Seluk Beluk Pasar Muamalah, Transaksi Pakai Dinar-Dirham, Jam Tutup Cepat, Pendiri Bukan Orang Biasa
Lantas barang apa yang dijual dan seluk beluk Pasar Muamalah? Lihat sosok pendirinya.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Sosok Zaim Saidi Bukan Orang Biasa
Zaim berperan sebagai inisiator dan penyedia lapak pasar muamalah yang berbentuk ruko tersebut.
Ia juga bertindak sebagai pengelola "wakala induk", yakni tempat menukarkan Rupiah menjadi dinar atau dirham yang digunakan sebagai alat transaksi di pasar tersebut.
Dinar dan dirham sendiri merupakan dua mata uang yang digunakan di sejumlah negara di jazirah Arab.
• Bermula Beri Susu, Gadis Bimbala Das Mantap Nikahi Ular Kobra, 2 Ribu Orang Jadi Saksi: Sarang Semut
Profil dari Zaim Saidi diulas di dalam tesis mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Erwin Bachtiar, yang berjudul Konsep Ekonomi Syariah Perspektif Zaim Saidi.
Di dalam tesis yang terbit pada tahun 2017 itu diketahui bahwa Zaim merupakan pria kelahiran Parakan, Temanggung, Jawa Tengah, pada 21 November 1962.
Alumnus Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor ini menikahi seorang wanita bernama Dini Damayanti pada tahun 1994 dan dikarunai lima orang anak dari pernikahan tersebut.
Pada tahun 1996, Zaim menerima Merdeka Fellowship dari pemerintah Australia.
Beasiswa tersebut ia manfaatkan untuk melanjutkan studi S-2, Public Affairs di University of Sydney. =
Tesisnya berjudul The Politics of Economic Reform in the New Order: 1986-1996.
• Keluarga Panik Munasir Tak Kunjung Pulang, Celana dan Linggis Jadi Saksi, Bengawan Solo Disusuri
Pada tahun 2005-2006, Zaim belajar lebih jauh tentang muamalat dan tasawuf di Afrika Selatan. =
Di saat yang sama, ia melakukan penelitian di Dallas College, Cape Town, Afrika Selatan. =
Hasil studinya tersebut ditulis dalam buku Ilusi Demokrasi: Kritik dan Otokritik Islam.
Pada 1997, Zaim mendirikan Public Interest Research and Advocacy Center (PIRAC).
"Lembaga ini aktif melakukan riset, studi kasus, dan advokasi mempromosikan kedermawanan sosial di Indonesia," tulis Erwin dalam tesisnya.