ASN Dishub Jatim Positif Virus Corona

Gubernur Jatim Pesan 200 Ribu Alat Rapid Test Covid-19, Prioritaskan Pemeriksaan Orang dengan Risiko

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa memastikan bahwa pihaknya sudah memesan sebanyak 200.000 alat rapid test covid-19 untuk warga Jawa Timur

Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNMADURA.COM/FATIMATUZ ZAHROH
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa saat menyampaikan perkembangan terbaru penanganan virus corona di Jawa Timur, 22 Maret 2020 

TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa memastikan bahwa pihaknya sudah memesan sebanyak 200.000 alat rapid test covid-19 untuk warga Jawa Timur.

Rausan ribu alat rapid test digunakan untuk masyarakat Jawa Timur dengan prioritas bagi orang yang berisiko tinggi.

“Jumlah yang kita ajukan ada sebanyak 200 ribu. Kita sudah bersurat dan komunikasikan semoga Jawa Timur segera dapat,” kata Khofifah Indar Parawansa, Minggu (22/3/2020).

BREAKING NEWS: ASN Dishub Jatim Positif Virus Corona COVID-19, Pemprov Liburkan Staf Selama 14 Hari

Covid-19 Merebak, Begini Potret Penanganan Virus Corona di Indonesia

Virus Corona Dapat Bertahan di Udara, WHO Pertimbangkan Pencegahan Tambahan untuk Tenaga Medis

Alat rapid test untuk Covid-19 memang dipesan dengan koordinasi di bawah kementerian di Jakarta.

Menurutnya alat-alat tersebut akan datang dengan sistem bertahap. 

Sebagaimana dikatakan, pihaknya memang memesan dalam jumlah banyak karena jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) maupun orang dalam pemantauan (ODP) dan positif Covid-19 di Jawa Timur yang terus bertambah dari hari ke hari.

Berdasarkan data terakhir jumlah orang positif Covid-19 di Jawa Timur mencapai 41.

Sedangkan untuk PDP ada sebanyak 88 orang dan orang dalam pemantauan (ODP) ada sebanyak 999 orang.

“Untuk sebarannya kemana saja nanti alat rapid test itu, yang jelas tentu yang berisiko tinggi kita prioritaskan,” kata Khofifah Indar Parawansa.

Sementara itu, Ketua Gugus Kuratif Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur Joni Wahyuhadi mengatakan, bahwa rapid test akan dilakukan dengan prioritas bagi orang dalam pemantauan (ODP) yang memiliki risiko tertular tinggi.

“Orang yang risikonya tinggi adalah yang memiliki kriteria pernah bersinggungan langsung dengan orang yang positif corona,” kata Joni.

Selain itu yang juga mendapatkan prioritas adalah mereka yang juga bekerja di lingkungan yang rawan tertular.

Dijelaskan Joni, rapid test ini fungsinya adalah screening. Baik yang hasilnya positif ataupun negatif tetap harus ada tes lanjutan.

Kenali Kontak Langsung Close Contact Berisiko Terjangkit Virus Corona, Simak 5 Cara Mencegahnya

Edarkan Pil Koplo, Buruh Harian Lepas Ditangkap Polisi, SPBU di Nganjuk Jadi Lokasi Transaksi

Lansia Lebih Rentan Terinfeksi Virus Corona Dibanding Anak Muda, Berikut 6 Cara Mencegahnya

Jika hasilnya negatif maka ada anjuran untuk melakukan tes kembali dalam rentang waktu minimal 7 hari ke depan.

Sebab dikhawatirkan jika hasilnya negatif, virus yang ada dalam tubuh masih dalam proses inkubasi sehingga tubuh belum membentuk antibodi dan tidak terdeteksi dalam rapid test.

“Jika setelah 7 hari dia tes lagi dan hasilnya negatif lagi ya sudah berarti memang negatif,” tegasnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved