Berita Pamekasan
Puluhan Can-Macanan Meriahkan Kirab Budaya Memperingati Hari Jadi Kabupaten Pamekasan ke-489
Acara kirab budaya diselenggarakan di depan Kantor Pendopo Budaya, Jalan Jokotole, Pamekasan, Madura, Minggu (3/11/2019).
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Aqwamit Torik
Puluhan Can-Macanan Meriahkan Kirab Budaya Memperingati Hari Jadi Kabupaten Pamekasan ke-489
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian
TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Puluhan Can-Macanan turut serta memeriahkan acara Kirab Budaya.
Kirab Budaya itu digelar oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Pamekasan dalam rangka memperingati 'Hari Jadi Kabupaten Pamekasan ke-489.
Acara kirab budaya diselenggarakan di depan Kantor Pendopo Budaya, Jalan Jokotole, Pamekasan, Madura, Minggu (3/11/2019).
Can-Macanan ini saat turut serta dalam acara Kirab Budaya tersebut menampilkan atraksi layaknya pencak silat.
Jenis kesenian tradisional Madura yang satu ini, mulai kembali populer di Kabupaten Pamekasan.
Bahannya terbuat dari kayu dan diberi bulu seperti macan.
Di bagian kepala juga berbahan kayu dan dibentuk layaknya wajah macan.
Biasanya, jenis seni tradisional ini dipentaskan saat pagelaran pencak silat, sebagai acara penutup, yakni di bagian akhir, sebelum pertunjukan bubar.
• Bersamaan Adzan Subuh, Nasib Pilu Bayi di Ngawi yang Bikin Geger Warga ini Akhirnya Berubah Total
• Lagi Asyik Pesta di Kamar Kos, Sales Promotion Girl (SPG) Cantik di Surabaya ini Ditangkap Polisi
• Usai Jenguk Bos yang Sakit, Pria ini Diam-Diam Masuk Kamar Pasien Lain, Hal Tak Terduga Dilakukannya
Aksi yang ditampilkan dengan menunjukkan kebolehan kepiawayan pesilat atau pendekar dalam menaklukkan macan, membuat ribuan penonton yang menyaksikan kirab budaya itu tampak terlihat takjub.
Di sejumlah pelosok desa di Pamekasan, kesenian Can-Macanan ini termasuk jenis kesenian tradisional yang mulai populer.
Menurut Rohim, Pemilik Can-Macanan, kesenian tradisional Can-Macanan ini layaknya etnik Thionghoa, yakni Barongsai.
"Can-Macanan harus diperankan dua orang. Di bagian depan sebagai pemegang mulut dan wajah macan atau harimau, sedang dibagian belakang sebagai badan belakang si macan," ujarnya kepada TribunMadura.com saat ditemui di lokasi kirab budaya.
Dalam perkembangannya, lanjut Rohim Can-Macanan tidak hanya dipertontonkan saat pertunjukan seni pencak silat saja, akan tetapi juga sering dipentaskan saat acara pawai, dan kegiatan akhir tahun lembaga pendidikan (imtihan).