Berita Jawa Timur
Pemuda Jatim Terlibat Kejahatan Internasional, Buat Scampage Pemerintah AS, Rilis Kasus Dihadiri FBI
Dua pemuda di Jawa Timur terlibat kejahatan internasional dengan membuat dan menyebarkan website palsu (scampage) Pemerintah Amerika Serikat.
Penulis: Syamsul Arifin | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Reporter ; Syamsul Arifin | Editor: Ayu Mufidah KS
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Dua pemuda di Jawa Timur terlibat kejahatan internasional.
Kedua pelaku bernama Shofiansyah Fahrur Rozi dan Michael Zeboth Melki Sedek Boas Purnomo itu membuat dan menyebarkan website palsu (scampage) Pemerintah Amerika Serikat.
Baca juga: Korban Gempa Malang Mengeluh Penyaluran Bantuan Tak Merata, Pemkab Beri Respons, Akui Butuh Waktu
Baca juga: Panduan Sekolah Tatap Muka di Kota Malang, Jumlah Siswa Dibatasi hingga Penggunaan Masker 3 Lapis
Baca juga: Buntut Biaya Pemakaman Mahal di Kelurahan Kepatihan, Sekda Panggil 26 Lurah di Kabupaten Ponorogo
Kini, kedua pelaku kejahatan internasional tersebut diamankan oleh Polda Jatim.
Rilis kasus keduanya yang digelar di Mapolda Jatim, turut hadir pihak FBI melalui Hubinter Mabes Polri.
Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta mengatakan, ada tiga kejahatan yang dilakukan oleh pelaku.
"Kasus ini diungkap Ditreskrimsus dan bekerja sama dengan FBI yang dikomunikasikan lebih dulu dengan Hubinter Mabes Polri," terang Irjen Pol Nico, Kamis (15/4/2021).
"Tim cyber menyidik ada dua orang tersangka yang ditangkap. Keduanya adalah Warga Negara Indonesia," kata dia.
Pertama, pelaku membuat website palsu, kedua menyebarkan website palsu tersebut, dan yang terakhir mengambil data orang lain secara ilegal
Para pelaku mengirim SMS blast agar para warga Amerika mengklik tautan tersebut.
Setelah diklik, warga yang tertipu kemudian mengisi identitasnya.
"Jumlah website palsu yang dibuat ada 14. Lalu disebar melalui SMS dan SMS ini disebar menggunakan software atau SMS blast," jelas dia.
Baca juga: Terminal Patria Kota Blitar Layani Tes GeNose, 10 Penumpang Setiap Hari akan Diskrining Acak
Baca juga: Tak Kenal Waktu, PSK di Kota Malang ini Tetap Beroperasi saat Ramadan 2021, Endingnya Kena Razia
"Setelah diterima orang-orang ada yang tertipu dan ada yang tidak. Yang tertipu membuka link website dan mengisi data datanya," papar Nico.
Dari data palsu ini, lanjut Nico, digunakan untuk mendapatkan bantuan pandemi Covid-19 dari Pemerintah Amerika Serikat.
"Pengisian data itu dibuat tersangka untuk mengambil sejumlah uang," katanya.