Peduli Bocah Pamekasan
Bocah 12 Tahun ini Terpaksa Tinggal di Bekas Kandang Ayam Saat Orang Tuanya Kerja, Kisahnya Miris
Hal ini dikarenakan, anak bungsu dari empat bersaudara pasangan dari Latifah (33) dan Hamza (40) ini mengalami gangguan jiwa sejak kecil.
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Aqwamit Torik
Saat siang hari diceritakan Maryam, ibunya ketika datang dari sawah, selalu memberi Efendi makan dan minum, sesekali orang tuanya juga mengajak Efendi bercanda.
Sementara, orang tua perempuan Efendi, Latifah mengatakan, sejak kecil anaknya sudah menderita sakit jiwa.
Karena alasan kesulitan untuk menjaga Efendi, dengan berat hati dia harus memasukkan anaknya ke dalam kandang, apalagi saat dirinya sedang mencari nafkah.
Diakui Latifah, tempat tersebut bukanlah tempat permanen untuk Efendi, melainkan hanya di waktu tertentu saja.
"Saya taruh di situ hanya di waktu tertentu saja, ya ketika saya sedang bekerja pergi ke sawah. Karena di rumah tidak ada siapa-siapa untuk menjaga Efendi. Kalau saya pulang kerja, baru saya keluarkan," katanya.
Latifah juga mengaku, jika anaknya tidak dimasukkan ke dalam tempat tersebut saat dirinya sedang bekerja, dimungkinkan anaknya akan bertindak di luar batas.
Seperti halnya akan melakukan perbuatan di luar batas kewajaran yang bisa membahayakan dirinya.
Pernah suatu waktu Latifah mencoba tidak mengurung Efendi dan ternyata anak bungsunya itu keluyuran, bahkan sering menghilang dari rumahnya.
Selain itu kata Latifah, anaknya jika dilepas, suka memakan apa saja yang ada di sekitarnya dan bisa membahayakan.
"Pernah sekali Efendi luput dari perhatian kami, dia justru hilang dan baru ditemukan di kuburan belakang rumah," ujar Latifah sembari matanya berkaca-kaca.
Tidak hanya itu, Latifah mengutarakan, anaknya diletakkan di tempat tersebut sejak berusia empat tahun ketika Efendi baru belajar merangkak.
Artinya sudah sembilan tahun Efendi merasakan dikurung di tempat tersebut ketika Latifah hendak pergi ke sawah.
Hingga saat ini Latifah mengaku masih belum ada perhatian dari pemerintah setempat.
Ia berharap ada bantuan yang peduli terhadap kondisi anaknya tersebut.
"Karena kami keterbatasan ekonomi, kami tidak mampu untuk membawa anak kami berobat secara terus menerus," ucapnya.