Berita Sampang
Sampang Peringkat Atas Angka Kemiskinan se-Jawa Timur, Pendidikan dan Lapangan Pekerjaan Minim
Kabupaten Sampang menempati peringkat atas angka kemiskinan tertinggi di Jawa Timur.
Penulis: Hanggara Pratama | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Kabupaten Sampang menempati peringkat atas angka kemiskinan tertinggi di Jawa Timur
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Hanggara Pratama
TRIBUNMADURA.COM, SAMPANG - Kabupaten Sampang, Madura, menempati peringkat atas angka kemiskinan tertinggi di Jawa Timur.
Data BPS Sampang, Kabupaten Sampang berada di peringkat atas angka kemiskinan tertinggi dari 38 kabupaten di Jawa Timur.
Angka kemiskinan di Kabupaten Sampang pada tahun 2017 sebanyak 23,56 persen atau 225,13 ribu jiwa.
• Mengaku Ingin Tambah Kepercayaan Diri, Dua Maling Motor di Bangkalan Isap Sabu Sebelum Beraksi
• Berpotensi Jadi Objek Wisata Baru Bangkalan, Sungai Lebak Bandaran Dibersihkan dari Sampah
Sedangkan pada tahun 2018, angka kemiskinan di Kabupaten Sampang turun menjadi 21,21 persen atau 204, 60 ribu jiwa penduduk miskin.
Kasi Statistik Sosial BPS Sampang, Nur Amin mengatakan, tahun 2019, angka kemiskinan di Kabupaten Sampang mencapai persentase 21,21 persen atau 204, 60 ribu jiwa.
"Sementara kita hanya bisa bersaing dengan Kabupaten Bangkalan 19 persen," ujarnya kepada TribunMadura.com, Sabtu (2/11/2019).
Dia menjelaskan, dari tahun sebelumnya, angka kemiskinan di Kabupaten Sampang mengalami penurunan.
Namun, kata dia, penurunan angka kemiskinan di Kabupaten Sampang tidak drastis, melainkan hanya dua persen.
• Jelang Pilkades Serentak Sampang, Pria Pembawa Celurit Ditangkap Polisi, Mengaku Untuk Lindungi Diri
• Tak Jera Dipenjara, Pria Sampang Bobol Rumah Saat Pemiliknya Tidur, Hasil Curiannya untuk Foya-Foya
Nur Amin menyampaikan, katagori penduduk miskin di Kabupaten Sampang, yakni penduduk dengan pengeluaran per bulan hanya Rp 300 ribu per orang, dengan kebutuhan untuk asupan makanan.
Katagori miskin ini ditentukan dari garis kemiskinan, yakni non makanan dan makanan.
Sementara orang yang miskin ini 60 persen pengeluarannya pada bahan makanan.
"Sehingga pengukurannya yang dikatakan miskin yakni lebih objektif adalah dari sisi pengeluaran," ucap Nur Ami.
"Itu akan berbanding lurus dengan penghasilan, sedangkan pengeluaran setiap jiwa miskin ini adalah Rp 300 ribu perbulan," jelasnya.
• Beri Janji Palsu ke Kiai untuk Berangkat Umroh, Pria Sampang Dibekuk Polisi, Pasrah Saat Ditangkap
• Balaskan Dendam Kakek 20 Tahun Lalu, Pria di Sampang Ajak Tiga Rekannya Bacok Korban hingga Tewas