Pembunuhan Jember

Ibu Merestui Anaknya Membunuh Surono Juga Jadi Motif Pembunuhan di Jember, Selain Ekonomi dan Asmara

Saat sang anak mengungkapkan ada keinginan untuk membunuh Surono, respon sang ibu justru mengejutkan.

Editor: Aqwamit Torik
Kolase TribunMadura.com (Sumber: Tribun Madura dan Republica/Pixabay)
Lokasi mayat Surono yang dicor di bawah musala dan ilustrasi pembunuhan menggunakan linggis 

Ibu Merestui Anaknya Membunuh Surono Juga Jadi Motif Pembunuhan di Jember, Selain Ekonomi dan Asmara

TRIBUNMADURA.COM, JEMBER - Pembunuhan Surono di Jember selain karena motif asmara dan ekonomi, ternyata ada alasan restu dari ibu yang juga istri dari Surono.

Hal tersebut bermula dari curhatan sang anak yang kesal dengan ayahnya yaitu Surono.

Saat sang anak mengungkapkan ada keinginan untuk membunuh Surono, respon sang ibu justru mengejutkan.

Sang ibu merestui anaknya untuk membunuh Surono.

Selain itu, rencana mereka cukup mulus, bahkan tak terendus oleh tetangga.

Persoalan ekonomi, juga asmara menjadi latar belakang persoalan yang akhirnya menyebabkan anak dan istri kompak membunuh Sugiono, alias Surono, alias Pak Wid (51), warga Dusun Juroju Desa Sumbersalak Kecamatan Ledokombo, Jember.

Surono tewas di tangan anak keduanya, Bahar Mario (25), akhir Maret 2019.

Sang istri, Busani (45) mengamini dan membantu perbuatan sang anak.

Tujuh bulan berlalu, barulah kasus ini terkuak.

Surono ditemukan terkubur di dapur rumahnya sendiri.

"Motif pembunuhan itu karena ekonomi, juga ada dendam yang dilatarbelakangi asmara," ujar Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal saat merilis pengungkapan peristiwa itu di Mapolres Jember, Kamis (7/11/2019).

Kapolres jember AKBP Alfian Nurrizal saat menanyai Bh anak Surono
Kapolres jember AKBP Alfian Nurrizal saat menanyai Bh anak Surono (Dok. Polres Jember)

Suami Marah Saat Ditegur Pulang Malam, Istri Beri Palu, Anak Malah Ngambil Linggis untuk Bunuh Ayah

Baru Kerja 2 Tahun, Karyawan di Surabaya Laporkan Bosnya ke Kantor Polisi, Tilap Uang Perusahaan

Penyanyi Dangdut Cantik Kini Jadi Kepala Desa di Lamongan, ini Responnya Jika Diundang Nyanyi

Surono merupakan petani kopi yang memiliki penghasilan cukup banyak.

Setahun sekali dari hasil panen kopi, dia bisa mendapatkan hasil penjualan antara Rp 90 hingga Rp 100 juta.

Belum lagi, pendapatan dari komoditas pertanian lain yang ditanamnya.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved