Berita Pamekasan
Pupuk di Pamekasan Diduga Langka, Puluhan Aktivis GMNI Demo di Kantor DPRD, Diwarnai Aksi Dorong
Puluhan aktivis dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) demonstrasi ke Kantor DPRD Pamekasan
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Menurutnya, tuntutan yang disampaikan oleh massa aksi itu menjadi bahan pertimbangan dan evaluasi pihaknya ke depan.
Selain itu, ia mengaku pernah melakukan pemanggilan terhadap pihak terkait seperti HKTI, Dinas Pertanian dan Distributor pupuk di Kabupaten Pamekasan.
Namun pada waktu itu, pihak distributor tidak ada yang hadir.
Sehingga pihak pertanian diminta untuk pulang.
"Upaya-upaya Komisi II mengenai pupuk ini sudah dilakukan, dan Dinas Pertanian berjanji akan mendatangkan semua distributor tersebut," katanya.
"Terkait kelangkaan pupuk di beberapa titik di kabupaten ini, kami tangani dengan serius. Oleh karena itu, kami sudah mengirim surat ulang untuk melakukan pertemuan kembali dengan semua pihak terkait," janji Ismail.
Sementara itu, Plt Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Pamekasan, Ajib Abdullah berjanji akan mengatasi kelangkaan pupuk.
Kata dia, jika ada distributor yang menjual pupuk melebihi harga yang telah ditentukan, pihaknya akan mengadukan kepada teknologi informasi (TI) agar segera diberikan teguran.
"Harga tertinggi yakni Rp 90 ribu. Maka dari itu, kami selalu melakukan sweeping dan mengimbau terkait harga pupuk. Jadi, kalau adik-adik atau petani membeli pupuk, silakan minta nota. Kalau terjadi harga di atas yang ditentukan, silakan laporkan ke pihak kepolisian," pinta mantan Kadishub Pamekasan itu.
Ia juga meminta agar para peserta aksi bersinergi menuntaskan kasus kelangkaan pupuk di kabupaten ini.
"Mari bersama-sama bahu membahu, insyaallah tidak ada kesulitan apapun yang dihadapi bersama-sama dengan niat yang ikhlas dan dengan kebaikan untuk petani," tutupnya.