Berita Bangkalan

HOAKS Efek Samping Vaksin Covid-19 Perbesar Alat Kelamin, Dandim 0829 Bangkalan: Jangan Ditanggapi

Beredar di media sosial bahwa vaksin Covid-19 Sinovac memberi efek samping pembesaran alat kelamin.

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM/AHMAD FAISOL
Komandan Kodim 0829 Bangkalan Letkol Kav Ari Setyawan Wibowo menerima vaksin Covid-19 kedua bersama unsur Forkopimda Bangkalan di Pendapa Agung, Rabu (10/2/2021) 

TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN - Dandim 0829 Bangkalan, Letkol Kav Ari Setyawan Wibowo mengikuti vaksinasi Covid-19 dosis kedua di Pendapa Agung, Rabu (10/2/2021).

Setelah melewati masa observasi selama 30 menit, Letkol Kav Ari Setyawan Wibowo mengaku, tidak mengalami gangguan atau gejala efek samping yang ditimbulkan usai divaksin Covid-19.

"Informasi hoaks soal vaksin jangan terlalu ditanggapi. Itu hanya memprovokasi," kata Letkol Kav Ari Setyawan Wibowo kepada Surya ( grup TribunMadura.com ).

Satu Kampung di Kabupaten Ponorogo Ditutup, Ada 2 Pasien Covid-19 dan 10 Orang Lainnya Kontak Erat

Lulusan SD Disetubuhi Pria Beristri Berkali-Kali, Dijual ke Pelanggan hingga Hamil di Luar Nikah

Vaksinasi Covid-19 Dosis Kedua di Bangkalan, 1.045 Tenaga Kesehatan Gagal Divaksin, Ini Penyebabnya

"Hingga vaksin kedua ini, kami sehat sehat saja," sambung dia.

Sebelumnya, beredar di media sosial bahwa vaksin Sinovac memberi efek samping pembesaran alat kelamin.

Beragam hoaks lainnya terkait efek samping vaksin Covid-19 yakni kejang, sesak napas, tidak sadarkan diri, merusak otak, penyebab otak lemot.

"Vaksinasi merupakan upaya pencegahan dari pemerintah agar masyarakat terhindar dari Covid-19," pungkasnya.

Vaksinasi terhadap Ari dilakukan setelah Bupati Bangkalan RK Abdul Latif Amin Imron yang mendapat kesempatan pertama.

Dilanjutkan Komandan Lanal Batuporon Letkol Laut (P) Dodi Hermanto, Kepala Kejaksaan Negeri Bangkalan Emanuel Ahmad, Ketua Pengadilan Negeri Bangkalan Maskur Hidayat, Ketua Pengadilan Agama Farhanuddin.

Kapolres Bangkalan AKBP Didik Heriyanto yang hadir tidak termasuk penerima vaksin karena ia pernah terkonfirmasi positif Covid-19. (edo/ahmad faisol)

Ada di Dalam Kampung, Lokasi Puskesmas Bareng Kota Malang Dikeluhkan, Mobil Ambulans Kesulitan Masuk

Lulusan SD Disetubuhi Pria Beristri Berkali-Kali, Dijual ke Pelanggan hingga Hamil di Luar Nikah

Sebanyak 77.760 vaksin Sinovac tiba di Dinas Kesehatan Jatim, Senin (4/1/2020).
Sebanyak 77.760 vaksin Sinovac tiba di Dinas Kesehatan Jatim, Senin (4/1/2020). (TRIBUNMADURA.COM/ACHMAD ZAIMUL HAQ)

Keunggulan Vaksin Sinovac

Pakar epidemiologi Universitas Airlangga, dr M Atoillah Isfandiari mengatakan, vaksin Covid-19 Sinovac memiliki beberapa keunggulan.

Ia menuturkan, vaksin Sinovac menggunakan platform lama yang sudah sangat dikenal produsen vaksin, yaitu inactivated virus atau virus yang dimatikan.

Menurut dia, efek samping dari vaksin Sinovac itu tercatat kurang dari 1 persen. Artinya, memiliki safety sangat tinggi.

“Beda dengan yang lain walaupun efikasinya 90 persen tetapi menggunakan teknologi baru yaitu mRNA," papar pria yang akrab disapa Ato ini, Kamis (14/1/2021).

"Teknologi baru di sisi lain dalam jangka pendek mungkin bisa diamati dampaknya pada saat uji klinis, jangka panjang mereka belum tahu karena ini adalah platform baru,” sambung dia.

Kata dia, vaksin Sinovac juga relatif mudah disimpan maupun logistiknya tidak membutuhkan cold chain atau rantai dingin yang canggih seperti vaksin Pfizer yang membutuhkan penyimpanan minus 70 derajat.

Vaksin Sinovac masih dapat memungkinkan apabila disimpan di dalam kulkas biasa saja 

Ato juga menuturkan bahwa dikeluarkannya ijin pakai darurat oleh BPOM karena melihat semakin banyak korban Covid-19 berjatuhan.

Sementara waktu ideal yang dibutuhkan adalah 6 bulan untuk pemantauan agar mengetahui efek samping pasca uji klinis dilakukan.

“Jadi, uji klinis fase 3-nya sudah selesai, sehingga data-data yang dicatat selama pelaksanaan uji klinis hasilnya bisa diperoleh dan dianalisis," ungkap dia.

"Uji klinis sudah selesai hanya versi pemantauan pasca uji-nya itu yang kemudian kita tunggu dengan pertimbangan bahwa selama uji mulai ke-1 sampai ke-3 laporan terkait dengan keamanan dan efikasi sudah didapatkan,” tuturnya.

Diberikan Pada Orang Sehat

Bagi Ato, vaksin berbeda dengan obat.

Obat untuk mengobati orang sakit.

Sementara vaksin untuk mencegah yang sehat agar tidak sakit.

“Sehingga vaksin itu harus diberikan kepada orang yang masih sehat," kata dia.

"Kalau sudah sakit bukan menjadi target dari vaksin karena yang bersangkutan sementara sudah punya antibodi alami yang mungkin memang akan terdegradasi seiring waktu,” ucapnya.

Perihal penggunaan vaksin Sinovac, Ato mengatakan, agar saat ini diprioritaskan paling tidak untuk mereka yang belum punya kekebalan sama sekali.

Sehingga, vaksinasi diberikan pada orang sehat, bukan orang sakit.

“Yang harus diberikan dulu ya tentunya yang bisa menolong dulu, dalam hal ini adalah tenaga medis," jelas dia.

"Karena analoginya tenaga medis aman dari infeksi, maka selanjutnya bisa lebih optimal dalam menolong orang lain, termasuk juga menolong untuk mendapatkan kekebalan,” tambahnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved