Berita Tulungagung
Dua Pasien DBD di Tulungagung Meninggal Dunia, Dinkes Minta Masyarakat Waspada Sumber Penularannya
Masyarakat Kabupaten Tulungagung diminta waspada adanya penyakit demam berdarah.
Penulis: David Yohanes | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Masyarakat Kabupaten Tulungagung diminta waspada adanya penyakit demam berdarah
TRIBUNMADURA.COM, TULUNGAGUNG - Dinas Kesehatan Tulungagung memperingatkan masyakarat untuk waspada demam berdarah.
Sebab, selama bulan November 2019 ini, beberapa wilayah di Kabupaten Tulungagung sudah mulai turun hujan.
Kondisi ini memicu munculnya 24 kasus demam berdarah.
• Remaja Sedang Buang Air Kecil di Dekat Irigasi, Kaget Melihat Sosok Tergeletak di Parit Tanpa Celana
• Pidato Nadiem Makarim Viral, Pengamat Sebut Bahasan Pendidikan yang Tak Disukai Kini Berubah
• Baru selesai Salat Subuh, Pria Surabaya Buka Pintu Rumahnya, Hal Tak Terduga Terjadi Padanya
Dari jumlah itu, 20 adalah kasus demam dengue (belum ada pendarahan), dan 4 di antaranya kasus demam berdarah dengue (DBD).
Demam berdarah dengue biasanya disebabkan virus DBD strain 1 dan 2, sedangkan DBD disebabkan virus DBD strain 3 dan 4.
Dari 4 kasus DBD yang dilaporkan itu, dua di antaranya meninggal dunia.
“Jadi sudah ada dua pasien DBD yang meninggal dunia pada bulan ini," terang Kasi P2P Dinas Kesehatan Tulungagung, Didik Eka.
"Masyarakat harus mulai waspada,” sambungnya.
Dua korban sama-sama berusia 18 tahun, berasal dari Kecamatan Gondang dan Kecamatan Sumbergempol.
• Wabah Demam Berdarah Dengue Melanda, Peternak Ikan Cupang di Kediri Dapat Berkah
• Tekan Wabah Penyakit Demam Berdarah, Komunitas Patria Cupang Club Bagikan 1.000 Ikan Cupang ke Warga
Dari hasil penelusuran yang dilakukan Dinkes Tulungagung, keduanya tidak pernah pergi ke luar kota, sekurangnya 14 hari terakhir.
Karena itu Dinkes Tulungagung menyimpulkan, sumber penularan DBD ini berasal dari tempat tinggal mereka.
“Karena lingkungan tempat tinggal pasien diyakini sebagai sumber penularan, maka kami lakukan intervensi,” sambung Didik.
Dinkes Tulungagung sudah melakukan pengasapan (fogging) di rumah tempat tinggal korban dan sekitarnya.
Pengasapan dilakukan dalam radius 200 meter, dua kali lipat dari daya terbang nyamuk aides aegypti, vektor penyebar virus DBD.
Selain itu, Dinkes Tulungagung juga sudah melakukan pengasapan di lima desa, sesuai dengan asal para pasien DB.
• Pembangunan Tower Seluler di Kota Blitar Ditolak Warga, Pengelola Klaim Sudah Urus Izin Pendirian
• Tak Kantongi Izin, Pembangunan Tower Seluler Disegel Satpol PP Kota Blitar, Dapat Penolakan Warga
“Kami minta masyarakat kembali menggiatkan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) setiap 7 hari," ucap dia.
"Jangan lebih dari itu, karena telur nyamuk bisa berubah menjadi nyamuk dewasa,” tegas Didik.
Untuk pengasapan, Dinkes Tulungagung juga telah mengganti obat dengan kandungan bahan aktif yang berbeda dengan tahun sebelumnya.
Penggantian obat ini bertujuan agar nyamuk tidak resisten terhadap obat.
Sebab jika nyamuk sudah kebal terhadap obat, maka virus yang dibawanya juga bisa menjadi ganas.
“Jika induk nyamuk sudah membawa virus strain 3 atau 4, telurnya, dan anaknya kelak juga akan membawa virus yang sama,” pungkas Didik. (David Yohanes)
• Pria ini Temukan Benda Tak Terduga Saat Menggali Tanah, Awalnya Ingin Tanam Pohon Alpukat di Lahan
• Viral Video Siswa Panjat Tiang Bendera Saat Upacara Hari Guru, Naik ke Pucuk untuk Betulkan Pengait