Berita Malang
Tips Dapatkan Tubuh Langsing Tanpa Lakukan Diet Ketat, Waspada Terkena Anemia saat Kurangi Makan
Banyak wanita yang berusaha untuk diet demi memiliki tubuh yang langsing, sebagai standar kecantikan.
Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM, MALANG - Memiliki tubuh langsing dinilai sebagian banyak wanita sebagai standar kecantikan.
Tidak heran, banyak wanita yang berusaha untuk diet demi memiliki tubuh yang langsing.
Tetapi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, drg Arbani Mukti Wibowo meminta remaja putri di Kabupaten Malang tak melakukan diet terlalu ketat hingga tergolong ekstrem.
• Terjadi Lonjakan Kasus Covid-19 di Kediri, Ada 27 Pasien Baru Virus Corona dari 7 Klaster Berbeda
• Aturan Jam Malam di Sidoajo Makin Diperketat, Warga yang Keluar Malam Wajib Punya Surat Ini
• Tukang Becak Mendadak Meninggal dalam Kondisi Sujud, Padahal Baru Saja Mengantar Penumpang
"Dikhawatirkan mereka tidak memperhatikan menu dietnya," kata drg Arbani Mukti Wibowo ketika dikonfirmasi, Kamis (2/7/2020).
"Pokoknya kurus sehinga memicu terkena anemia atau kurang darah dan sebagainya saat remaja dan sebelum menikah," sambung dia.
Arbani menambahkan, anemia turut berkontribusi pada gangguan kesuburan.
"Karena saat mengandung bayi, bayinya jadi kurang menyerap gizi, dan melahirkan bayi stunting," tutur Arbani.
Pria yang mengawali karier sebagai dokter gigi ini sebenarnya tak melarang remaja melakukan diet.
"Menu dietnya wajib tetap terjaga dan sehat," ujar mantan Direktur Utama RSUD Lawang itu.
Arbani menyarankan menu diet yang baik dengan mengurangi porsi karbohidrat.
• Komplotan Jambret Begal di Surabaya Dilumpuhkan Polisi, Satu di Antaranya Menyerah saat Ditangkap
Namun, menggantinya dengan menu kaya serat dan tinggi protein.
"Sebaiknya nasi dikurangi karena karbohidrat itu yang membuat mohon maaf, seseorang jadi gendut," katanya.
"Agar seimbang karbohidratnya sedikit. Nasinya sedikit tapi banyakin sayur atau lauk pauk," sambung dia.
"Jadi porsi sumber protein yang diperhatikan," jelas Arbani.
Di sisi lain, kasus stunting di Kabupaten Malang masih belum menunjukkan penurunan signifikan.
Sejak 2019 presentase stunting di Kabupaten Malang mencapai 12,6 persen dari 36.000 anak.
Upaya yang katanya sudah dilakukan adalah posyandu dan sosialisasi terkait gizi sehat untuk anak usia dini. (ew)