Virus Corona

Permintaan Tak Dipenuhi, Pasien Positif Covid-19 di Sumenep Kabur dari Ruang Isolasi, ada Dugaan

HI, pasien positif terpapar virus corona (Covid-19) ini tiba - tiba kabur dari ruang isolasi RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep.

Penulis: Ali Hafidz Syahbana | Editor: Aqwamit Torik
sumenepkab.go.id
RSUD Dr H Moh Anwar Kabupaten Sumenep 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Ali Hafidz Syahbana

TRIBUNMADURA.COM, SUMENEP - Seorang pasien virus corona di Sumenep dikabarkan kabur dari ruang isolasi.

Pasien tersebut kabur dan meninggalkan rumah sakit tempatnya dirawat.

Terungkap, sebelum kabur pria ini sempat mengajukan permintaan.

Namun, permintaan dari pasien tak bisa dikabulkan.

HI, pasien positif terpapar virus corona (Covid-19) ini tiba - tiba kabur dari ruang isolasi RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep.

Ramalan Zodiak Karir dan Kehidupan 6 Juli 2020, Taurus Kurang Baik Hingga Capricorn Tak Khawatir

Punya Kekayaan Triliunan Rupiah, Pria ini Hidup Pelit, Rela Cucunya Diculik Asal Tak Keluarkan Uang

Update, Harga Vivo di Awal Juli 2020, Mulai dari Seri Vivo Y12, Vivo S1 Hingga Vivo V15, Spek Apik

Pasien covid-19 yang berjenis kelamin laki - laki asal warga kecamatan batuan, Kabupaten Sumenep ini tiba - tiba hilang dari ruang isolasi pada hari Sabtu (4/7/2020) pukul 10.00 WIB.

Humas RSUD dr. H. Moh Anwar Kabupaten Sumenep, Arman Endika mengatakan, pasien tersebut sudah menjalani perawatan medis sejak hari Kamis, 2 Juli 2020 lalu.

"Iya betul, seorang pasien Covid-19 meninggalkan rumah sakit," katanya, Senin (6/7/2020).

Menurut dia, sehari sebelum melarikan diri, pasien Covid-19 tersebut sempat berkonsultasi dengan petugas rumah sakit untuk melakukan isolasi mandiri di rumahnya.

"Karena berkaitan dengan pencegahan penyebaran virus corona, permintaan pasien tidak dipenuhi," erangnya.

Dikonfirmasi Humas Gugus Tugas Covid-19 Sumenep, Ferdiansyah Tetrajaya, menduga pasien yang kabur tersebut mengalami gangguan jiwa.

"Iya biasa, orang stres kan gitu," katanya.

Hingga saat ini, keberadaan pasien positif Covid-19 belum diketahui dan sedang dalam pencarian Tim Satgas Covid-19 Kabupaten Sumenep.

Sempat Divonis Mati, Seorang Pria Hidup Kembali Sesaat Sebelum Dikremasi, Doa Sang Ibu Terkabul

Daftar Harga HP Xiaomi di Awal Juli 2020, Mulai dari Redmi 8A, Redmi Note 9 Hingga Black Shark

Masih ada masyarakat tak percaya Covid-19

Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, Joni Wahyuhadi menyayangkan jika masih ada masyarakat yang  tidak percaya dengan keberadaan virus corona.

 Joni Wahyuhadi menjelaskan, virus corona memang tidak terlihat dengan kasat mata, namun dampaknya sudah sangat terlihat.

Terbaru, seorang dokter di Kabupaten Sampang, Denny Dwi Yuniarto telah meninggal setelah terpapar Covid-19.

"Orangtuanya telepon ke saya menurut dia positif, mertuanya juga meninggal karena Covid-19," kata Joni, Senin (15/6/2020).

"Istrinya juga sedang sakit. Oleh karena itu ini (Covid-19) tidak main-main," sambung dia.

Joni menjelaskan tingkat penularan Covid-19 sangat tinggi.

Jika tidak mengenakan masker dan tidak physical distancing dengan orang yang terpapar Covid-19, dipastikan orang tersebut akan tertular.

Terkait banyaknya masyarakat yang tidak mau menerima protokol pemakaman jenazah Covid-19, menurut Joni, pemerintah daerah harus terus menerus melakukan sosialisasi.

 Sering Dicium Tetangga, Bayi Berusia 35 Hari ini Terinfeksi Virus Corona, Keadaannya Memprihatinkan

"Ada sebagian masyarakat yang tidak mau menerima, karena memang ini sesuatu yang tidak lazim," ucap dia.

"Jenazah dimasukkan peti, keluarga tidak melihat hingga dikuburkan," kata Dirut RSUD Dr Soetomo Surabaya ini.

"Bahkan ada yang bilang di-covidkan. Itu tidak ada, karena saya kira untuk menentukan Covid-19 kawan-kawan di rumah sakit sudah ada buku pedomannya," lanjutnya.

Masih menurut Joni, pedoman untuk pemulasaraan jenazah dan pengelolaan jenazah sampai kubur sebenarnya sudah ada.

Tinggal Dinkes di setiap daerah yang harus lebih masif melakukan sosialisasi agar sedikit demi sedikit masyarakat bisa menerima.

"Aparat kemanan sejak awal juga sudah berkomitmen untuk mengamankan pemulasaraan ini," katanya.

"Karena kalau tidak dikelola dengan benar maka bisa tertular kemana-mana," pungkasnya.

Dokter di Sampang Meninggal Karena Covid-19

Virus corona atau Covid-19 telah merenggut nyawa satu keluarga di Kabupaten Sampang, Madura.

Satu keluarga asal Kabupaten Sampang itu meninggal dunia secara beruntun akibat virus corona.

Ada tiga anggota keluarga yang meninggal dunia karena virus corona, yaitu ayah, ibu, dan anak.

Peristiwa itu berawal dari sang ayah, yang merupakan mantan tenaga medis Puskesmas Kedungdung.

Ayah itu meninggal dunia saat menjalani perawatan di RSUD Dr Mohammad Zyn Sampang dengan status Pasien Dalam Pengawasan (PDP) pada 7 Juni 2020.

Tak lama setelah itu, sang istri juga berstatus sebagai PDP.

"Dua hari selanjutnya, tepatnya hari Rabu istri Almarhum Bapak S meninggal di rumahnya," kata Kepala Puskesmas Kedungdung Zahruddin, Senin (15/6/2020).

Duka keluarga itu berlanjut pada14 Juni 2020, yang mana sang anak juga meninggal dunia dengan status terkonfirmasi positif Covid-19.

Dia merupakan tenaga medis Puskesmas Tambelangan berisinial D (34).

Pasien itu diketahui terpapar Covid-19 setelah melakukan pemeriksaan secara mandiri bersama istrinya sebuah rumah sakit di Kabupaten Pamekasan.

"Setelah memeriksakan diri, D bersama istrinya diketahui positif Covid-19," ungkap dia.

"Mereka dirawat di RS Unair Surabaya pada 13 Juni 2020, lalu meninggal pagi keesokan harinya," terang Zahruddin.

Ia menambahkan, sedangkan untuk istri yang merupakan tenaga kesehatan Puskesmas Robatal saat ini tengah diisolasi di RSUD Dr Mohammad Zyn Sampang.

Sementara Plt Kepala Dinas Kesehatan Sampang, Agus Mulyadi membenarkan peristiwa tersebut.

Agus Mulyadi mengatakan, insiden satu keluarga meninggal dunia karena dimungkinkan dari klaster dari orang tua.

Sebab, keluarga itu diketahui hidup di rumah yang berdampingan.

"D tinggal di Kecamatan Kedungdung tapi bertugas di Puskesmas Kecamatan Tambelangan," ucap dia.

"Vegitupun dengan E bertugas di Puskesmas Robatal," katanya.

Agus Mulyadi menuturkan, untuk istri dari D saat ini proses dibawa ke salah satu rumah sakit di Surabaya.

"Mudah-mudahan kejadian ini terakhir di Kabupaten," harapnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved