Virus Corona di Jember
Angka Kematian Kasus Covid-19 di Jember Meningkat, Sehari Bisa 6 Pasien Virus Corona Meninggal Dunia
Angka kematian karena Covid-19 cenderung naik sejak 19 November hingga 3 Desember 2020.
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM, JEMBER - Selama dua pekan terakhir, angka kematian karena Covid-19 di Kabupaten Jember meningkat.
Berdasar data Satgas Penanganan Covid-19 Jember, angka kematian karena Covid-19 cenderung naik sejak 19 November hingga 3 Desember 2020.
Pada 19 - 21 November 2020 lalu, angka kematian karena Covid-19 di Kabupaten Jember per hari sebanyak dua orang.
Baca juga: 75 Civitas Akademika Universitas Brawijaya Malang Positif Covid-19 Dalam Kurun Waktu 6 Bulan
Baca juga: Jember Kembali Masuk Zona Merah Penyebaran Covid-19 setelah Terjadi Penambahan Kasus Setiap Hari
Baca juga: Mobil Penyemprot Disinfektan Kembali Didatangkan ke Jember, Sasar Tempat Ibadah hingga Perkantoran
Angka kasus kematian karena Covid-19 di Kabupaten Jember ini terus naik per harinya berkisar antara empat hingga delapan kasus.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Jember, Gatot Triyono mengakui angka kematian ini terus meningkat selama dua pekan terakhir.
"Kasus kematian tertinggi terjadi pada 29 November mencapai delapan orang. Semua yang kami catat kasus kematian ini karena Covid-19," ujar Gatot, Kamis (3/12/2020).
Sementara itu, pada 1 Desember 2020, tercatat ada enam kematian dan 2 Desember ada lima angka kematian.
Angka kematian tanggal 3 Desember belum dirilis oleh Satgas Penanganan Covid-19.
Tetapi dari informasi yang dihimpun Surya ( grup TribunMadura.com ), Kamis (3/12/2020), ada tujuh pemakaman memakai prosedur penatalaksanaan infeksius.
Setidaknya, satu dari tujuh jenazah yang dimakamkan meninggal karena Covid-19.
Baca juga: Wakil Bupati Sampang Lantik Para Pengurus Majelis Pembimbing Pramuka Kwartir Ranting Kecamatan
Baca juga: Juri Komunitas di Madura Terpergok Lakukan Transaksi Jual Beli Sabu di Jalan Raya Dasok Pamekasan
Orang yang meninggal kaena Covid-19, atau dengan Covid-19 dimakamkan memakai prosedur pemakaman penatalaksanaan infeksius.
Termasuk pasien yang meninggal di rumah sakit, namun hasil tes swab belum keluar, juga dimakamkan memakai penatalaksanaan infeksius.
Gatot mengatakan, mereka yang meninggal karena Covid-19 itu, akibat sudah kritis baru dibawa ke rumah sakit.
“Penyebab faktor kematian akibat korona, dikarenakan pasien-pasien yang datang ke rumah sakit dalam keadaan kritis, sehingga tidak dapat tertolong,” ujarnya.
Gatot menerangkan, banyak pasien yang sebelumnya menyepelekan gejala-gejala ringan yang diderita dan tidak segera periksa ke fasilitas kesehatan terdekat.