Virus Corona di Malang
Bupati Malang Sanusi Ungkap Cara Mudah Bikin Wastafel Bambu, Sebut Inovasi Protokol Kesehatan Corona
Bupati Malang, Muhammad Sanusi menilai, kemunculan inovasi protokol kesehatan yang unik adalah indikator kemajuan Kampung Tangguh.
Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNMADURA.COM, MALANG - Banyak cara mudah yang bisa dilakukan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan.
Bupati Malang, Muhammad Sanusi menyerukan warganya agar tak ambil pusing.
Karena bagi Muhammad Sanusi, dari sebatang bambu bisa menolong masyarakat selamat dari wabah penyakit.
"Apapun yang bisa dilakukan untuk cuci tangan silakan. Kalau tidak ada wastafel bisa pakai bambu seperti ini. Ini sudah benar," kata Sanusi mengagumi wastafel bambu di Desa Wonoayu, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Senin (22/6/2020).
• Tagihan Listrik Rumah Bulan Juni Melonjak? PLN Beri Penjelasan, Termasuk soal Skema Perlindungan
• UPDATE CORONA di Jember: 15 Klaster Terlacak Sumber Penyebarannya, Tak Semua Punya Riwayat Kontak
• Sanksi Bagi Warga Tak Bermasker saat Transisi New Normal di Surabaya, KTP Disita, Push Up atau Joget
Menurut Muhammad Sanusi, inovasi wastafel bambu yang dilakukan warga Desa Wonoayu itu mudah diterapkan.
Bahkan, Muhammad Sanusi yakin semua warga di wilayahnya tak kesulitan untuk mencari sebatang bambu.
"Ini inovasi yang ringan dilakukan oleh desa, saya yakin semua rumah tangga punya (bambu)," tutur pria yang akrab disapa Abah Sanusi ini.
Pria yang mengawali karir politik sebagai anggota DPRD Kabupaten Malang ini menilai, kemunculan inovasi protokol kesehatan yang unik adalah indikator kemajuan Kampung Tangguh.
"Ini memang kearifan lokal, ini menunjukkan kampung tangguh itu sudah berbasis masyarakat. Jadi kekuatan masyarakat untuk melawan Covid-19," beber politisi PDIP yang tak pernah absen menghadiri giat kunjungan Kampung Tangguh di wilayahnya.
Muhammad Sanusi menambahkan, Kampung Tangguh juga membuat masyarakat sadar bagaimana cara menyelamatkan diri sendiri dari virus corona.
• BREAKING NEWS: Tambah 10, Jumlah Kasus Virus Corona di Sumenep Madura Jadi 35 per 23 Juni 2020
• Aurel Ingin Menikah di GBK dan Undang 50 Ribu Orang, Atta Halilintar Hitung Biaya Capai Rp 25 Miliar
• KATALOG PROMO ALFAMART 23 Juni 2020, Ragam Diskon Susu, Camilan, Detergen Berlaku hingga 30 Juni!
"Jadi semua masyarakat bisa menyelamatkan diri sendiri dan mengedukasi masyarakat dengan cuci tangan pakai sabun itu," jelasnya.
Ia juga meminta masyarakat agar selektif dalam menerima tamu yang hendak berkunjung.
"Sudah ada safe house, di check point kalau ada yang suhu tinggi ya ke safe house. Selektif menerima tamu-tamu yang dari luar (daerah)," imbau Sanusi.
Bagi warga desa yang hendak memeriksakan kondisi kesehatannya, Sanusi juga berpesan agar warga tak perlu khawatir.
"Lalu tracing dengan rapid test karena di desa itu sudah punya semua. Kalau reaktif baru isolasi. Dan dilanjutkan pemeriksaan swab untuk memastikan kondisinya," ucap Sanusi.
Mantan politisi PKB itu menyampaikan, masyarakat yang mendapati hasil reaktif tidak tentu terjangkit Covid-19.
"Reaktif itu karena Corona atau yang lain, karena reaktif itu belum tentu itu Corona, bisa jadi itu karena infeksi lain," ungkapnya menganalisa.
Di sisi lain, Sanusi memang kerap memberi tips cara mudah menerapkan protokol kesehatan.
Seperti halnya pemakaian masker dari tisu yang pernah ia ungkapkan tutorial pembuatannya saat mengunjungi Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Selasa, (1/6/2020).
"Filternya pakai masker. Karena masker ini merupakan filter penularan. Itu saja, sama cuci tangan secara berkala," ujar Sanusi usai memberikan ratusan paket sembako kepada warga terdampak banjir rob kala itu.
Sanusi menambahkan, masyrakat tak perlu merogoh kocek dalam-dalam untuk membeli masker.
Karena menurutnya, cukup dengan memakai tisu masyarakat bisa memproteksi dirinya dari virus corona.
• Jadwal Acara TV Selasa 23 Juni 2020 ANTV GTV Indosiar RCTI SCTV Trans TV, Ada Film Premium Rush
• Kasus Demam Berdarah Dengue di Jatim Tembus 5.733 Kasus dengan 52 Kematian, Ini Langkah Dinkes Jatim
• 1.629 Pasien Positif Covid-19 di Kota Surabaya Sembuh, Pemkot: Kalau Bahagia Sembuhnya Cepat
"Ini pakai tisu bisa dipakai masker. Juga pakai kain sobek-sobek juga bisa," ujar Sanusi sembari membawa secarik tisu lalu diletakkan di mulutnya.
Membuat masker dari tisu seperti yang dicontohkan Sanusi cukup mudah. Hanya membutuhkan properti karet saja.
"Lalu tisunya dikareti seperti ini sehingga bisa menutupi mulut dan hidung," ujar Sanusi disaksikan oleh para ibu-ibu beserta anaknya siang itu.
Menurutnya, jika mulut dan hidung sudah tertutupi oleh masker, maka bisa turut mencegah penularan virus corona yang menyerang saluran pernafasan itu.
"Pokoknya bisa pakai apa saja yang penting mulut dan hidung tertutupi," beber pengusaha tebu asal Gondanglegi.