Doa Agar dipermudah Segala Urusan Bikin Hidupmu Semakin Tentram, Lengkap Arab Latin dengan Artinya
Berdoa untuk meminta agar dilancarkan segala urusan merupakan hal yang wajar, bahkan dianjurkan. Berikut Doa Nabi Musa AS Meminta Dipermudah Urusannya
Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNMADURA.COM - Jika Kamu merasa hidupmu bimbang dan penuh dengan cobaan, jangan pernah berputus asa.
Tetaplah berusaha dan berdoa, karena di dalam Islam sendiri memang dianjurkan melakukan dua hal tersebut.
Dalam Islam, banyak sekali usaha yang dianjurkan untuk mencapai sesuatu yang kita inginkan.
Berdoa untuk meminta agar dilancarkan segala urusan merupakan hal yang wajar, bahkan dianjurkan.
Baca juga: Penyergapan Gagal, Petugas BNN Jatim Diamuk Massa, Terduga Bandar Sabu Sampang Tidak Ada di Lokasi
Baca juga: IDI Sumenep Akhirnya Cabut Laporan Pelecehan Profesi Dokter yang Dilakukan 5 Pemilik Akun Facebook
Baca juga: Viral Video Penangkapan Terduga Bandar Sabu di Sokobanah Sampang, Petugas BNN Jatim Diamuk Massa
Baca juga: Berencana Menikah di Tahun 2021, Berikut Doa agar Dipermudah Jodoh dan Pasangan untuk Kaum Jomblo
Hal tersebut bertujuan agar seseorang selalu optimis mengerjakan apa saja yang bisa dijadikan jalan datangnya rezeki yang halal.
Tidak ada pekerjaan yang hina jika kita tetap melaksanaan anjuran perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Berikut Doa Nabi Musa AS saat Meminta Dipermudah Urusan dan Ucapannya:
قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي
“Musa berkata, ‘Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul ‘uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii’
Artinya: Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku” (QS. Thoha: 25-28)
Dilansir dari laman Umma.id, berikut beberapa makna atau pengertian doa Nabi Musa yaitu:
1. Lapangkan dadaku
Di sini, Nabi Musa memohon kepada Allah supaya diberi hati yang luas.
Hati yang mudah menerima petunjuk dan hidayah dari Allah.
Hati yang tidak mudah berpenyakit serta mampu menerima kebenaran.
Jika seorang manusia memiliki hati yang luas, hidayah dari Allah akan mudah diterima.
Hatinya tidak akan dikotori dengan prasangka buruk yang akan mempersempitnya.
2. Mudahkan urusanku
Ketika Allah memerintah nabi Musa untuk kembali ke Mesir dan mengingatkan Fir’aun, beliau memiliki sedikit rasa khawatir.
Khawatir bahwa nantinya beliau tidak mampu mengemban tugas yang diamanahkan oleh Allah.
Oleh sebab itu, nabi Musa berdoa kepada Allah untuk diberikan kemudahan dalam segala urusan.
Beliau mengharapkan pertolongan dari Allah agar mudah dalam menjalankan segala perkara di dunia, khususnya dalam berdakwah.
3. Lepaskan kekakuan lidahku, supaya perkataannya mudah dimengerti
Pada masa dalam pengasuhan Fir’aun, Nabi Musa sempat mengalami hal yang tidak diinginkan yang menyebabkan lidahnya menjadi cadel.
Melihat kebijaksanaan yang dimiliki nabi Musa, Fir’aun merasa gusar.
Dia merasa bahwa Musa adalah anak laki-laki yang ditafsirkan dalam mimpinya.
Oleh sebab itu, Fir’aun ingin menguji kebenaran hal tersebut.
Nabi Musa diminta memilih antara bara api atau batu permata.
Beliau memilih bara api yang kemudian dimasukkan ke mulutnya.
Hal inilah yang membuat Nabi Musa menjadi kurang sempurna dalam mengucapkan kata-kata.
Kekurangan ini menjadi kekhawatiran tersendiri di dalam hati Nabi Musa.
Beliau takut jika perkataannya tidak mudah dimengerti oleh orang-orang yang akan diajaknya.
Beliau khawatir bahwa nantinya tidak bisa melaksanakan amanah dengan baik karena kekurangannya ini.
Itulah sebabnya mengapa hal ini menjadi salah satu permintaan dalam doa nabi Musa.
Selain doa Nabi Musa, juga ada doa Nabi Yusuf yang diyakini dapat melembutkan hati orang yang kita ajak komunikasi.
Berikut Doa Nabi Yusuf AS agar dilembutkan hati orang yang akan diajak berbicara:
اِذْ قَالَ يُوْسُفُ لِاَبِيْهِ يٰٓاَبَتِ اِنِّيْ رَاَيْتُ اَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَّالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَاَيْتُهُمْ لِيْ سٰجِدِيْنَ
iż qāla yụsufu li`abīhi yā abati innī ra`aitu aḥada 'asyara kaukabaw wasy-syamsa wal-qamara ra`aituhum lī sājidīn
Artinya: (Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, “Wahai ayahku! Sungguh, aku (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku.”