Berita Viral
Kisah di Twitter Ancaman Santet oleh Debt Collector, Padahal Korban Tidak Berutang, Simak Kronologi
Pemilik akun Twitter @ordinarywmnn mendapatkan ancaman dari debt collector pinjaman online, padahal dirinya merasa tidak berutang
Editor: Aqwamit Torik
TRIBUNMADURA.COM - Sebuah kasus ancaman yang dilakukan debt collector pinjaman online viral di Twitter.
Pemilik akun Twitter @ordinarywmnn membagikan pengalamannya setelah mendapatkan ancaman dari debt collector pinjaman online, padahal dirinya merasa tidak pernah berutang, Senin (1/3/2021) kemarin.
Pada cuitan itu, ia menceritakan jika dirinya diancam oleh debt collector padahal yang ditagih adalah utang temannya.
Bahkan, debt collector itu mengancam menggunakan foto anak dari pemilik akun Twitter tersebut.
Debt collector itu akan menyantet sang anak dan menyakitinya.
Baca juga: Malam Pertama Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah Tempati Kamar Bekas Raja Salman, Harganya?
Baca juga: 10 Shio Dapat Hoki Berlimpah Besok Sabtu 6 Maret 2021: Tikus Kreatif, Macan Peluang Karier Cemerlang
Baca juga: Promo Satu Bulan Penuh KFC, ada Personal Box Hanya Rp 31.818 Hingga Paket Kombo Hoki
Diketahui nama aplikasi pinjaman online tersebut adalah Dompet Besar, tapi setelah dicek di playstore aplikasi tersebut tidak ada dan ilegal.
Akun Twitter @ordinarywmnn mengaku telah melaporkan kasus tersebut dan meminta solusi ke kerabat dekat.
Namun ternyata jawabannya tidak bisa memuaskan.
Akhirnya ia memutuskan membagikan keresahannya tersebut di Twitter agar bisa menjadi pelajaran orang lain.
Pelajaran bahwa privasi data adalah hal yang sangat penting.
Ia juga menganjurkan jika ada orang lain yang mengalami kasus yang sama, agar langsung memblokir nomor debt collector tersebut.
Tanggapan Pengamat Hukum

Menanggapi kasus ancaman tersebut Advokat dan Pengamat Hukum, M Badrus Zaman SH MH mengatakan penagihan utang oleh debt collector adalah sebuah tindakan yang salah dan termasuk sebagai premanisme.
"Sebenarnya menurut saya utang piutang kemudian ditagih debt collector saja sudah salah itu, namanya sudah premanisme," katanya kepada Tribunnews.com pada Kamis (4/3/2021).