Virus Corona di Gresik

Lantang Kritik Kebijakan Jam Malam PPKM, dr.Tirta: Corona Nggak Keluar Malam Doang, Tapi 24 jam

Dengan lantang, dr.Tirta menyatakan tidak setuju soal aturan jam malam saat PPKM. Menurutnya karena virus corona tidak hanya ada saat malam hari.

Penulis: Willy Abraham | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNMADURA.COM/WILLY ABRAHAM
dr.Tirta menemui awak media di Stadion Gelora Joko Samudro, Kamis (4/2/2021). 

Reporter: Willy Abraham l Editor: Elma Gloria Stevani

TRIBUNMADURA.COM, GRESIK - Pemerintah Indonesia menerapkan aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk menekan laju penularan virus corona ( Covid-19 ).

Mengenai hal ini, dr. Tirta turut mengutarakan pendapatnya.

Dengan lantang, ia menyatakan tidak setuju dengan aturan jam malam yang berlaku saat PPKM dan PSBB.

Dengan lantang, ia mengutarakan tidak setuju dengan aturan jam malam saat PPKM.

Hal ini menurutnya karena virus corona ( Covid-19 ) tidak hanya ada saat malam hari saja.

Arab Saudi Stop WNA Masuk, Ratusan Calon Jamaah Haji Gresik Terancam Batal Berangkat ke Tanah Suci

Download Lagu MP3 Sayang Tolong Jangan Marah-Marah R Angkotasan, Populer TikTok, Dilengkapi Lirik

Download Lagu MP3 Cidro Didi Kempot versi DJ Remix, Viral di TikTok, Lengkap Lirik dan Terjemahan

Hati-Hati! Shio Kerbau, Shio Tikus, Shio Ular Diramal Kurang Beruntung Besok Jumat 5 Februari 2021

Selain itu, dr. Tirta khawatir aturan pemberlakuan jam malam akan membuat masyarakat di desa salah paham.

"Saya paling tidak setuju kalau ada jam malam, karena virus corona itu keluarnya bukan malam tapi 24 jam," ucap dr.Tirta setelah menyapa pasien positif Covid-19 di Stadion Gelora Joko Samudro, Kamis (4/2/2021).

Jam malam itu, lanjut Tirta, membuat warga di dusun akan menganggap Covid-19 itu keluar saat malam hari. Beda pemahaman itu membuatnya tidak setuju adanya jam malam dalam PPKM.

Mengingat hal itu kurang efektif. Lebih baik, kata dr Tirta, PPKM itu dikembalikan ke kepala daerah, karena yang menguasai daerah hingga tingkat kecamatan.

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat lebih efektif diterapkan di titik kerumunan.

"PPKM lebih efektif jika tidak menyasar global se-Kabupaten tapi menyasar tiga tempat, perkampungan, pasar dan tempat transportasi umum seperti terminal, bandara, stasiun, pelabuhan. Karena puncak kerumunannya disitu," terang Tirta.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Gresik drg Saifudin Ghozali yang ikut mendampingi mengatakan, saat ini di Gejos tinggal menyisakan 45 pasien.

"Sebelum PPKM yang jumlahnya mencapai 110 pasien di Gejos. Kita tahu saat ini terjadi penurunan," pungkasnya.

Kedatangan dr Tirta di pondok rehabilitasi dan observasi Stadion Gelora Joko Samudro ini untuk melihat penanganan Covid-19. Dokter berpenampilan nyentrik ini menyapa pasien positif Covid-19 di tribun utama di balik pagar.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved