Berita Sampang
Lagi, Rumah Sakit Nindhita Sampang Diprotes Warga, Diduga Memungut Biaya kepada Pasien BPJS
Ini menjadi kali kedua Rumah Sakit Nindhita, setelah sebelumnya diprotes karena menolak pasien BPJS.
Penulis: Hanggara Pratama | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Hanggara Pratama
TRIBUNMADURA.COM, SAMPANG - Rumah Sakit Nindhita di Jalan Syamsul Arifin, Kabupaten Sampang, Madura, kembali diprotes warga, Kamis (15/10/2020).
Ini menjadi kali kedua Rumah Sakit Nindhita, setelah sebelumnya diprotes karena menolak pasien BPJS.
Tampak beberapa orang berdiri di depan Rumah Sakit Nindhita sambil membentangkan poster kritik bertuliskan, 'Kami pasien RS Nindhita peserta BPJS dipungut biaya'.
Baca juga: Kepala Desa di Tuban Dilaporkan Istri ke Polisi, Diduga Pukuli Korban sampai Berdarah Karena Ponsel
Baca juga: Baterai PJU Tenaga Surya di Tulungagung Hilang Dicuri Maling, Dishub Pilih Pasang PJU Daya PLN
Baca juga: Operasi Yustisi Jaring 2.114 Pelanggar Prokes di Kota Blitar, Uang Denda Capai Rp 3,4 Juta
Adapun poster lainnya, 'Jangan bodohi kami, kembalikan uang kami 3jt. Kami peserta BPJS'.
Bahkan, massa membentangkan dan diikat ke pagar Rumah Sakit Nindhita.
Perwakilan LSM Laskar Trunojoyo, M Hari mengatakan, kedatangannya ke Rumah Sakit Nindhita mewakili Risalatul Muawanah (20) untuk mempertanyakan adanya pungutan terhadap pasien BPJS.
Dijelaskan, pada bulan Juni 2020 lalu, Risalatul Muawanah dirujuk ke RS Nindhita untuk menjalankan persalinan dengan cara cesar.
Pasien menilai pelayanan cukup baik, akan tetapi saat proses administrasi ditawarkan bahwa untuk pembelian obat ada dua pilihan biaya yang dikenakan diantaranya, Rp 3 juta dan Rp 2 juta.
"Padahal pasien BPJS tidak mengeluarkan uang sepeserpun tapi, yang dialami Risalatul Muawanah malah mencapai Rp 3 juta untuk membeli obat," ujarnya.
Baca juga: Tak Punya Biaya Lahiran Istri, Residivis Pencurian Motor Kembali Beraksi, Kini Masuk Penjara Lagi
Baca juga: BREAKING NEWS - Unjuk Rasa Penolakan UU Cipta Kerja Kembali Digelar di Depan Gedung DPRD Jatim
Parahnya, setelah beberapa hari kemudian saat pasien melakukan kontrol untuk membuka jahitan, lukanya tersebut terbuka sehingga mengalami kepanikan.
Mengalami hal itu kata M. Hari, pasien meminta rawat inap, akan tetapi pihak tenaga medis RS Nindhita menolak dan menyarankan untuk rawat jalan karena bisa disembuhkan dirumah.
"Mendapat pelayanan seperti itu, pasien kecewa dan memilih RS lain untuk mengobati luka cecarnya tersebut, alhamdulillah hingga saat ini pasien sembuh," turturnya.
Sementara di lokasi yang sama, Humas RS Nindhita, Zaini menyampaikan bahwa dirinya tidak bisa memberikan tanggapan saat ini.
Sebab, akan diinformasikan terlebih dahulu terhadap bagian pelayanan dan administrasi.
"Kalau BPJS nol biaya, tapi kalau gimana-gimananya nanti saya kordinasikan terlebih dahulu," singkatnya.