Berita Pamekasan

Anak Mantan Kepala Dispendukcapil Pamekasan di China, Ceritakan Suasana Mencekam Dampak Virus Corona

Herman Kusnadi menceritakan suasana apartemen kedua anaknya di China setelah mewabahnya virus corona.

Penulis: Muchsin Rasjid | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Dok pribadi
Ilham Tri Kusnadi dan Tika Putri Laksmi kini terjebak di dalam apartemen di Kota Xiamen, Hubei, China - Anak Mantan Kepala Dispendukcapil Pamekasan di China, Ceritakan Suasana Mencekam Dampak Virus Corona 

Herman Kusnadi menceritakan suasana apartemen kedua anaknya di China setelah mewabahnya virus corona

TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN – Wabah virus corona yang menjangkit di Wuhan, China, membuat sejumlah orang khawatir.

Hal itu juga dirasakan Herman Kusnadi, warga Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan.

Sebab, dua anaknya yaitu Tri Kusnadi (21) dan Tika Putri Laksmi (20) sedang menempuh pendidikan sekolah di Hubei University of Science and Technology, China.

Antisipasi Adanya Pasien Korban Virus Corona, Rumah Sakit Saiful Anwar Malang Siapkan Ruang Khusus

Muncul Makanan Ekstrem China, Daging Babi Busuk Digantung 30 Tahun, Dipercaya Jadi Lambang Kekayaan

VIRAL Video Mayat Diduga Korban Virus Corona Dibiarkan di Lorong Rumah Sakit, Cuma Ditutupi Kain

Herman Kusnadi berharap, kedua anaknya tidak terjangkit virus corona dan segera kembali ke Indonesia.

Mantan Kepala Dispendukcapil Pamekasan itu mengatakan, kedua anaknya tinggal di apartemen yang berjarak sekitar 85 km dari Kota Wuhan.

Kedua anaknya menggambarkan suasana di Kota Xiamen dan beberapa kota lainnya di provinsi itu sudah lengang, sepi mencekam, seperti kota mati.

Sementara yang dilakukan mahasiswa di dalam apartemen saat ini hanya mengikuti perkembangan situasi lewat TV dan tidak berani ke luar rumah.

Kebetulan kampus tempat mereka belajar berbarengan dengan libur Imlek dan sekaligus diliburkan, sampai batas waktu yang belum ditentukan, menunggu situasi kondusif.

Menurut Herman, mahasiswa di dalam apartemen itu terlihat panik dan ketakutan.

Penampakan Kota Wuhan China setelah Diisolasi karena Diduga Jadi Pusat Penyebaran Virus Corona

IDI Pamekasan Bagikan Tips Menghindari Virus Corona, Minta Warga Rutin Cuci Tangan dan Pakai Masker

Setiap saat menghubungi keluarganya menggambarkan perkembangan tempat tinggal mereka.

“Kedua anak saya menceritakan kota-kota di sana sudah diisolasi oleh pemerintah setempat," kata Herman Kusnadi kepada TribunMadura.com, Selasa (28/1/2020).

"Jadi tidak ada yang bisa ke luar dan tidak ada yang bisa masuk. Ya ibarat kota itu dikunci dari segala sisi,” sambung dia.

Ia mengatakan, yang paling menyedihkan saat ini adalah makanan dan minuman mereka telah menipis dan persediaannnya tinggal satu dua hari saja.

Di luar di depan apartemen yang padat dengan pertokoan dan pusat perbelanjaan, semuanya sudah tutup tidak melayani pembeli.

Yang terlihat hanya lalu lalang satu dua kendaraan bermotor yang pengemudi menggunakan masker.

Lima Proses Penyebaran Virus Corona dari Hewan ke Manusia, Bisa Menyebabkan Penyakit Pneumonia

21 Mahasiswa Unesa Belajar di Wuhan China saat Virus Corona Mewabah, Begini Kondisi Terakhir Mereka

Melihat kondisi mahasiswa di dalam apartemen seperti itu, tiga hari lalu KBRI dan pihak Komjen sudah mendata berapa jumlah mahasiswa Indonesia yang berada di dalam apartemen.

Mereka dijanjikan akan disuplai makanan dan minuman, buat kebutuhan mereka.

Tetapi hingga Senin (27/1/2020) malam, belum ada tanda-tanda mereka mendapatkan bantuan makanan.

“Kondisi ini yang sangat kami khawatirkan. Dan nyatanya ini benar-benar terjadi," ungkap dia.

"Anak-anak kami dan mahasiswa  lainnya di sana, kelimpungan tidak tahu harus melakukan apa," lanjutnya.

"Untuk ke luar apartemen mencari makanan dan minuman tidak berani, takut tertular virus Corona,” kata Herman.

Cara Mengaktifkan Mode Gelap WhatsApp, Pastikan Pembaruan WA sudah Sesuai dengan Versi ini

Pihak KBRI saat itu berjanji, para pelajar akan dievakuasi untuk dipulangkan ke Indonesia.

Tapi kendalanya, tidak ada penerbangan, baik dari Wuhan ke Indonesia dan sebaliknya.

Apalagi bandar udaranya, terdapat di kota Wuhan. Sehingga tidak mungkin untuk saat ini, terdapat penerbangan di sana.

Sebagai orang tua, selain berdoa dan selalu menghubungi anak-anaknya lewat video call (VC).

Ia memberi semangat dan berusaha menenangkan jiwanya agar bersabar, menunggu kedatangan pihak KBRI yang tengah mengusahakan untuk mengevakuasi.

Hendak Berangkat Sekolah, Pelajar SD di Kediri Terserempet Kereta Api yang Melintas, Tangannya Patah

“Jika anak-anak kami di sana kehabisan makanan dan minuman. Bagaimana nasib mereka di sana," kata dia.

"Tentu kebutuhan mendesak saat ini makanan dan minuman, serta vitamin untuk ketahanan tubuh," ujarnya.

"Kalau anak-anak kehabisan makanan, tentu tubuh mereka lemas dan rentan terserang penyakit,” jelas Herman Kusnadi.

Ia mengungkapkan, sambil menunggu upaya KBRI di China, ia juga menghubungi Pemprov Jawa Timur.

Herman berharap agar permintaan itu diteruskan ke pemerintah pusat bagaimana mengatasi kondisi mahasiswa Indonesia yang masih terjebak di dalam apartemen di dekat kampusnya.(sin)

Sebulan Sekali Ketemu Istri, Penjual Es Keliling ini Cabuli Bocah 11 Tahun di Tempat Perantauan

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved