Demo Mahasiswa di Mapolres Sampang
Mahasiswa Sampang Juga Tuntut Polisi Tuntaskan Kasus Kekerasan Seksual di Desa Penyerangan Torjun
Belasan mahasiswa dari Kopri PC PMII Sampang juga menuntut pihak kepolisian usut tuntas kasus kekerasan seksual di Desa Penyerangan, Kecamatan Torjun
Penulis: Hanggara Pratama | Editor: Elma Gloria Stevani
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Hanggara Pratama
TRIBUNMADURA.COM, SAMPANG - Kasus kekerasan seksual bergilir yang dilakukan oleh enam pelaku pada awal tahun 2020 belum tuntas.
Belasan mahasiswa dari Kopri PC PMII Sampang juga menuntut pihak kepolisian usut tuntas kasus kekerasan seksual anak di bawah umur lainnya pada aksi demo kedua di depan Mapolres Sampang, Kamis (8/10/2020).
Pasalnya, kekerasan seksual yang terjadi di Desa Penyerangan, Kecamatan Torjun, Sampang pada 27 Juni 2020 itu masih satu dari empat pelaku yang berhasil diamankan Polres Sampang.
• Selama Tiga Pekan Bangkalan Bebas dari Zona Merah Covid-19, Begini Kata Kapolres Bangkalan
• 5 Youtuber dengan Penghasilan Tertinggi September 2020, Teratas Ada Deddy Corbuzier, Raffi Berapa?
• Warga Tulungagung yang Tewas Seusai Mobil Tabrak Tembok Makam Dikenal Sebagai Duda Tak Neko-neko
Di tengah aksi, Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi, Miatul Khoir mengatakan, bahwa selain meminta menangkap tiga pelaku lainnya, pihaknya menuntut kepada Polres Sampang agar ada tindakan preventif untuk meminimalisir angka kekerasan seksual di Sampang.
Sebab, kata Miatul Khoir menyikapi maraknya kekerasan seksual ini tidak cukup hanya menangkap para pelaku saja, adapun tindakan pencegahan.
"Saat ini Sampang sedang darurat kekerasan seksual sehingga, kami meminta Polres Sampang lebih tegas dan serius dalam penanganan kekerasan seksual," ujarnya.
Sementara, Kasatreskrim Polres Sampang, AKP Riki Donaire Piliang menyampaikan, bahwa upaya penangkapan ketiga DPO atas kasus kekerasan seksual di Desa Penyerangan terus dilakukan hingga saat ini.
Bahkan, setiap hari mendekat ke posisi tersangka namun, tidak ada hasil.
"Kami akan terus berupaya, maka dari itu kami minta kerja samanya dari pihak-pihak terkait begitupun kepada warga sekitar sebagai bentuk sinergi," tuturnya.
Ia menambahkan, pada umumnya pelaku di wilayah Sampang setelah teridentifikasi di media massa tidak akan tinggal di Sampang lagi.
Sehingga, dimungkinkan ketiga pelaku tersebut saat ini melarikan diri ke luar kota.
"Tapi saya tidak bisa menyampaikan posisi ke tiga pelaku secara pasti karena hal ini bisa jadi tersangka pulang sewaktu-waktu tanpa sepengetahuan kami," terangnya.
"Sedangkan untuk identitas pelaku sudah dikantongi semuanya," pungkasnya.