Kisah Tank Milik Korea Utara Tahun 1950-an Hadiah dari China, Sudah Tua Tapi Masih Terawat
Kisah tank tua milik Korea Utara yang hingga kini masih digunakan. Tank tersebut merupakan bantuan dari China.
TRIBUNMADURA.COM - Kisah tank tua milik Korea Utara yang hingga kini masih digunakan.
Tank tersebut merupakan bantuan dari China.
Hingga kini tank tersebut masih berfungsi dan terawat.
Ada kisah di baliknya, bermula dari Perang Dunia II.
Korea Utara telah mendapat banyak bantuan dari China dan Uni Soviet.
• Tetangga Mahfud MD Meninggal Akibat Covid-19, Ibunda Mahfud MD Langsung Dipindah ke Rumah Famili
• Uang Bantuan Sosial PKH pada Masa Pandemi Covid-19 Dicairkan Tiap Bulan Hingga Desember 2020
• Jokowi Minta Covid-19 di Jatim Turun dalam 2 Pekan, Risma Klaim Kasus Virus Corona di Surabaya Turun
Inilah alasan Pyongyang merawat senjatanya tetap berfungsi.
Dilansir dari National Interest, sementara Amerika Serikat, Jerman, dan Uni Soviet mempertahankan semua program pengembangan tank yang kuat selama Perang Dingin, China tertinggal jauh.
Untuk sebagian besar Perang Dingin, tank garis depan utama China adalah Tipe 59, varian T-54 yang pertama kali dibangun berdasarkan lisensi dari Uni Soviet.
Tapi bagaimana 'kuda tua' ini berevolusi? Siapa yang masih menggunakannya sampai sekarang?
Kisah tank Tipe 59 dimulai pada 1950-an.
Saat itu China terlibat dalam Perang Korea dan mulai memperoleh tank dari Uni Soviet di bawah Perjanjian Persahabatan Sino-Soviet.
Mayoritas kendaraan tempur lapis baja yang datang pada saat ini berasal dari era Perang Dunia II dan berbagai senjata serbu.
Sudah ketinggalan zaman, tetapi masih efektif untuk periode waktu tersebut.
Bantuan itu tidak cukup baik, karena secara logis China ingin memiliki kemampuan produksi tank sendiri yang lebih modern.
• Viral di Instagram, Pedagang Bakso Ludahi Mangkok Pelanggan Agar Laris, Dapat Ilmu dari Dukun
• Viral Kuburan Warna-Warni di Madiun, Warga ada yang Berfoto, Kini Menjadi Makam Juara
Pada tahun 1955 mereka menerima T-54 dan T-54As pertama mereka, namun, pimpinan militer China bernegosiasi dengan Soviet untuk memperoleh cetak biru dan keahlian perakitan.