Kematian Editor Metro TV Yodi Prabowo, Pakar Psikologi Forensik Sebut Kemungkinan dari Ucapan Pacar
Selain itu Pakar Psikologi Forensik juga memberikan beberapa faktor dari penyebab kematian editor Metro TV, Yodi Prabowo.
Dalam ilmu psikologi, pesan terakhir tersebut menyiratkan tanda adana pemikiran untuk bunuh diri.

"Bagi masyarakat awam, kalimat seperti itu ah sepele, itu kan sedih biasa saja.
Tapi bagi orang-orang yang mempelajari psikologi atau psikiatri, kalimat semacam itu merupakan tanda-tanda sebagai suicidal aldiation, pemunculan pemikiran tentang bunuh diri," imbuh Reza Indragiri.
Lebih lanjut, Reza Indragiri menyebut polisi harus terus menginvestigasi kematian editor Metro TV Yodi Prabowo ini karena pembunuhan atau bunuh diri.
"Paling tidak ada 2 kemungkinan yang harus terus diinvestigasi oleh pihak kepolisian.
Satu, kemungkinan almarhum meninggal karena pembunuhan, atau yang kedua almarhum meninggal karena bunuh diri," tegas Reza Indragiri.
"Polisi yang akan menemukan jawabannya," pungkas Reza Indragiri.
Pertanyaan Ngawur sebelum Wafat
Yodi Prabowo (26) sempat mengajukan pertanyaan aneh kepada sang kekasih, Suci Fitri Rohmah (24) sebelum kematiannya.
Sang kekasih bahkan terkejut dengan pertanyaan Yodi tersebut.
Suci menilai pertanyaan kekasihnya tersebut ngawur.
Ia lantas menyuruh kekasihnya itu untuk mengucap istighfar.

Keduanya terakhir berkomunikasi pada Selasa (7/7/2020).
Namun, ia baru membalas WhatsApp kekasihnya pada Rabu (8/7/2020).