Emas, Reksadana hingga Properti, Gairah Baru Produk Investasi saat Tahun Kedua Masa Pandemi
Gairah baru dalam produk investasi saat masa pandemi adalah investasi emas dan reksadana.
Penulis: Fikri Firmansyah | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Reporter: Fikri Firmansyah | Editor: Ayu Mufidah KS
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Sektor pasar modal menjadi satu di antara bidang yang terdampak saat pandemi Covid-19.
Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks harga saham mengalami penurunan pada Maret 2020.
Penurunan indeks harga saham terjadi karena banyak perusahaan atau investor yang menjual sahamnya.
Baca juga: Layanan Rapid Test Antigen Gratis untuk Calon Mahasiswa Baru, Dinkes Bondowoso: Tersedia 2.000 Rapid
Baca juga: Daftar Orang Terkaya di Indonesia Versi Forbes April 2021, Pemilik Grup Djarum Tak Terbendung
Pakar Manajemen Universitas Airlangga, Dr Fitri Ismiyanti menuturkan, para investor tetap harus fokus pada investasi yang dilakukan dengan tidak memandang nominal yang akan diinvestasikan saat terjadi pandemi atau krisis yang tidak terduga seperti saat ini.
Ia menjelaskan, dengan berkurangnya penghasilan selama pademi, investor tetap dapat melakukan investasi dengan memilih produk investasi yang biasa dipilih oleh investor individual.
Adapun satu di antara yang menjadi gairah baru dalam produk investasi masa pandemi ini, kata dia, adalah investasi emas dan reksadana.
“Jadi lebih mengarah pada produk-produk investasi murah dengan angka yang kecil. Untuk peluang investasi emas ini mulai dari Rp 50.000 sampai Rp 100.000," kata dia pada Kamis (8/4/2021).
"Reksadana juga menjadi produk yang pas pada saat pandemi ini,” tutur dosen yang memiliki fokus keahlian manajemen risiko dan manajemen strategis tersebut.
Baca juga: Tempat Karaoke di Kota Blitar Diminta Tutup Selama Ramadan 2021, Satpol PP Ingatkan Sanksi Pelanggar
Baca juga: Kota Surabaya Gelar Vaksinasi Covid-19 untuk Warga Saat Ramadan, Bisa Dilaksanakan pada Siang Hari
Kata dia, investasi emas dipilih karena lebih stabil dari masa ke masa.
Selain itu, properti juga menjadi salah satu tren investasi karena penjualannya saat ini menurun dan harganya juga mulai mengarah pada harga wajar.
“Sehingga ini bisa dijadikan sebagai salah satu pandangan investasi di masa pandemi saat ini,” tambahnya.
Fitri mengungkapkan masa pandemi saat ini menjadi momentum bagi para investor untuk mulai mencoba mengatur ruang investasi.
Tujuannya antara lain agar mengamankan dana darurat atau mencari peluang keuntungan yang besar.
Kendati demikian, lanjutnya, tujuan tersebut perlu untuk disesuaikan dengan preferensi risiko masing-masing investor untuk profil risikonya.
Dengan memperhatikan investasi di pasar modal yang mayoritas investasi jangka panjang, dibutuhkan dana tunai yang lebih besar.
Baca juga: 8 Taman Kota di Surabaya Dibuka Akhir Pekan ini, Pedagang UMKM Diizinkan Berjualan di Lokasi
Sehingga alokasi antara dana darurat dan dana investasi perlu dipisah saat kondisi pandemi saat ini.
Fitri menambahkan, bagi investor yang sudah lama berkecimpung di pasar modal sendiri, untuk permasalahan tersebut mungkin mendapat perbedaan pandangan.
Karena, para investor fokus kepada investasi yang dilakukan sekaligus mengevaluasi performa dari portofolio investasi profil risiko perusahaan yang dipilih.
“Selepas itu semua, kalau melihat secara teori, sebenarnya preferensi risiko dari masing-masing perusahaan, investor dibagi menjadi tiga, investasi yang tidak menyukai risiko (risk averse), yang netral terhadap risiko (risk neutral), dan yang menyukai risiko (risk seeker),” pungkasnya.a