Berita Madiun
Porang Kini Jadi Incaran Pasar Global, Minat Petani di Jawa Timur Diklaim Semakin Meningkat
Negara tujuan ekspor porang Jawa Timur antara lain China, Vietnam, Jepang, Thailand, Singapura, Korea Selatan dan Taiwan.
Penulis: Sofyan Candra Arif Sakti | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Laporan Wartawan Tribun Madura Network Sofyan Arif Candra
TRIBUNMADURA.COM, MADIUN - Nilai ekspor porang terus meningkat setiap tahunnya.
Hal ini berdampak pada pasar umbi porang yang potensinya semakin besar.
Kepala Dinas Pertanian Jatim, Hadi Sulistyo menyebut, volume ekspor porang dari Jawa Timur pada tahun 2018 mencapai 5,51 ton dengan nilai sekitar Rp 270,3 miliar.
Sedangkan pada tahun 2019, kata dia, volume ekspor porang dari Jawa Timur meningkat 9 persen menjadi 6 ton dengan nilai sekitar Rp 297 miliar.
"Lalu pada tahun 2020 meningkat sampai 70 persen di volume 10 ton dengan nilai 499,08 miliar," kata Hadi Sulistyo saat mendampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meninjau industri porang di Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Jumat (13/8/2021).
Negara tujuan ekspor porang Jawa Timur antara lain China, Vietnam, Jepang, Thailand, Singapura, Korea Selatan dan Taiwan.
Hadi mengatakan minat petani Jawa Timur untuk menanam porang tiap tahun juga semakin meningkat.
"Harga umbi porang ini mencapai Rp 7 ribu perkilogram," ungkap dia.
"Dalam hitungan kasar, jika satu hektar menghasilkan 15 ton dengan umur panen 2-3 tahun, maka kurang lebih bisa menghasilkan Rp 105 juta per hektar," lanjutnya.
Kendalanya, menurut Hadi saat ini ketersediaan benih porang masih terbatas terutama terhadap standardisasi dan varietas.
Hingga kini masih tersedia satu varietas yang dilepas oleh pemerintah yaitu Varietas Madiun-1 pada tahun 2020.
Dengan keterbatasan benih tersebut juga berpengaruh terhadap harga benih yang beragam.
"Oleh karena itu ibu Gubernur (Khofifah Indar Parawansa) menerbitkan Pergub nomor 30 tahun 2021 tentang pengawasan peredaran benih porang," lanjutnya.
Dalam Pergub tersebut disebutkan benih porang atau katak porang dilarang diekspor.
"Boleh diekspor ketika sudah panen dan diolah dalam bentuk chip (keripik) atau tepung," terang Hadi.
Dengan ketersediaan benih porang unggulan, diharapkan mampu meningkatkan produksi porang di Jawa Timur.
"Saat ini baru 17 daerah di Jawa Timur yang jadi produsen Porang. Jadi kesempatan untuk menjadi petani porang masih terbuka lebar," ucap Hadi.
Hadi menjelaskan, tiap daerah di Jawa Timur bisa ditanami Porang terutama pada lahan yang banyak tegakannya.
"Di sela-sela lahan tegakkan yang kosong itu bisa ditanami dan akan lebih optimal dibandingkan lahan terbuka, selain itu perawatan Porang juga tidak ribet," pungkasnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/madura/foto/bank/originals/kepala-dinas-pertanian-jatim-hadi-sulistyo-saat-meninjau-industri-porang.jpg)