Ulama Madura Protes Sukmawati
Ulama Madura Unjuk Rasa Putri Soekarno, Sukmawati yang Dianggap Menista, DPRD Pamekasan Mendukung
Ketua DPRD Pamekasan, Fathor Rohman mengatakan, secara kelembagaan pihaknya mendukung penuh atas tuntutan aksi demonstrasi disampaikan ratusan massa
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Aqwamit Torik
Pelapor Sukmawati adalah perempuan advokat bernama Ratih Puspa Nusanti, yang merupakan anggota Koordinator Bela Islam (Korlabi). ( TribunMadura.com )
Komentar Sukmawati Soekarnoputri Soal Dugaan Penistaan Agama
Putri proklamator Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri membantah dirinya telah menistakan agama Islam.
Diketahui, Sukmawati Soekarnoputri dilaporkan ke polisi karena membandingkan Al Quran dan Pancasila serta membandingkan Nabi Muhammad dan Soekarno.
Pernyataan Sukmawati Soekarnoputri yang diduga menistakan agama itu dilontarkan dalam sebuah diskusi bertajuk "Bangkitkan Nasionalisme Bersama Kita Tangkal Radikalisme dan Berantas Terorisme".
Menurut Sukmawati Soekarnoputri, pemberitaan yang tersebar di media sosial telah diubah oleh orang tak bertanggung jawab.
"Jadi, setelah ibu perhatikan dan ibu amati, saya merasa sangat dirugikan oleh media online yang mempunyai pemikiran usil, tangan-tangan jahil untuk mengubah kata-kata saya dan diedit," kata Sukmawati dalam acara Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Senin (18/11/2019).
Tak cuma itu Sekjen PNI Marhaenisme Ibnu Prakoso menjelaskan saat itu Sukmawati Soekarnoputri hanya mengkutip pertanyaan dari perekrut teroris.
Hal tersebut disampaikan Ibnu Prakoso saat menjadi narasumber di acara Dua Sisi, pada Kamis (21/11/2019).
Ibnu Prakoso menyebut orang-orang yang melaporkan Sukmawati Soekarnoputri ke polisi terkait dugaan penistaan agama, telah termakan hoax atau kabar bohong.

"Judul dari acara forum diskusi tersebut adalah bangkitkan nasionalisme," kata Ibnu Prakoso dikutip TribunJakarta.com dari YouTube TV One, pada Jumat (22/11/2019).
"Kalau kita mendalami ceramah dari ibu itu tidak masalah, karena itu konteknya adalah terorisme,"
"Jadi narasi yang digunakan oleh ibu, 'untuk yang merekrut namanya teroris saya dengar info', info itu tiga kali ini yang dihilangkan,"
"Jadi teman-teman ini korban hoax," imbuhnya.
Ia kemudian membeberkan tiga pertanyaan yang diduga digunakan teroris untuk merekrut anggota baru.