Berita Sumenep

Harga Daging Ayam di Sumenep Capai Rp 46 Ribu Perkilo, Kadin Sarankan Pemkab Gelar Operasi Pasar

Harga daging ayam potong di Kabupaten Sumenep Madura mencapai Rp 46 ribu perkilo pada Ramadan 2021 ini.

Penulis: Ali Hafidz Syahbana | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM/ALI HAFIDZ SYAHBANA
Pedagang ayam yang sedang melayani pembeli di Pasar Anom Baru, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, Senin (12/4/2021). 

Reporter : Ali Hafidz Syahbana | Editor: Ayu Mufidah KS

TRIBUNMADURA.COM, SUMENEP - Harga daging ayam di Kabupaten Sumenep Madura terus merangkak naik.

Kenaikan harga daging ayam di Kabupaten Sumenep terjadi menjelang Ramadan 2021.

Kondisi ini banyak dikeluhkan oleh konsumen, utamanya para ibu-ibu rumah tangga.

Baca juga: Berbagi Berkah di Bulan Ramadan 2021, Lapas Narkotika Pamekasan Beri Paket Sembako ke Panti Asuhan

Baca juga: Ditinggal Pegawai Pulang, Konter HP di Kabupaten Blitar Dibobol Maling, Pemilik Merugi Ratusan Juta

Baca juga: Lewat Video Berlatar Makam Covid-19, Polsek Sukolilo Surabaya Ingatkan Warga Tak Mudik Lebaran 2021

Sebab, kenaikan dari harga daging ayam di Kabupaten Sumenep cukup signifikan dalam sepekan terakhir ini.

Lumrahnya, harga daging ayam potong hanya berkisar Rp 36 ribu hingga Rp 40 ribu per kilo gram di Pasar Anom Baru.

Namun, kini harga daging ayam potong mendadak naik menjadi Rp 46 ribu.

Sementara itu, harga ayam kampung sebelumnya Rp 70 ribu, kini naik Rp 90 ribu per kilogramnya.

Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia Kabupaten Sumenep, Hairul Anwar membenarkan kejadian ini.

Menurut Hairul Anwar, penyebab naiknya harga daging ayam karena permintaan yang tinggi dan pasokan rendah alias terbatas.

"Dari hasil survei kami, harga daging ayam ini memang tertinggi. Yakni lebih dari 10 persen dan bahkan hampir 20 persen," kata Hairul Anwar saat dihubungi, Senin (19/4/2021).

"Kenapa? ini karena tak seimbangnya permintaan dan pasokan," sambung dia.

Baca juga: Pemutihan Denda Pajak Kendaraan Bermotor di Jatim Mulai 20 April - 24 Juni 2021, Simak Rinciannya

Baca juga: Respons Tak Terduga Wali Kota Malang saat Temukan Guru dan Siswa Sekolah Menurunkan Masker ke Dagu

Menurutnya, ada rentetan faktor hingga akhirnya harga daging ayam naik drastis. Salah satunya mulai dari harga pakan yang sempat naik hingga menyebabkan peternak berhenti melanjutkan beternak karena merugi.

Karena para peternak banyak berhenti beternak, maka permintaan mendadak meningkat. Akhirnya stok daging ayam tidak mendukung.

"Sebagaimana hukum pasar, ketika stok terbatas harga pasti melonjak," katanya.

Ia menyarankan kepada Pemkab Sumenep agar menggelar operasi pasar untuk menstabilkan harga.

"Solusi jangka pendeknya ya operasi pasar, tapi untuk jangka panjang, pemerintah harus mempersiapkan jauh-jauh hari seperti harga pakannya, bibit ayamnya, hingga harga ecerannya," kata dia.

"Ini supaya peternak tidak rugi dan tetap semangat produksi kedepan," ucapnya.

Kata Hairul Anwat, persoalan naik turun harga komoditas di pasaran itu wajar-wajar saja jika tidak melebihi dari 10 persen harga normal.

"Hal itu sesuai dengan hukum pasar yang memang fluktuatif dan yang terpenting justru pemerintah harus mengupayakan swasembada, solusi jangka panjang," ungkap dia.

"Sedangkan masyarakat juga harus tetap kuat, tetap berusaha memenuhi kebutuhan di tengah ekonomi sulit seperti saat ini," tuturnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved