Berita Pamekasan

Mengenal Tradisi Rokat Tase Nelayan Desa Tanjung Pamekasan, Wujud Syukur atas Rezeki dari Tuhan

Nelayan Desa Tanjung Kabupaten Pamekasan melakukan tradisi Rokat Tase' atau Petik Laut di Pantai Jumiang

Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM/KUSWANTO FERDIAN
Puluhan perahu milik nelayan Desa Tanjung, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan, Madura saat berjejer di bibir Pantai Jumiang, Selasa (10/11/2020). 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian

TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Nelayan Desa Tanjung, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan, Madura, melakukan tradisi Rokat Tase' atau Petik Laut di Pantai Jumiang, Selasa (10/11/2020).

Petik Laut ini digelar bertepatan dengan momentum peringatan Hari Pahlawan yang selalu diperingati setiap 10 November.

Pantauan TribunMadura.com, puluhan perahu milik masyarakat setempat tampak berjajar rapi memanjang ke samping di bibir Pantai Jumiang.

Puluhan sampan itu, juga tampak dihiasi dengan berbagai ornamen berbentuk kain.

Di setiap sampan, juga terpampang bendera merah putih yang dipasang di bagian layar.

Baca juga: Dua Warga Pamekasan Digerebek Polisi saat Berada di Sebuah Rumah, Kedapatan Simpan Sabu 10,11 Gram

Baca juga: Debat Pertama Kandidat Pilkada Sumenep Digelar Malam ini, KPU Siapkan 3 Panelis dengan 15 Pertanyaan

Baca juga: Oknum Guru di Sampang Diduga Lecehkan Siswa SD, Bantah Laporan ke Polisi, Mau Sumpah di Atas Alquran

Ketua Pokdarwis Desa Tanjung, Kabupaten Pamekasan, Supriyadi mengatakan, rokat tasek atau Petik Laut adalah bentuk syukur dari kaum nelayan kepada Allah SWT.

Kata dia, Rokat Tase' ini dilakukan sebagai wujud rahmad dan syukur rezeki yang diberikan oleh Allah kepada nelayan yang melaut.

"Petik laut ini menjadi sebuah tradisi dari dulu yang pelaksanaannya itu dilakukan tiap tahun sekali," kata Supriyadi kepada TribunMadura.com.

Supriyadi menjelaskan, perahu yang dihias pada tradisi petik laut tahun ini sekitar 50 perahu.

Pelaksanaannya petik laut ini kata dia, dilakukan oleh para nelayan Desa Tanjung yang didukung oleh pemerintah desa dan Pokdarwis Adirasa.

"Petik laut ini sangat meriah  yang mana diisi dengan cerita-cerita rakyat zaman dahulu," ujarnya.

"Contoh seperti cerita Marsodo event ini biasa dilakukan 2 hari 2 malam yang mana kebanyakan dari semua juragan yang mempunyai perahu atau sampan dihias semenarik mungkin sehingga banyak sekali hiburan ketika pengunjung menyaksikan petik laut," tambahnya.

Menurut Herman, nelayan setempat, digelarnya tradisi petik laut ini merupakan agenda tahunan sebagai wujud syukur kepada Tuhan atas berkah rejeki dan keselamatan yang telah diberikan.

"Tradisi petik laut ini kami agendakan setiap tahun, hasil dari kesepakatan bersama para nelayan dan pemilik perahu,” kata Herman.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved