Berita Malang
Harga Cabai Rawit di Malang Naik, Pemilik Warung Makan Menjerit, Makin Rugi Karena Dapat yang Busuk
Para pemilik warung makan di Kota Malang juga merasakan langsung dampak kenaikan harga cabai rawit.
Penulis: Mohammad Rifky Edgar | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM, MALANG - Tingginya harga cabai rawit di Kota Malang tidak hanya berdampak pada masyarakat di rumah.
Para pemilik warung makan di Kota Malang juga merasakan langsung dampak kenaikan harga cabai rawit yang mencapai Rp 100 ribu per kilogramnya.
"Ini saya tadi beli di Pasar Kebalen Rp 100 per Kilogram," kata Tiama, pemilik warung makan di jalan Gajahmada Kota Malang, Jumat (26/2).
Baca juga: Harga Cabai Rawit di Pasar Tradisional Kota Malang Naik, Pedagang Keluhkan Turunnya Omzet Penjualan
Baca juga: Harga Cabai Rawit di Pasar Wonokromo Surabaya Berangsur Turun, Penjualan Masih Lesu, Ini Sebabnya
Baca juga: Gaji Kurang, Sales di Surabaya Masuk Dunia Hitam usai Berhenti Kerja, Jadi Kurir Sabu Jaringan Lapas
"Kalau terus-terusan seperti ini saya bisa merugi," ucap dia.
Melambungnya harga cabai rawit ini sudah terjadi selama sepekan terakhir di sejumlah pasar tradisional di Kota Malang.
Kenaikan harga cabai rawit sendiri tak hanya terjadi di Kota Malang saja. Namun juga terjadi di sejumlah daerah di Indonesia.
Tiama mengatakan, harga cabai rawit sekarang lebih mahal dari harga ayam potong yang mencapai Rp 30 ribu per kilogramnya.
Terlebih lagi, cabai rawit yang dibelinya dari pedagang di pasar tradisional juga tidak bersih dari cabai rawit ketika harganya murah.
Tiama mengaku harus menyortir sendiri dengan memilah cabai rawit yang telah dia beli.
Karena, kata dia, ada cabai rawit yang sudah membusuk dan kualitasnya kurang baik.
Baca juga: Harga Cabai Rawit di Pamekasan Tembus Rp 125.000 Perkilo, 1 Bungkus Isi 5 Buah Cabai Dihargai Rp2000
Baca juga: Tidak hanya di Surabaya, Tim Densus 88 Juga Tangkap Terduga Teroris Lainnya di Mojokerto dan Malang
"Waktu harga cabai masih Rp 40-50 ribu per kilogramnya cabainya sudah disortir dan dipetik," katanya.
"Tapi sekarang tidak. Seperti campuran, jadi harus saya pilah sendiri," ucapnya.
Tiama berharap, nantinya ada solusi dari pemerintah agar tidak terjadi lonjakan cabai rawit di Kota Malang.
Dikarenakan, harga cabai rawit terus mengalami kenaikan sedikit demi sedikit dalam satu bulan terakhir ini.
"Sebenarnya sedikit nelangsa saya. Karena lebih mahal cabai ketimbang ayam," tukas dia.
"Ya semoga saja pemerintah memiliki solusi supaya harganya normal kembali," ucapnya.