PSBB di Jawa Timur
Kebijakan Pemerintah Terkait PSBB Dinilai Kurang Maksimal, Pakar Komunikasi Unair: Evaluasi Bersama
Spal PSBB Jawa Timur, Pakar Komunikasi Unair menyebut, pemerintah sibuk dengan problem administratif dan berselebrasi dan mencari pembernaran sepihak.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Perkembangan laju penambahan kasus virus corona atau Covid-19 sungguh memprihatinkan.
Penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan protokol kesehatan selama ini berlangsung tidak efektif.
Tidak disiplinnya masyarakat dan longgarnya aturan menunjukkan kelemahan ikhtiar pencegahan Covid-19.
"Selama ini, para petugas lapangan mulai dari polisi, satpol, relawan dan lainnya telah bekerja keras menghadapi masyarakat dengan situasi sosial yang rumit. Bahkan tenaga medis telah habis-habisan bertarung menangangani pasien," ungkap Pakar Komunikasi Unair, Dr Suko Widodo.
• Pasien Positif Terinfeksi Covid-19 di Banyuwangi Bertambah Satu Orang, Pekerja asal Kota Surabaya
• Kecamatan Dilibatkan Secara Aktif Memutus Mata Rantai Penyebaran Covid-19 di Kota Surabaya
• Ada Tambahan Tiga, Pasien Positif Covid-19 di Kota Malang Jadi 35 Orang
Tetapi semuanya menjadi sia-sia, apa yang petugas lapangan dan petugas medis lakukan, jika kebijakan PSBB dan protokol kesehatan tidak dijalankan secara komprehensif.
Hal ini terjadi karena selama ini kebijakan penanganan kurang memperhatikan prinsip sains atau ilmu pengetahuan.
Bukan saja ilmu kesehatan, tetapi juga ilmu pengetahuan lainnya seperti ismu sosial, ilmu hukum, psikologi dan lain-lain.
"Pendek kata, kebijakan ini kurang menyertakan dasar ilmiah yang memadai. Kalangan sains dan ilmuwan tidak dilibatkan secara penuh,"urainya.
Demikian juga, aktivis sosial yang punya pengalaman dalam menangani problem sosial tidak dilibatkan.
Menurut Suko, pemerintah cenderung sibuk dengan problem administratif, dan berselebrasi.
Kebingungan mencari “permisif” dan mencari pembenaran secara sepihak.
• Rayakan Lebaran di Tengah Pandemi Covid-19, PDIP Surabaya: Tak Bersalaman Tapi Saling Memaafkan
• Lebaran di Tengah Covid-19, Lontong Kupat Jadi Pelipur Kiper Persebaya ketika Batal Mudik ke Jateng
• Sejumlah Pemuda di Jalan Pegirian Surabaya Tetap Gelar Takbir Keliling, Padahal Sudah Dilarang Risma
"Semua harus belajar dan mengevaluasi bersama atas ketidak-efektifan penerapan kebijakan PSBB di berbagai daerah dan penerapan protokol kesehatan. Tidak perlu malu untuk memperbaiki," lanjutnya.
Pasalnya jika menginginkan kondisi cepat membaik, kalangan politisi mestinya juga diminta memberi masukan berdasarkan aspirasi masyarakat.
"Jika pendekatan penanganan PSBB dan protokol kesehatan ini tak segera dirubah, maka bisa diperkirakan hasilnya tak maksimal," pungkasnya.