Mertua Sekda Lamongan Dibunuh Anaknya Sendiri, Siasat Keji Menjelang Salat Jumat Muluskan Eksekusi
Rowaini mertua Sekda Lamongan ternyata dibunuh oleh anaknya sendiri, siasat keji menjelang salat Jumat muluskan eksekusi aksi pembunuhan
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Mujib Anwar
Kapolres Lamongan, AKBP Harun mengakui polisi telah menemukan titik terang terkait kasus dugaan pembunuhan terhadap ibu mertua Sekkab Lamongan tersebut.
"Sudah diamankan satu orang. Tapi yang diamankan belum pelaku utamanya, tapi penadah, barang bukti HP korban ditemukan di sana," kata Harun.
Kemungkinan setelah penetapan tersangka penadah bisa mengembang ke yang lain.
Kepada awak media, Harun, meminta untuk menunggu perkembangan lebih lanjut dan berharap bisa ditemukan pelaku utamanya.
Selain satu tersangka, polisi juga sudah memeriksa beberapa orang saksi.
"Karena HP sudah ketemu, kita masih mengembangkan lebih lanjut lagi," tegasnya.
6. Tak Boleh Dibangunkan

Selain itu, meninggalnya mertua Sekda Lamongan Yuhronur Efendi, Hj Rowaini juga menjadi perhatian masyarakat.
Karena Rowaini yang tewas secara mengenaskan diduga karena menjadi korban pembunuhan keji.
Salekan, tetangga korban yang juga menjadi penjaga rumah menjadi saksi kunci yang dimungkinkan bisa mengendus jejak pelaku.
Saat sebelum ditemukan korban meninggal, Salekan sempat bertegur dengan seorang yang ngekos di rumah ibu kandung Anis Kartikawati, istri Yuhronur Efendi.
"Jangan dibangunkan, ibu tidur," kata Solekan menirukan seorang yang indekos.
Usai bertemu Salekan, orang tersebut langsung nyelonong keluar dan tidak kembali lagi ke rumah.
Salekan yang penasaran kondisi rumah rumah yang lampunya belum menyala.
Ia kemudian mencoba untuk mencari tahu dan mengecek rumah korban.
Di luar dugaan, korban yang dibangunkan tidak merespon dan dalam kondisi masih mengenakan mukena.
Namun, kata dia, Rowaini sudah ditemukan sudah tidak bernyawa.
Salekan kemudian memberitahukan kepada tetangga dekat, Kholis.
Informasi penemuan mayat korban kemudian dilanjutkan ke perangkat desa setempat untuk melaporkannya ke polisi.
Waktu peristiwanya masih diduga beberapa kemungkinan usai salat maghrib atau saat sedang mengaji.
"Perkiraan kejadiannya ya mungkin saat salat maghrib, soalnya korban saat ditemukan masih mengenakan rukuh (mukena, red)," ungkap Kholis.
Menurut Kholis, mertua CEO Persela Lamongan itu memang selama ini tinggal di rumah sendirian.
Kata dia, baru sekitar tiga hari lalu ada orang yang kos di rumah korban.
"Kalau penjaga rumahnya Bu Haji Rowaini, Salekan biasanya datang setiap hari sehabis salat Isya," tuturnya.
Sementara itu, korban baru saja selesai diotopsi di kamar jenazah Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan.
Empat anak korban, tiga perempuan dan seorang laki-laki didampingi Sekda Lamongan Yuhronur Efendi turut menunggu di depan kamar jenazah.
Selama proses otopsi, anak-anak korban, cucu, dan keluarga dekatnya, tidak mampu membendung air mata.
Tepat pukul 11.30 WIB, jenazah dibawa keluar dan keadaan sudah dikafani diangkut ambulan yang disediakan oleh Direktur RSUD dr Soegiri, dr Chaidir Anas.
Jenazah dibawa pulang dan dimakamkan di tanah kelahiran korban di Dusun Glogok, Desa Sumberwudi, Kecamatan Karanggeneng, Kabupaten Lamongan.