Berita Tulungagung
Dinkes Minta Ibu Hamil Waspadai Penularan Hepatitis B, Sebut Lebih Mematikan Dibanding HIV/AIDS
Ibu hamil diminta mewaspadai penularan penyakit hepatitis B yang dinilai lebih mematikan dibanding HIV/AIDS.
Penulis: David Yohanes | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Ibu hamil diminta mewaspadai penularan penyakit hepatitis B yang dinilai lebih mematikan dibanding HIV/AIDS
TRIBUNMADURA.COM, TULUNGAGUNG - Dinas Kesehatan Tulungagung mengingatkan bahaya penyakit hepatitis B.
Dinkes Tulungagung menyebut, penyakit ini lebih mematikan dibanding HIV/AIDS.
“Keganasan virus hepatitis B ini 100 kali lebih berbahya dibandingkan HIV,” ungkap Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Tulungagung, Didik Eka, Rabu (9/10/2019).
• Dua Pekan setelah Kerusuhan, Sebagian Pengungsi Enggan Kembali ke Wamena, Akui sudah Trauma
• Cerita Korban Kerusuhan Wamena asal Pamekasan, Lihat Massa Tiba-Tiba Tebang Pohon dan Bakar Bangunan
Karena itu, lanjutnya, masyarakat diminta lebih mewaspadai virus ini.
Selama ini penderita hepatitis B tidak sadar telah tertular penyakit yang menyerang hati ini.
Total hingga 70 persen pasien menyadari penyakit ini setelah kondisi kronis.
“Hepatitis B butuh waktu 2-3 tahun untuk membuat penderitanya meninggal dunia," ucap dia.
"Sementara HIV butuh 10 tahun sejak pertama terinveksi,” terang Didik.
• Tribunnews Terima Anugerah Tokoh Standardisasi 2019 dari BSN, Singkirkan Empat Nominasi Lain
• Cara Mengaktifkan Mode Gelap Instagram, Pastikan Dulu Pengaturan Layar di Perangkat Ponsel
Penularan penyakit ini sama seperti HIV, yakni hubungan seksual, transfusi darah, dan jarum suntik.
Gejala yang umum terjadi adalah, kulit menjadi kuning, mual, mudah lelah, dan organ hatinya terkena sirosis yang membuat fungsi hati berkurang.
Penyakit ini belum ada obatnya, namun sudah ditemukan vaksin untuk mencegahnya.
“Untuk pengobatan sama seperti HIV, hanya menekan jumlah virus agar tidak berkembang,” ujar Didik.
Hepatitis B termasuk dalam triple eliminasi yang dicanangkan Kementerian Kesehatan, selain HIV dan sipilis.
• Melaju Kencang, Mobil Honda Brio Hantam Gerobak Bakso dan Kios di Surabaya, Satu Orang Luka Parah
• Jalani Visum, Pemeran Wanita dalam Video Dewasa Pelajar SMK Tuban Mengalami Kerusakan Organ Intim
Karena itu Dinkes terus melakukan screening terhadap ibu hamil yang terjangkit hepatitis B.
Setiap ibu hamil yang positif hepatitis B akan mendapatkan perlakuan, agar tidak menularkan penyakit ke bayinya.
“Hasil screening sejak akhir 2017 sampai sekarang, ditemukan 94 ibu hamil positif hepatitis B," katanya.
"Mayoritas sudah melahirkan anaknya, tapi ada juga yang melahirkan nanti di tahun 2020,” sambung Didik.
Bayi dari ibu positif hepatitis B rentan tertular dan butuh penanganan khusus selama 24 jam pertama.
• Nongkrong di Warung Kopi saat Jam Pelajaran, 15 Pelajar SMK Tuban Terjaring Razia Sayang Satpol PP
Seperti vitamin K, vaksinasni HB nol dan HBIG yang harus di injeksikan pada bayi 12 jam sejak kelahiran.
Waktu 12 jam pertama dianggap masa paling efektif untuk memberikan vaksin hepatitis B.
“Seluruh vasilitas vaksin hepatitis B sudah disediakan pemerintah secara gratis,” tegas Didik.
Karena itu Dinkes Tulungagung meminta setiap temuan ibu hamil positif hepatitis B lekas dilaporkan.
Dengan gerakan triple eliminasi ini, diharapkan tahun 2030 mendatang, tidak ada bayi yang lahir meninggal atau cacat karena HIV, sipilis, dan hepatitis B. (David Yohanes)
• Bank Jatim Diduga Lakukan Pencucian Uang Nasabah, Massa Alpart Kepung Kantor DPRD Pamekasan