Massa Perguruan Silat Bikin Onar Lagi, Rusak Rumah Warga Tulungagung dan Pukuli Anggota TNI Kediri
Massa Perguruan Silat Kembali Bikin Ulah, Rusak Rumah Warga di Tulungagung dan Pukuli Anggota TNI di Kediri
Penulis: David Yohanes | Editor: Mujib Anwar
Massa perguruan silat kembali bikin onar, rusak rumah warga di Tulungagung dan pukuli anggota TNI di Kediri
TRIBUNMADURA.COM, TULUNGAGUNG - Bentrokan antara massa perguruan silat dengan warga kembali terjadi dan pecah di Kabupaten Tulungagung Jawa Timur.
Akibat bentrokan ini, menyebabkan rumah warga rusak dan korban terluka karena dianiaya.
Sebelumnya di Kediri seorang anggota TNI juga babak belur dikeroyok massa perguruan silat, setelah berusaha melerai pertengkaran dengan warga.
Kini, polisi tengah menyelidiki dua kasus tersebut dan menyeret para pelaku untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya dan diproses secara hukum.
Polres Tulungagung sedang menyelidiki video pengeroyokan terhadap pria Tulungagung yang dikeroyok oleh massa pendekar silat.
Massa pendekar silat itu menggunakan atribut Pagar Nusa. Massa saat itu sedang konvoi dari Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.
Rombongan anggota pergurun silat terlibat aksi fisik dengan warga Desa Bantengan dan Desa Sebalor, Kecamatan Bandung, Rabu (25/12/2019).
Dua rumah warga mengalami kerusakan karena aksi saling lempar dua pihak yang bertikai.
Selain itu ada seorang pemotor yang melintas juga menjadi korban pengeroyokan, massa yang mengenakan atribut Pagar Nusa (PN).
Informasi di lapangan menyebutkan, kejadian bermula saat rombongan massa perguruan silat ini konvoi dari Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.
Sesampai di Desa Bantengan, mereka terlibat saling ejek dengan warga Desa Bantengan.
Dari saling ejek, akhirnya mereka terlibat aksi saling melempar.
Polisi berhasil meredakan situasi, dan massa melanjutkan perjalanan.
Namun massa kemudian perpapasan dengan Hendi Widianata, warga Desa Bendorejo, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek di Desa Sebalor, Kecamatan Bandung.
Hendi sempat menepi dan berlindung di balik mobil sedan yang tengah parkir.
Namun setelah kawalan polisi lewat, ada sejumlah orang yang turun dari motor dan mendekatinya.
Hendi sempat ditanya, apakah dari pergurun silat dan dijawab bukan.
Hendi kemudian ditarik dari motornya dan dikeroyok oleh sejumlah orang.
Belum selesai, pria malang ini dimasukkan ke sebuah ruko kosong dan masih dihajar lagi.
Ia kemudian dimasukkan ke dalam parit, dan akhirnya diselamatkan oleh polisi.
Sedangkan satu temannya menyelamatkan diri ke rumah warga setempat.
Kasat Reskrim Polres Tulungagung, AKP Hendi Septiadi membenarkan kejadian itu.
“Kami sudah menerima laporan itu sejak kemarin, dan saat ini sudah dilakukan penyelidikan,” ujar Hendi.
Polisi tengah mengumpulkan barang bukti, termasuk rakaman video dan foto untuk melakukan identifikasi.
Diharapkan dari video dan foto itu bisa mengarahkan siapa saja pihak yang terlibat.
Masih menurut Hendi, sebenarnya polisi melakukan pengawalan massa yang konvoi.
Namun karena ada aksi saling ejek dengan warga, akhirnya terjadi tindakan di luar kontrol.
Setelah kejadian itu pihak PN sudah meminta maaf dan berencana mengganti kerusakan, serta menanggung pengobatan korban.
“Namun ternyata korban menolak upaya perdamaian ini dan menuntut melanjutkan ke ranah hukum,” pungkas Hendi.
Sekretaris PN Cabang Tulungagung, Suwito membernarkan kejadian pengeroyokan oleh massa yang menggunakan atribut organisasinya.
Suwito mempersilakan polisi untuk melakukan proses hukum.
Bahkan Suwito siap membantu polisi, jika ada anggota PN yang terlibat.
“Saya menolak ini dikaitkan dengan PN, karena apa yang dilakukan mereka merupakan aksi individu,” tegasnya.
Pendekar silat keroyok Anggota TNI di Kediri
Dari Kediri dilaporkan, bahwa pengeroyokan oleh para pendekar silat juga dilakukan terhadap anggota TNI di Kota Kediri.
Seorang anggota TNI dari Yonif Mekanis 521, Prada Abdul Mujib menjadi korban pengeroyokan oleh oknum pendekar pencak silat yang konvoi ke Monumen SLG Kediri.
Berikut Kronologi Anggota TNI Dikeroyok Pendekar Pencak Silat yang dipaparkan oleh Kapolres Kediri Kota AKBP Miko Indrayana setelah memeriksa 10 saksi.
Pengeroyokan terhadap Prada Abdul Mujib berlangsung di Jalan Ahmad Yani, Kota Kediri, Sabtu (21/12/2019) malam.
Saat itu Prada Abdul Mujib melihat keributan antara pengendara motor dengan rombongan massa.
Rombongan masssa ini diduga para pendekar pencak silat.
Prada Abdul Mujib bermaksud melerai para pelaku keributan tersebut.
Namun massa tampaknya tidak terima. Mereka melakukan perlawanan dan mengaiaya Prada Abdul Mujib.
Kericuhan ini berlangsung saat rombongan massa pulang dari melihat pertunjukan musik di Taman Tirtoyoso.
Setelah kejadian itu, rombongan berjumlah ratusan pengendara sepeda motor itu kemudian melanjutkan konvoi ke Monumen Simpang Lima Gumul (SLG).
Saat itu, aparat kepolisian dikerahkan ke lokasi untuk membubarkan massa.
Periksa 10 saksi
Sementara itu, penyidik Polres Kediri Kota telah memeriksa 10 orang saksi untuk mengusut kasus pengeroyokan anggota TNI.
Korban terluka di bagian kepala sebelah kanan akibat dikeroyok massa yang diduga dari perguruan silat.
Kapolres Kediri Kota AKBP Miko Indrayana menjelaskan, sejauh ini masih belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka.
"Kami memohon doa dan bantuan masyarakat semoga pelakunya segera dapat diamankan," tandas AKBP Miko Indrayana kepada awak media saat melakukan peninjauan di Gereja Pohsarang, Rabu (25/12/2019).
Terkait dengan permasalahan tersebut, kepolisian telah melakukan pertemuan dengan Komandan Brigif 16 Wirayuda, Komandan Batalyon Mekanis 521 dan Komandan Kodim 0809 Kediri.
Untuk mengusut pelakunya telah dibentuk tim khusus gabungan TNI dan Polri.
"Setiap yang bersalah akan dihukum.
Kita tidak toleransi pada hal-hal yang bersifat anarkisme," tandasnya.
Apalagi anggota TNI yang menjadi korban pengeroyokan sedang bertugas melaksanakan pelayanan kepada masyarakat.
Namun korban malah dianiaya.
Anggota Brimob dikeroyok
Sementara itu, tak lama ini anggota Brimob dikeroyok.
Brigpol Hendra Saut Sibarani, anggota Brimob Polda Riau tewas dikeroyok sekelompok orang di Dekat, ibu kota Kabupaten Yahukimo, Papua, Rabu (18/12/2019).
Selai itu, seorang anggota Polres Yahukimo terluka akibat persitiwa tersebut.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Mustofa Kamal mengatakan, penganiayaan terhadap anggota Polres Yahukimodan anggota Brimob Polda Riau dilakukan sekelompok orang.
“Sekelompok massa yang kini masih diselidiki, mengeroyok anggota Polisi yang sedang melaksanakan tugas,” kata Kamal.
Adapun kronologis kejadian bermula ketika anggota piket Mapolres Yahukimo sedang menyelesaikan persoalan kesalah pahaman antara Camat Distrik Lolat dengan masyarakat Lolat (pak guru).
Pukul 11.27 Wit, pada saat penyelesaian sedang berjalan, seorang warga sipil buang air kecil disamping penjagaan MapolresYahukimo.
“Lalu datang salah satu anggota penjagaan atas nama Bernard Jek langsung menegur pemuda tersebut.
Tapi teguran itu dibalas oleh pemuda dengar kasar, malah memaki anggota jaga dengan kata-kata, gob**, anj** Ba**, makanya siapkan kamar mandi," tutur Kamal.
Selanjutnya terjadi adu mulut antara anggota penjagaan dan pemuda tersebut.
Kemudian seorang warga memanggil warga lainnya yang ada di sekitar penjagaan.
Warga yang berada dipinggir jalan langsung menyerang penjagaan Mapolres Yahukimo.
“Anggota penjagaan berusaha untuk menenangkan sekelompok masyarakat tersebut.
Namun massa tetap bersikap brutal dan memukul KA SPKT Bripka Toniwi Pareme serta melempari anggota yang lain dengan menggunakan batu,” ujarnya.
Setelah kejadian tersebut, kemudian anggota yang berada di Mapolres Yahukimo langsung menuju penjagaan SPKT untuk melerai kerubutan dan menyuruh masyarakat untuk pulang ke rumah masing-masing.
“Selanjutnya, anggota berusaha mencari pelaku yang telah memukul dan melempari anggota.
Tapi saat dilakukan pencarian mendapat serangan dari masyarakat yang berada diseputaran Pasar Lama dan seketika itu anggota langsung mengeluarkan tembakan peringatan ke arah udara,” katanya.
Masyarakat rupanya tidak terima dengan kejadian tersebut.
Massa langsung melakukan tindakan kekerasan secara membabi buta kepada orang yang berada di Jalan Jalur 1 permukiman.
Massa juga membakar dua unit kendaraan masyarakat yang sedang lewat di jalan seputaran Kompleks Ruko Blok B.
“Personil Brimob Polda Riau Brigadir Hendra Saut Sibarani yang saat itu sedang melewati Permukiman Jalur 1 hendak ke arah Pos Brimob kemudian dianiaya sekelompok masyarakat di depan toko Cahaya Yahukimo,” katanya.
Anggota yang berada di lokasi, langsung membubarkan massa yang berada di seputaran Perempatan Pasar Baru.
Sedangkan anggota Brimob Polda Riau yang mengalami pengeroyokan kemudian di bawa ke RSUD Dekai dengan menggunakan mobil Patroli Polsek Kota untuk mendapatkan pertolongan medis.
“Namun Pukul 14.20 Wit, Korban Brigpol Hendra Saut Sibarani anggota BKO Brimob Polda Riau BKO Polres Yahukimo dinyatakan meninggal Dunia oleh pihak RSUD Dekai,” kata Kamal.
Hingga kini pelaku pengeroyokan masih dalam penyelidikan.
“Masih didalami terkait pelaku. Sedangkan anggota PolresYahukimo yang juga dikeroyok atas nama
Bripda Agustinus Nabu mengalami luka pada bagian telinga sebelah kanan akibat dari terkena lemparan batu dari masyarakat.
Sedangkan masyarakat yang luka-luka atas nama Nikolaus Ribo Situr,” katanya.
Saat ini kata Kamal, untuk menenangkan situasi, pihaknya sedang melakukan pendekatan terhadap tokoh-tokoh di Yahukimo.
“Kami sangat menyayangkan kejadian itu," katanya.
Setelah kejadian, kata Kamal, situasi di Kabupaten Yahukimokembali aman dan kondusif.
"Personil Gabungan terus melakukan patroli untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat mengganggu stabilitas keamanan di Kabupaten Yahukimo," ujarnya.
Kepolisian pung mengimbau kepada seluruh masyarakat khususnya di Kabupaten Yahukimo agar tetap tenang.
"Jangan terpancing dengan isu-isu yang tidak benar yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan diantara anak bangsa," pungkas Kamal.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/madura/foto/bank/originals/pengeroyokan.jpg)