakat Madura sebagai pemeluk agama Islam.

"Baju Pesaan ini memiliki aksesoris yang beragam tergantung dari tingkat kebangsawanan," jelas dia.

"Semakin tinggi tingkat kebangsawanan maka semakin banyak aksesoris yang ia kenakan," tandasnya.

Madura United Vs Perseru Badak Lampung FC, Fandry Imbiri Tak Waspadai Satu Nama Pemain Lawan

Beto Goncalves Janji Tampil Maksimal Laga Madura United Vs Perseru Badak Lampung FC, Rindu Cetak Gol

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved