Virus Corona di Ponorogo
Dokter di Kabupaten Ponorogo Positif Covid-19 Meninggal Bersama Janin 7 Bulan yang Dikandungnya
Seorang dokter di Ponorogo, Novita Rachmawati meninggal setelah terpapar Covid-19, Jumat (11/12/2020).
Penulis: Sofyan Candra Arif Sakti | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNMADURA.COM, PONOROGO - Seorang dokter di Ponorogo, Novita Rachmawati meninggal setelah terpapar Covid-19, Jumat (11/12/2020).
Dokter Novita Rachmawati meninggal bersama janin berusia 7 bulan yang dikandungnya
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo, Rahayu Kusdarini menjelaskan dokter umum yang bertugas di RS Muslimat Ponorogo tersebut mulai merasakan gejala pada 1 Desember 2020 dan dirawat di rumah sakit.
Baca juga: Seorang Remaja di Bangkalan Hilang Terseret Arus Sungai Arosbaya, Belum Ditemukan Hingga Saat Ini
Baca juga: Pamit Cari Bekicot, Warga Dusun Pongkeng Sumenep Tak Kunjung Pulang, Ditemukan Tewas di Dalam Sumur
Baca juga: Kasus Covid-19 di Kota Malang Melonjak, Wali Kota Sutiaji Batal Beri Izin Wisuda Tatap Muka
Lalu pada tanggal 4 Desember dilakukan tes swab atau Polymerase Chain Reaction (PCR) dan hasilnya keluar pada tanggal 5 yang menunjukkan dokter Novita positif Covid-19.
"Setelah tahu hasilnya positif, beliau dirujuk ke rumah sakit di Surabaya," ucap Irin, sapaan akrab Rahayu Kusdarini, Jumat (11/12/2020).
Ia dirujuk ke Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Unair.
"2 hari yang lalu, janin yang ada di dalam kandungannya meninggal dunia," ucap Irin.
"Ternyata beliau tadi pagi menyusul putranya untuk menghadap Allah swt, sekitar pukul 04.30 WIB," jelasnya.
Sebagai dokter umum, Irin menjelaskan, dokter Novita bekerja di Unit Gawat Darurat (UGD).
Baca juga: Anggota DPR RI H Syafiuddin Asmoro Prioritaskan Bus Sekolah untuk STAI Syaichona Cholil Bangkalan
Baca juga: Pemungutan Suara Pilkada Sumenep 2020 Sukses Digelar, KPU Lanjut Rekapitulasi Suara Pemilih
Baca juga: Tiga Taman di Kabupaten Sampang Madura Jadi Sasaran Maling, Kursi hingga Pompa Air Raib
Sehingga ia menangani pasien-pasien yang masuk dengan diagnosa yang belum jelas.
"Kita tidak bisa memastikan tertularnya dimana, karena virus tidak kelihatan," ucapnya.
"Dokter itu kontak dengan banyak orang dimana saja, bisa saja dari pasien bisa saja dari temannya, atau dari keluarganya kita tidak tahu secara pasti," pungkasnya.