Berita Madiun
Bapak Perintis Teknologi BJ Habibie Ternyata Pendiri Pabrik Kereta PT INKA, Begini Perjuangannya
Bapak Perintis Teknologi BJ Habibie Ternyata Juga Pendiri Pabrik Kereta PT INKA, Begini Perjuangannya
Penulis: Rahadian Bagus | Editor: Mujib Anwar
Bapak Perintis Teknologi BJ Habibie Ternyata Juga Pendiri Pabrik Kereta PT INKA, Begini Perjuangannya
TRIBUNMADURA.COM, MADIUN - Bacharudin Jusuf Habibie alias BJ Habibie merupakan Bapak Perintis Teknologi di Indonesia.
Selain berhasil memproduksi pesawat terbang ciptaannya sendiri, BJ Habibie juga merupakan pendiri PT Industri Kereta Api Persero atau PT INKA.
Direktur Utama PT INKA, Budi Noviantoro, menceritakan jasa atau sejarah pendirian PT INKA yang diinisiasi oleh Prof.Dr.Ing BJ Habibie, FREng yang pernah menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi sejak 1978 hingga Maret 1998.
Ia menceritakan, pendirian PT INKA oleh inisiatif BJ Habibie dilatar belakangi beberapa hal.
Yang pertama, kinerja perkeretaapian yang terus menurun yang puncaknya terjadi pada tahun 1970-an.
Saat itu jumlah sarana perkeretaapian di Indonesia seperti lokomotif, kereta penumpang dan gerbong barang yang dimiliki PJKA terus berkurang.
Pada 1939 (Masa pemerintahan Kolonial Hindia Belanda), jumlah sarana lokomotif uap sebanyak 1.260, kereta penumpang 3.550, dan gerbong barang 27.200.
Kemudian pada tahun1953, lokomotif uap menurun menjadi 1.045 dan kereta penumpang turun menjadi 2.810, serta gerbong barang turun menjadi 23.280.
Selanjutnya, puncak penurunan terjadi pada sekitar 1979, jumlah lokomotif uap turun menjadi 549, kereta penumpang turun menjadi 1.420, dan gerbong barang turun menjadi 13.970.
"Jumlah lokomotif uap berkurang karena keberadaannya digantikan oleh lokomotif diesel mulai tahun 1915," kata Budi saat ditemui di tempat kerjanya, Kamis (12/9/2019) siang.
Ketergantungan kepada impor yang berakibat berkurangnya devisa negara.
Tercatat, menjelang tahun 1980, sarana yang diimpor meliputi 63 unit lokomotif diesel, 3 unit lokomotif diesel elektrik serta 5 set KRD dan KRL.
Untuk mengurangi ketergantungan tersebut, pada era 1980-an, Indonesia mengambil model kebijakan susbtitusi impor dan alih teknologi yang digagas oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Kementerian Urusan Peningkatan Penggunaan Produksi
Dalam Negeri (UP3DN).
Kebijakan tersebut berisi bahwa setiap pengadaan sarana kereta api (lokomotif, kereta penumpang dan gerbong barang) oleh PJKA harus dikaitkan dengan impor dalam bentuk terurai untuk dirakit di dalam negeri.
Oleh BJ Habibie, yang saat itu menjabat sebagai Menristek, BPPT dipertajam menjadi strategi transformasi industri dan alih teknologi.
"Beliau ingin sumber daya
manusia (SDM) nasional tidak hanya pintar 'menjahit', tetapi juga harus memiliki kemampuan berkreasi dan berinovasi dalam teknologi perkeretaapian," kata Budi.
Atas inisiasi BJ Habibie, pemerintah mendirikan INKA sebagai wahana
transformasi industri dan alih teknologi perkeretaapian di tanah air.
Sasarannya adalah industri kereta api nasional yang mandiri, lepas dari ketergantungan luar negeri (impor).
Balai Yasa Madiun, merupakan awal sebuah perjuangan berdirinya PT INKA.
Untuk mewujudkan bahwa industri nasional tidak hanya pintar menjahit, dan setelah dihentikannya pengoperasian lokomotif uap tahun 1977, Balai Yasa Madiun yang dulunya digunakan sebagai “bengkel” lokomotif uap mencoba membuat komponen sarana kereta api.
Pada saat itu BJ Habibie berkeyakinan kompetensi Balai Yasa Madiun bisa diasah melalui program “transformasi
industri dan alih teknologi”.
BJ Habibie yakin orang-orang Balai Yasa Madiun siap mendharma baktikan komitmen, dedikasi dan integritas mereka bagi “pabrik sepur” nasional.
"Maka, dibangunlah pabrik kereta api yang berlokasi di area eks Balai Yasa PJKA Madiun," imbuhnya.
Budi menambahkan, tanpa jasa dan perjuangan BJ Habibie, PT INKA mungkin tidak akan pernah ada.
Indonesia akan sangat tergantung kepada negara lain dalam hal pengadaan kereta api.
"Maka wajib hukumnya melanjutkan perjuangan beliau. Menruskan yang sudah dirintis beliau agar Indonesia semakin maju," imbuhnya.
Siang itu, Kamis (12/9/2019), ratusan pegawai PT INKA melakukan salat gaib untuk mendoakan almarhum BJ Habibie yang meninggal pada Rabu (11/9/2019) siang.
Salat gaib digelar di masjid Al-Hadid, kompleks PT INKA.
"Dengan meninggalnya beliau, saya selaku Dirut dan jajaran direksi, serta seluruh karyawan PT INKA Persero mengucapkan Inalillahiwainailahirojiun, semoga almarhum khusnul khotimah
dan yang ditinggalkan mendapatkan tambahan kekuatan iman," tambahnya.
