6 Bocah Tenggelam di Bangkalan
Saksi: 6 Bocah Santri Tewas di Bangkalan Sempat Main Tahan Nafas Sebelum Sandal Mereka Mengambang
Kabar tewasnya enam bocah santri di kubangan air Bukit Jaddih, Desa Parseh, Kecamatan Socah, Bangkalan direspon polisi.
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Taufiq Rochman
Ringkasan Berita:
- Enam bocah santri tewas tenggelam di kubangan air bekas galian Bukit Jaddih, Desa Parseh, Kecamatan Socah, Bangkalan, saat mereka lepas pengawasan dan diam-diam menuju lokasi tersebut
- Wakapolres Bangkalan Kompol Hosna Nurhidayah memimpin olah TKP, mendengarkan kesaksian tiga santri remaja yang selamat, termasuk penjelasan bahwa korban sempat bermain tahan napas
- Seluruh korban telah dievakuasi ke Puskesmas Jaddih, keluarga datang menjemput jenazah, dan menolak autopsi setelah proses identifikasi
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Ahmad Faisol
TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Salah satu saksi mengungkapkan detik-detik tewasnya 6 bocah santri di kubangan air Bukit Jaddih, Desa Parseh, Kecamatan Socah, Bangkalan.
Kabar tewasnya enam bocah santri pada Kamis (20/11/2025) direspon sigap polisi.
Wakapolres Bangkalan, Kompol Hosna Nurhidayah memimpin gelaran olah tempat kejadian perkara (TKP) atas tewasnya 6 santri bocah tenggelam menguak sederet fakta pilu, Kamis malam.
Olah TKP yang digelar personel Unit Inafis Satreskrim Polres Bangkalan juga dihadiri sejumlah saksi santri dewasa di sebuah kubangan air Bukit Jaddih, Desa Parseh, Kecamatan Socah.
Baca juga: Identitas Lengkap 6 Bocah Santri Tewas Tenggelam di Kubangan Air Bukit Jaddih Bangkalan
Olah TKP
Di sela gelaran olah TKP, Kompol Hosna didampingi Kapolsek Socah, Iptu Pariadi berdialog dengan beberapa saksi santri yang sudah berusia remaja.
Dalam catatan pihak kepolisian, para saksi itu berinisial AND, RG, dan KL.
“Ada santri selamat dan lapor ke ustadzah kalau adiknya hilang. Santri kecil tadi main tahan napas, tapi tidak balik (muncul) lagi, tiba-tiba sandal mereka ngambang semua,” ungkap saksi AND kepada Hosna.
Beberapa saat sebelum kejadian, lanjutnya, beberapa santri lainnya sedang berlatih untuk persiapan lomba Ilmu Bahasa Arab, Hadist, dan Bahasa Inggris yang akan berlangsung di Kabupaten Mojokerto.
Di sela penjelasan AND, Hosna mempertanyakan kenapa para santri bocah memasuki area TKP?, sementara di situ terdapat sebuah portal.
“Anak-anak kecil memang dilarang ke sana, tapi sembunyi-sembunyi ke sana, (berangkat) satu-satu."
"Pertama turun ke (air) bawah, tiba-tiba hilang, kemudian dibantu sama teman-temannya tetapi hilang semua,” pungkas AND.
Kapolsek Socah, Ipta Pariadi mengungkapkan, informasi awal yang diterima pihak kepolisian berdasarkan data dan keterangan dari sejumlah saksi dan pengurus, awalnya enam bocah santri korban tenggelam itu mengikuti latihan untuk persiapan lomba.
“Namun tanpa diketahui ustad, mereka lepas sehingga sampai lokasi tempat mereka tenggelam, lomba-lomba mewakili Bangkalan."
"Betul, enam korban itu adalah santri. Mereka tenggelam di bekas galian, tadi sempat kami evakuasi ke Puskesmas Jaddih,” ungkap Pariadi.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/madura/foto/bank/originals/Kubangan-air-di-kawasan-Bukit-Jaddih-Bangkalan-merenggut-nyawa-6-bocah.jpg)