Kontainer Isi Sampah Impor Menepi di Pelabuhan Tanjung Priok, DPR RI Minta Kembalikan ke Negara Asal
Sampah-sampah di dalam kontainer itu merupakan barang impor dan dikirim ke Pelabuhan Tanjung Priok.
Sampah-sampah di dalam kontainer itu merupakan barang impor dan dikirim ke Pelabuhan Tanjung Priok
TRIBUNMADURA.COM - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi geram saat melihat adanya kontainer berisi sampah di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (23/1/2020).
Sampah-sampah yang ditemukan saat sidak di Pelabuhan Tanjung Priok itu merupakan barang impor.
Dalam sidak tersebut, Komisi IV DPR RI bersama Kementerian Perdagangan menemukan kontainer-kontainer berisi sampah dari luar negeri.
• Lima Proses Penyebaran Virus Corona dari Hewan ke Manusia, Bisa Menyebabkan Penyakit Pneumonia
• Buang Sampah Sembarangan di Desa Panempan Pamekasan, Warga Bisa Didenda Uang hingga Dihukum
• Kesadaran Masyarakat terhadap Lingkungan Disorot, 1,5 Ton Sampah Ditemukan di Kawasan Gunung Bromo
Dedi Mulyadi kemudian meminta keterangan dari Sucofindo selaku BUMN yang berfokus pada layanan jasa pemeriksaan dan pengawasan perdagangan ekspor impor.
Menurut Dedi Mulyadi, setelah dimintai keterangan dari Sucofindo, sampah impor tersebut diimpor untuk dijadikan bahan baku daur ulang.
"Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata isinya sampah, importir berargumentasi itu bahan baku untuk recycle," kata Dedi Mulyadi.
"Tetapi kalau menurut peraturan Menteri Perdagangan, bahan baku untuk recycle itu bahan baku bersih," sambung dia.
Lebih lanjut, Dedi menjelaskan, sesuai peraturan, bahan baku daur ulang yang masuk ke Indonesia harus sudah bersih.
"Ternyata itu sampah dari TPA yang dipress kemudian dimasukkan kontainer," ucap Dedi Mulyadi.
• Cara Tak Biasa Kades di Pamekasan Tekan Kebiasaan Warga Buang Sampah Sembarangan, Mudah Diterapkan!
• Wujudkan Lingkungan Bebas Sampah, Warga Patemon Pamekasan Lakukan Aksi Gerakan Sadar Lingkungan
"Bukan dari TPA kita, tapi TPA di Amerika. Jadi kita ini impor sampah," tuturnya.
Dedi Mulyadi menjelaskan, jumlah kontainer yang berisi sampah impor yang sudah masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok mencapai sekitar 70 kontainer.
Dari informasi yang didapatnya, total keseluruhan sampah impor yang akan masuk melalui Pelabuhan Tanjung Priok mencapai 1.015 kontainer.
"1015 itu tersebar di 15 titik di Indonesia. Tapi semuanya nantinya akan menuju Tanjung priok," jelasnya.
Dedi mengatakan, sumber masalah utama ada di Sucofindo yang seharusnya menjadi filter barang-barang impor yang masuk ke dalam negeri.
Menurut dia, Sucofindo telah lalai membiarkan masuk sampah-sampah dari luar negeri.
"Problem utama adalah Sucofindo sebagai mitra Kementerian Perdagangan untuk melakukan survei dari sisi barang impor itu ternyata tidak melakukan pemeriksaan," katanya.
• Lirik Lagu Dear Me Taeyeon Girls Generation, Lengkap dengan Terjemahan Bahasa Indonesia dan Chordnya
• PP Muhammadiyah Haramkan Rokok Elektrik, Komitmen Dukung Regulasi Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
"Sucofindo hanya melakukan pemeriksaan administrasi," tuturnya.
Dedi mengatakan, kelalaian Sucofindo dikhawatirkan dapat mengancam keamanan negara.
"Bagaimana kalau materi itu bukan sampah, tapi narkoba. Bagaimana kalau limbah beracun. Bagaimana kalau senjata," ucapnya.
Komisi IV DPR RI pun sepakat untuk meminta Sucofindo mengembalikan sampah-sampah impor tersebut ke negara asalnya.
"Kita minta putus kontrak karena ini sudah membahayakan negara," ucap Dedi Mulyadi.
"Kita minta kembalikan ke negara asalnya 1.015 kontainer, dan ada 87 kontainer yang tidak ada izinnya," pungkas dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Komisi IV DPR Temukan 1.015 Kontainer Sampah Impor, Dedi Mulyadi: Kembalikan ke Negara Asal
• Lucinta Luna Pamer Penampilan Terbaru di Instagram setelah Filler Bibir, sudah Mirip Kylie Jenner?
• Ngamuk Kaleng Susu Anak Hendak Dibawa Polisi, Bandar Sabu di Sampang Simpan BB di Tempat Tak Terduga
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/madura/foto/bank/originals/sampah-impor-dipelabuhan-tanjung-priok.jpg)