Virus Corona
Jokowi Jawab Usulan Lockdown Tangani Covid-19, 'Untuk Apa?', Bahas Ekonomi: Menjadi Langkah Keliru
Jokowi menyebut bahwa lockdown tidak tepat apabila dilakukan di suatu daerah yang hanya mencatat sedikit kasus Covid-19 saja.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Pipin Tri Anjani
TRIBUNMADURA.COM - Presiden Jokowi menjawab usulan lockdown untuk tangani pandemi Covid-19 atau virus Corona di Indonesia.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi lagi-lagi tak mau Indonesia lockdown.
Orang nomor satu di Indonesia itu berbicara soal ekonomi hingga strategi untuk tangani kasus Covid-19 di Indonesia yang belum juga mereda.

Jokowi menyinggung soal lockdown atau penutupan wilayah secara total, dalam pernyataan publiknya pada Kamis (11/2/2021).
Beberapa waktu lalu ramai usulan lockdown karena memburuknya kasus Covid-19 di Indonesia hingga tembus satu juta.
Jokowi menyebut bahwa lockdown tidak tepat apabila dilakukan di suatu daerah yang hanya mencatat sedikit kasus Covid-19 saja.
Hal tersebut dia sampaikan saat memberikan sambutan pada "Peresmian Pembukaan Musyawarah Nasional VI Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) 2021" di Istana Negara.
• HOAKS Efek Samping Vaksin Covid-19 Perbesar Alat Kelamin, Dandim 0829 Bangkalan: Jangan Ditanggapi
Semula, Jokowi menyinggung Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro.
PPKM mikro bisa dilakukan di lingkup kelurahan, desa, RW dan RT apabila pemerintah setempat merasa perlu.
"Jika dirasa perlu, ini PPKM bisa dilakukan, tetapi dalam skala mikro, dalam lingkup yang kecil. Dalam skala keluahan, desa, RW dan RT saja," ujar Jokowi dikutip dari siaran kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis.
"Jangan sampai yang terkena virus (Covid-19) hanya satu orang dalam satu RT, yang di- lockdown seluruh kota. Jangan sampai yang kena virus misalnya satu kelurahan yang di-lockdown seluruh kota. Untuk apa?" lanjutnya, dilansir TribunMadura.com dari Kompas.com.

Menurut Jokowi, strategi lockdown keseluruhan seperti itu menjadi langkah keliru.
Sehingga, dia menegaskan kali ini pemerintah harus bekerja secara lebih detail dalam menangani Covid-19.
Jokowi kembali menekankan, apabila lockdown akan dilakukan, maka sebaiknya dengan lingkup kecil saja.
Dia menyebut dengan istilah micro-lockdown.
"Lockdown skala mikro. Jadi tidak merusak pertumbuhan ekonomi, tidak merusak kegiatan ekonomi masyarakat. Karena yang kita lockdown adalah dalam skala kelurahan, RW, RT," tuturnya.
Pandemi Covid-19 di Indonesia Diprediksi Selesai September 2021
Sementara itu, tim Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) memprediksi pandemi Covid-19 di Indonesia akan selesai tak sampai 10 tahun ke depan, seperti hitungan Bloomberg yang memprediksi berdasarkan cakupan vaksinasi setiap negara termasuk Indonesia.
Tim FKM UI justru menilai pandemi Corona di Tanah Air akan selesai lebih cepat yakni pada September 2021 ini.
Pandu Riono, selaku Pakar epidemiologi FKM UI memaparkan prediksi itu dengan menggunggah hasil riset tim FKM UI soal perhitungan pandemi Corona di RI.
“Prediksi Indonesia tuntaskan vaksinasi sampai 10 tahun bisa saja terjadi kalau tidak melakukan strategi vaksinasi yg cerdas & inovatif untuk kendalikan Pandemi. Tim FKM UI buat simulasi strategi vaksinasi yg komprehensif. Kita bisa lebih cepat dg strategi pilihan yg tepat,” tulis Pandu Riono seperti dikutip Kompas.tv ( grup TribunMadura.com ) dari akun Twitter miliknya, Selasa (9/2/2021).
• Jalan Terakhir Jika Corona di Indonesia Kian Memburuk, 1 Saran IDI, Jokowi Bahas Formula, Lockdown?
Pada data itu disebutkan, pandemi Covid-19 bisa selesai di September 2021 jika vaksinasi berjalan seperti berikut:
• Jumlah vaksinator: 31 ribu orang
• Jumlah vaksinasi/vaksinator/hari: 30 orang (per hari 1 orang vaksinator menyuntik vaksin ke 30 orang)
• Perhitungan dimulai dari tanggal awal program vaksinasi pada masyarakat, yaitu 3 Maret 2021.
• Indonesia Lockdown? Diusulkan Lagi karena Covid-19 Melonjak, Jokowi Menentang, Pengamat: dari Awal
Sementara cakupan vaksinasi yang diperlukan disebut harus mencapai 70.980.000 orang, dengan jumlah vaksinasi per hari 930 ribu suntikan.
Dengan begitu target vaksinasi disebut tim FKM UI tercapai dalam 167 hari.
Adapun detailnya adalah sebagai berikut:
• Cakupan yang diperlukan: 39 persen
• Jumlah orang perlu divaksinasi: 70.980.000 orang
• Jumlah pemberian vaksin: 141.960.000 suntikan
• Jumlah vaksinasi per hari: 930.000 suntikan
• Target vaksinasi tercapai dalam: 167 hari
• Tanggal target vaksinasi tercapai: 15 Agustus 2021 hingga September 2021
• Jokowi Sebut PPKM Tak Efektif, Begini Kondisi Nyata Penyebaran Covid-19 di Jatim Selama PPKM
Dia menjelaskan hasil perhitungan tersebut didapat berdasarkan asumsi efikasi vaksin Sinovac bisa memberikan perlindungan optimal setelah 14 hari usai dosis kedua diberikan.
“Hasil estimasi wabah mulai terkendali di September 2021. terjadi penurunan kasus baru secara konsisten,” ungkap hasil riset tersebut.
“Hasil dapat lebih cepat dengan tambahan vaksin Pfizer, AstraZeneca, dan Novavax yang mempunyai efikasi lebih tinggi. Jika jumlah dan kapasitas vaksinator ditambah, pelibatan swasta dan kapasitas cold chain,” jelas riset itu.
(TribunMadura.com/Ani Susanti - Kompas.com/Dian Erika Nugraheny - kompas.tv/Gading Persada)