Virus Corona di Jawa Timur
Tenaga Kesehatan di Jawa Timur yang Terpapar Virus Corona Capai 175 Orang, 6 Di Antaranya Meninggal
175 tenaga kesehatan di Jawa Timur terpapar covid-19 dan tiga persennya meninggal dunia.
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Jumlah tenaga kesehatan di Jawa Timur yang gugur akibat virus corona atau Covid-19 terus bertambah.
Hingga 15 Juni 2020, sebanyak 175 tenaga kesehatan di Jawa Timur terpapar covid-19 dan tiga persennya meninggal dunia.
“Total nakes yang terpapar Covid-19 sudah 175 orang per hari ini (kemarin)," kata Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, Kohar Hari Santoso di Gedung Negara Grahadi, Senin (15/6/2020).
• Masih Ada Masyarakat yang Tak Percaya Keberadaan Virus Corona, Padahal Sudah Banyak Makan Korban
• Dokter di Sampang Meninggal Dunia Terinfeksi Virus Corona, Tertular dari Orangtua yang Berstatus PDP
• Tiga Rumah Sakit di Pamekasan yang Layani Rapid Test Mandiri, Harga Sekali Tes Dimulai Rp 250 Ribu
"Yang meninggal dunia ada tiga persen. Dari jumlah tersebut yang paling banyak terpapar virus adalah dokter dan perawat namun paling banyak masih perawat,” sambung dia.
Ia merinci, dari 175 tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19, sebanyak 50 orang yang sedang menjalani perawatan.
Lalu, tenaga kesehatan yang sudah sembuh 119 dan meninggal dunia 6 orang.
Tenaga kesehatan yang paling banyak terpapar Covid-19 adalah Kota Surabaya dengan jumlah 45 orang.
Kemudian disusul Kabupaten Lamongan ada sebanyak 19 orang.
Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Sidoarjo sebanyak 12 orang serta Kabupaten Tulungagung sebanyak 8 orang.
• Satu Keluarga di Surabaya Diisolasi di Rumah Sakit Gara-Gara Bawa Paksa Jenazah Pasien Virus Corona
• Dua Dokter asal Madura Meninggal Dunia, Satu Orang Positif Covid-19 dan Sisanya Punya Gejala Klinis
Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, Joni Wahyuhadi mengatakan, tenaga kesehatan yang baru meninggal dunia adalah dari dokter dari Kabupaten Bangkalan dr Hibyo Hardjanto dan juga dari Kabupaten Sampang adalah dr Deni Dwi Yuniarto.
“Kawan kami yang meninggal dunia dari Sampang orang tuanya menelfon ke kami menyebutkan bahwa dia meninggal karena Covid-19," ucap Joni Wahyuhadi.
"Istrinya beliau saat ini juga sedang sakit dan mertuanya meninggal belum lama ini juga karena positif covid-19,” tambah dia.
Ia mengimbau, masyarakat untuk tidak menyepelekan Covid-19.
Apalagi, sampai saat ini, kata dia, masih banyak yang tidak percaya dengan Covid-19 dan menyebut bahwa virus corona hanya akal-akalan belaka.
“Covid-19 ini tidak terlihat tapi dampaknya sangat bisa kita rasakan," kata dia.
"Penyakit ini sangat menular sehingga vaksin terbaik adalah melakukan pencegahan penularan lewat penerapan protokol kesehatan,” pungkas Joni.
• Hotel Amaris Malang Kembali Beroperasi Sambut Masa New Normal, Barang Bawaan Tamu Wajib Disterilkan
• Pelanggar Aturan New Normal di Surabaya Diberi Sanksi Terguran, Berbeda dari Sidoarjo dan Gresik