Pelaku Pembunuhan di Sumenep
Kata Psikolog Soal Ibu Muda Sumenep Bunuh Bocah 4 Tahun, Ada Faktor yang Pengaruhi Kondisi Emosional
Kata psikolog soal ibu muda berinisial tega membunuh bocah usia 4 Tahun di Kecamatan Amunten, Kabupaten Sumenep, Madura.
Penulis: Ali Hafidz Syahbana | Editor: Pipin Tri Anjani
Reporter: Ali Hafidz Syahbana I Editor: Pipin Tri Anjani
TRIBUNMADURA.COM, SUMENEP - Seorang Ibu muda berinisial SL (30) tega membunuh bocah usia 4 Tahun di Kecamatan Ambunten, Kabupaten Sumenep, Madura.
Akibatnya, Ibu muda yang juga masih kerabat korban bernama Selfi Nor Indasari ini harus berurusan dengan polisi.
Saat ini, Ibu muda tersebut sudah ditetapkan sebagai tersangka dan dikenakan pasal 80 ayat (3) UU nomor 17 tahun 2016 atas perubahan UU nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak dengan ancaman hukuman 15 Tahun penjara.
Psikolog Nyimas Rabbiany menilai, kematangan emosi yang dimiliki pelaku (SL) belum berkembang optimal, dalam artian Ibu muda tersebut memiliki emosi yang kurang stabil.
Baca juga: Ibu Muda di Sumenep Bunuh Bocah 4 Tahun Diancam Hukuman 15 Tahun Penjara, Keluarga Korban Kecewa
Baca juga: Terungkap Cara Keji Ibu Muda di Sumenep Bunuh Selfi Bocah 4 Tahun, Korban Dijerat Kain Kerudung
Kenapa demikian, menurutnya karena dari emosinya yang kurang stabil itu membuat Ibu muda pembunuh bocah 4 Tahun itu kurang memiliki kemampuan dalam penyelesaian masalah dengan baik.
"Pengelolaan emosinya kurang bagus, ia agresif. Sehingga ia menyerang orang lain sampai pada tahap pembunuhan," kata Nyimas Rabbiany saat dikonfirmasi TribunMadura.com, Kamis (29/4/2021).
Psikolog lulusan kampus Untag Surabaya ini mengatakan, dalam kajiannya, sebagian besar dalam rumah tangga isu yang berkembang adalah kasus KDRT, baik fisik, psikis maupun ekonomi kemudian perselingkuhan dan kecemburuan.
"Ketiga hal ini adalah isu-isu rumah tangga yang seringkali mempengaruhi kondisi emosional," katanya.
Baca juga: DIBAKAR CEMBURU, Ibu Muda di Sumenep Bunuh Selfi Bocah 4 Tahun, Karung dan Sumur Tua Jadi Saksi Bisu
Menurut Nyimas Rabbiany, dari pembunuhan yang dilakukan pelaku terhadap anak perempuan ini adalah bentuk ketidak mampuan pelaku dalam mengendalikan diri menghadapi situasi-situasi yang menekan.
Bisa saja rasa cemburu ini katanya, adalah salah satu pencetus dari berbagai endapan, dari rasa kecewa, marah dan sedih yang dialaminya.
"Nah, emosi yang dipendam sejak lama ini akhirnya berakibat pada pembunuhan ini," katanya.